1. Pembina
Organ Pembina mempunyai kewenangan yang tertinggi dalam yayasan. Anggota Pembina diangkat dari orang perseorangan yang adalah pendiri yayasan
danatau mereka yang berdasarkan rapat anggota Pembina dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan. Pembina
mempunyai semua kewenangan yang tidak diserahkan, baik kepada Pengurus maupun Pengawas oleh undang-undang ataupun anggaran dasar. Ketentuan ini sangat
mirip dengan kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham suatu Perseroan Terbatas
112
dan juga ketentuan bahwa anggaran dasar berlaku sebagai undang-undang bagi perseroan terbatas bersangkutan.
Seorang Pembina tidak boleh merangkap jabatan menjadi seorang Pengurus atau menjadi Pengawas dalam yayasan. Larangan perangkapan jabatan dimaksudkan
untuk menghindari benturan kewenangan dan tugas serta tanggung jawab antara Pembina, Pengurus, dan Pengawas yang dapat merugikan kepentingan yayasan dan
pihak lain. Jabatan seorang Pembina akan berakhir apabila seorang Pembina mengundurkan diri dari jabatannya selaku Pembina, meninggal dunia, ditaruh
dibawah pengampuan ataupun dinyatakan pailit.
112
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern di Era Global, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2002 hlm. 48
Universitas Sumatera Utara
2. Pengurus
Pengurus yayasan berdasarkan pasal 35 ayat 1 Undang-Undang Yayasan bertanggung jawab penuh atas kepengurusan yayasan untuk kepentingan dan tujuan
yayasan. Kemudian berdasarkan pasal 35 ayat 2 Undang-Undang Yayasan. Berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip kerja, pengurus suatu yayasan dapat
dipersamakan dengan direksi dalam suatu perseroan terbatas. Menurut Paul L. Davies dalam Gouter’s Principle of Moilern Company law, halaman 601 mengemukakan
bahwa
113
In applying the general equitable principle to company directars, four experate rules soe emergeil. These are :
1. that directors must act in good faith in what they believe to be the best
interest of the company. 2.
that they must not exercise the powers conferrcd upon them for purposes different from those for which they were conferred
3. that must not letter their discretion as to how they shall act
4. that, withtin they informed consent of the company, they must not place
themselves in apposition in which their personal interests or duties to other person are liable to conflict with their duties.
Jika hal diatas diterapkan ke dalam bentuk yayasan, maka keempat prinsip
tersebut menunjukkan bahwa Pengurus yayasan dalam menjalankan tugas kepengurusannnya senantiasa :
1. bertindak dengan itikad baik
2. memperhatikan kepentingan yayasan dan bukan kepentingan Pembina,
Pengawas yayasan.
113
Businees News 673713-3-2002
Universitas Sumatera Utara
3. kepengurusan yayasan harus dilakukan dengan baik, sesuai dengan tugas
dan kewenangan yang diberikan kepadanya, dengan tingkat kecermatan yang wajar dengan ketentuan bahwa pengurus tidak diperkenankan untuk
memperluas maupun mempersempit ruang lingkup geraknya sendiri 4.
tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan benturan kepentingan antara kepentingan yayasan dengan kepentingan
pengurus yayasan. Pengurus dan pelaksana kegiatan yayasan, didasarkan dan dibatasi oleh
Anggaran Dasar Yayasan yang bersangkutan. Kewenangan bertindak pengurus yayasan dirumuskan dalam anggaran dasarnya.
Kewenangan pengurus meliputi semua perbuatan hukum yang mencakup dalam maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yayasan yang telah ditentukan Anggaran
Dasar Yayasan tersebut. Dengan demikian pengurus merupakan organ di dalam yayasan yang mengambil bagian dalam lalu lintas sesuai dengan maksud dan tujuan
Yayasan. Ini yang menjadi sumber kewenangan Pengurus untuk melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga. Menurut pasal 36 ayat 1 Undang-Undang
Yayasan, anggota Pengurus tidak berwenang mewakili Yayasan apabila : a
terjadi perkara di depan pengadilan antara yayasan dengan anggota pengurus yang bersangkutan;
b anggota pengurus yang bersamgkutan mempunyai kepentingan yang
bertentangan dengan kepentingan yayasan.
Universitas Sumatera Utara
Anggaran Dasar merupakan hukum positif yang mengikat semua organ Yayasan dan tidak dapat dikesampingkan. Jika ingin melakukan hal-hal yang
bertentangan atau tidak sejalan dengan Anggaran Dasar, maka hal yang dapat dilakukan yaitu merubah Anggaran Dasar. Namun perubahan Anggaran Dasar tidak
boleh bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang Yayasan dan Anggaran Dasar itu sendiri. Dengan demikian, pengurus yayasan menjalankan apa yang dikenal
sebagai perwakilan statuer, yaitu perwakilan berdasarkan Anggaran Dasar
114
Pengurus dalam menjalankan kewenangan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan tidak memiliki kepentingan pribadi guna menghindari terjadinya
conflict of interest, sehingga adanya larangan terjadinya conflict of interest bagi pengurus yayasan. Conflict of interest dapat terjadi dalam hal, personal interest
seseorang bertentangan dengan interest pihak lain yang diwakilinya dalam hubungan agen versus principal. Conflict of interest tidak diperkenankan karena dapat
mempengaruhi independency dan fairness dalam suatu persoalan atau transaksi.
115
Dalam hal yayasan melakukan perbuatan hukum ultra vires, yang diluar batas kecakapannya, maka perbuatan hukum tersebut batal demi hukum null and void;
nietig. Guna menghindari pembatalan tersebut, maka diperlukan penafsiran atas rumusan maksud dan tujuan yayasan, berpegang pada pengertian yang lazim menurut
kebiasaan reasonable sense, dan memperhatikan sejauh mana perbuatan tersebut dapat menunjang kegiatan yayasan dalam rangka pencapaian maksud dan tujuan
114
Chatamarrasjid Ais,Op.Cit.hlm.114
115
Ibid.hlm.101
Universitas Sumatera Utara
Yayasan adalah perbuatan intra vires, yakni tercakup dalam maksud dan tujuan yayasan. Undang-Undang Yayasan tidak secara tegas mengatur mengenai
kewenangan pengurus. Namun demikian maksud dan tujuan yayasan merupakan sumber kewenangan bertindak pengurus yayasan dalam mewakili yayasan di dalam
dan di luar Pengadilan
116
Pengurus dalam menjalankan kegiatan kepengurusan yayasan seakan mempunyai kewenangan tidak terbatas, namun kewenangan Pengurus tersebut
dibatasi dengan Undang-Undang Yayasan dan Anggaran Dasar Yayasan. Undang-Undang Yayasan menganggap perlu memberikan pembatasan bahkan
larangan bagi pengurus yayasan untuk melakukan tindakan pengurusan tertentu, karena tindakan yang dibatasi dan atau dilarang ditentukan secara tegas dan terbatas
dalam Undang-Undang. Pada pasal 37 Undang-Undang Yayasan disebutkan bahwa: 1.
Pengurus tidak berwenang: a
Mengikat yayasan sebagai penjamin utang b
Mengalihkan kekayaan yayasan kecuali apabila dengan persetujuan pembina, dan
c Membebani kekayaan yayasan untuk kepentingan pihak lain.
2. Anggaran Dasar dapat membatasi kewenangan Pengurus dalam melakukan
perbuatan hukum untuk dan atas nama yayasan.
116
Fred B.G Tumbuan,Kedudukan Hukum Yayasan dan Tugas serta Tanggung Jawab Organ Yayasan, Lokakarya Sosialisasi UU Yayasan” Makalah disampaikan pada Lokakarya Sosialisasi UU
Yayasan diselenggarakan oleh Pusat Pengkajian Hukum Perseroan dan Kenotariatan PPHN, Jakarta: 14 Agustus 2001.hlm.8
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pasal tersebut diatas, dapat diartikan bahwa pengurus yayasan sama sekali tidak diperkenankan untuk mengikat yayasan sebagai penjamin utang dan
membebani kekayaan yayasan untuk kepentingan pihak lain. Sedangkan untuk tindakan mengalihkan kekayaan yayasan, Pengurus dapat melaksanakan tindakan
tersebut sepanjang telah mendapat persetujuan pembina. Jika pengurus melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama yayasan,
Anggaran Dasar dapat membatasi kewenangan tersebut dengan menentukan bahwa untuk perbuatan hukum diperlukan persetujuan terlebih dahulu dari Pembina dan atau
Pengawas. Pengurus bertanggung jawab penuh atas kepengurusan yayasan untuk
kepentingan dan tujuan serta berhak mewakili yayasan, baik di dalam maupun diluar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat yayasan serta
menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa:
a Pengurus boleh mengalihkan kekayaan yayasan, meminjamkan atau
meminjamkan uang atas nama yayasan dan atau meminjamkan kekayaan yayasan dengan persetujuan tertulis terlbih dahulu dari Pembina
b Pengurus tidak boleh mengikat yayasan sebagai penjamin utang atau
membebani kekayaan yayasan untuk kepentingan pihak lain. Pengurus tidak boleh mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi
dengan yayasan, Pembina, Pengurus dan atau Pengawas atau seorang yang bekerja
Universitas Sumatera Utara
pada yayasan kecuali dalam perjanjian tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yayasan dan dengan mendapat persetujuan tertulis
dari Pembina. Selanjutnya Pengurus mempunyai kewajiban untuk:
a Membuat dan menyimpan catatan atau tulisan yang berisi keterangan hak
dan kewajiban serta hal lain yang berkaitan dengan kegitan usaha yayasan. b
Membuat dan menyimpan dokumen keuangan yayasan berupa bukti pembukuan dan data pendukung administrasi keuangan.
c Dalam hal yayasan mengadakan transaksi dengan pihak lain yang
menimbulkan hak dan kewajiban bagi yayasan, transaksi tersebut wajib dicantumkan dalam laporan tahunan sebagai cerminan dari asas keterbukaan
dan akuntabilitas pada masyarakat yang harus dilaksanakan dengan sebaik- baiknya.
117
3. Pengawas