santriwati sehingga mengenal dan merasakan secara langsung bagaimana kehidupan di pondok pesantren.
Melalui novel PBS, Abidah memberikan semangat feminisme kepada kaum perempuan untuk bangkit dan memperjuangkan hak-hak mereka yang dirampas oleh
orang-orang yang patriarkis. Novel PBS yang mengangkat masalah perempuan dan masalah keagamaan Islam telah memberi sumbangan dalam dunia sastra dan
menambah khazanah keanekaragaman novel di negeri ini. Novel PBS secara tidak langsung juga menimbulkan semangat masyarakat dan
pemerintah untuk mencari solusi dan merancang langkah-langkah memperbaiki nasib perempuan Indonesia agar menjadi lebih baik. Novel PBS dapat menjadi perintis bagi
perempuan agar terus berjuang untuk keadilan kaum perempuan dalam masyarakat. Perempuan yang membaca novel PBS akan lebih bijak dan tidak menyerah dalam
mencari solusi terhadap praktik-praktik dominasi tokoh antagonis yang bersifat patriarkis.
Penelitian ini menguraikan bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang terjadi pada tokoh utama dan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakadilan gender dalam novel
PBS. Masalah-masalah tersebut dianalisis berdasarkan kritik sastra feminisme.
1.2 Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan terarah, perlu adanya
perumusan masalah. Perumusan masalah dalam penelitian adalah:
1 Bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang terjadi pada tokoh utama dalam
novel PBS. 2
Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakadilan gender dalam novel PBS.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini menguraikan bentuk-bentuk ketidakadilan gender dibatasi pada tokoh utama saja. Selain itu, penelitian ini juga menguraikan faktor-faktor yang
menyebabkan ketidakadilan gender dalam dua ruang lingkup, yaitu: penafsiran ajaran agama Islam yang keliru dan kebudayaan Jawa. Masalah-masalah tersebut dianalisis
berdasarkan kritik sastra feminisme.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1
Untuk menguraikan bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang terjadi pada tokoh utama dalam novel PBS .
2 Untuk menguraikan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakadilan gender
dalam novel PBS.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam. 1.
Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai masalah-masalah perempuan, yaitu mengenai bentuk-bentuk ketidakadilan gender dan faktor-
faktor yang menyebabkan ketidakadilan gender dalam novel PBS. 2.
Membangkitkan kepedulian pembaca mengenai masalah perempuan dan memberikan pemahaman tentang sikap feminisme dalam novel PBS.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Menurut Widati 2001:38, konsep adalah unsur penelitian yang amat mendasar dan menentukan arah pemikiran si peneliti, karena menentukan penetapan variabel.
Variabel berhubungan dengan analisis data atau fakta sosial yang diteliti. Dalam situasi meneliti, peneliti harus memperhatikan faktor-faktor yang memiliki banyak
nilai sehingga memungkinkan terjadinya kegoyahan data yang berakibat dapat goyahnya hasil penelitian. Dalam ilmu sastra, konsep misalnya berupa ide, gagasan,
keindahan, dan fungsi sastra dalam masyarakat. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sebuah konsep dapat
ditetapkan melalui definisi. Definisi tersebut dapat digunakan peneliti untuk melihat gambaran bakal penelitiannya secara mendasar. Gambaran tersebut selanjutnya
membantu peneliti menetapkan teori. Penelitian ini menggunakan konsep gender. Untuk memahami konsep gender
harus dibedakan kata gender dengan kata seks jenis kelamin. Fakih Sugihastuti dan Saptiawan, 2007:95 menjelaskan kedua konsep tersebut sebagai berikut. Seks atau
kelamin adalah pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, manusia jenis laki-laki adalah
manusia yang memiliki penis dan memproduksi sperma. Adapun perempuan memiliki alat reproduksi, seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi telur,
memiliki vagina, dan mempunyai alat menyusui. Alat-alat tersebut secara biologis melekat pada manusia jenis perempuan dan laki-laki selamanya. Artinya, secara
biologis alat-alat tersebut tidak bisa dipertukarkan antara alat biologis yang melekat
Universitas Sumatera Utara
pada manusia laki-laki dan perempuan. Jadi, seks merupakan ketentuan Tuhan atau kodrat. Gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun
perempuan yang dibentuk, disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksi secara sosial atau kultural, melalui ajaran keagamaan maupun negara.
Konsep gender menyangkut semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan laki-laki, yang bisa berubah dari waktu ke waktu, dari suatu tempat ke
tempat lainnya, maupun dari suatu kelas sosial ke kelas lainnya. Misalnya, perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, dan keibuan; sedangkan laki-laki
dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Ciri dari sifat itu merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan. Artinya, di suatu tempat atau di waktu yang berbeda
ditemukan ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, dan keibuan, sementara itu ada juga perempuan yang kuat, rasional, dan perkasa. Itulah yang dikenal dengan konsep
gender. Ketidakadilan gender terbagi atas beberapa bentuk yakni:
1. Marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi.
2. Subordinasi atau anggapan tidak penting dalam sebuah keputusan politik.
3. Streotipe atau melalui pelabelan negatif.
4. Kekerasan.
5. Beban kerja yang panjang dan banyak.
2.2 Landasan Teori