Kekuatan Kelemahan Faktor Internal

86

5.1.1 Faktor Internal

Faktor internal dalam bahasan ini akan membahas pendalaman mengenai sumber daya yang dimiliki oleh KPPT dalam pengelolaan perizinan. Dari analisis faktor internal ini akan diperoleh sebuah pemahaman kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang dapat dipergunakan sebagai andalan KPPT untuk berkembang dalam peningkatan PAD melalui penerimaan retribusi IMB, selain kekuatan juga akan diperoleh pemahaman tentang kelemahan KPPT yang dapat dianalisis sebagai infomasi yang dapat dipertimbangkan dan bahkan diperkecil sehingga nantinya kelemahan tersebut tidak menjadi sebuah penghalang pengembangan KPPT dalam meningkatkan PAD Kabupaten Dairi. Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh KPPT.

5.1.1.1 Kekuatan

a. Struktur organisasi KPPT Kabupaten Dairi yang jelas, yaitu Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi pada KPPT menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa. b. Adanya peraturan daerah yang berlaku mengenai retribusi izin mendirikan bangunan, yaitu adanya dasar hukum yang menjadi pedoman pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pelaksanaan Izin Mendirikan Bangunan IMB di Kabupaten Dairi dan hubungannya dengan proses penyelenggaraan IMB diatur dalam Universitas Sumatera Utara 87 UU No 11 Tahun 2007 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Landasan hukum ini juga memberikan kapasitas terhadap instansi pelaksanaan dalam menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan bidang yang diberikan. Oleh sebab itu secara konstitusional dengan adanya peraturan tersebut sangat mendukung dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat, karena akan memberi arah dan sasaran yang jelas dalam mewujudkan kualitas pelayanan yang baik. c. Komunikasi dan interaksi yang sinergis, yaitu terjalinnya komunikasi dua arah antara atasan dengan bawahan atau dengan kata lain terjalinnya Kerjasama antar aparat, baik antara pimpinan dan bawahan, antar sesama pegawai dalam suatu organisasi sangat diperlukan dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Begitu pula dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, aparat hendaknya saling bekerjasama dalam melaksanakan tugas yang diemban. d. Motivasi kerja yang kuat, yaitu adanya kemauan pegawai untuk bekerja keras sesuai dengan yang diharapkan, walaupun masih ada beberapa pegawai yang belum memiliki motivasi yang kuat.

5.1.1.2 Kelemahan

a. Minimnya kuantitas dan kualitas SDM KPPT Kabupaten Dairi, yaitu jumlah SDM yang tersedia tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, dimana KPPT Kabupaten Dairi masih kekurangan SDM dan kualitas SDM yang ada masih rendah sehingga perlu untuk ditingkatkan agar pelaksanaan tugas dan fungsinya dapat dijalankan secara optimal. Universitas Sumatera Utara 88 b. Kurangnya sarana pendukung ke lapangan, dimana KPPT sebagai penyelenggara PTSP di Kabupaten Dairi tentu membutuhkan sarana lapangan yang memadai karena kondisi daerah dalam melakukan kunjungan lapangan terhadap usaha yang akan diterbitkan izinnya. Hal ini terlihat ketika kita mengamati bahwa transportasi lintas kecamatan dan desa masih kurang sehingga dinilai perlu pengadaan sarana pendukung lapangan. Karena Permasalahan ini merupakan masalah yang serius apabila tidak ditanggapi dengan segera, maka besar kemungkinan niat masyarakat untuk mengurus izin usaha masih rendah di masa yang akan datang. c. Lokasi gedung kantor KPPT kurang strategis, dimana letak kantor KPPT jauh dari pusat kota Kabupaten Dairi, sehingga banyak masyarakat tidak mengetahui dimana letak kantor KPPT Kabupaten Dairi. d. Terbatasnya dana untuk peningkatan kualitas SDM, yaitu tidak adanya dana khusus yang tersedia untuk melakukan pelatihan atau pendidikan terhadap SDM guna peningkatan kualitas SDM itu sendiri. e. Kurangnya koordinasi antara KPPT dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi dalam menentukan tarif retribusi izin mendirikan bangunan f. Tingginya tarif retribusi IMB yang harus dibayar oleh masyarakat yang mengurus IMB. g. Sosialisasi yang kurang efektif dan efisien, dimana sosialisasi yang dilakukan belum merata di kabupaten dairi. Universitas Sumatera Utara 89

5.1.2 Faktor Eksternal