Pihak Yang Mengeluarkan Fatwa Proses Penyediaan Fatwa Untuk Diwartakan

1. Pihak Yang Mengeluarkan Fatwa

Bagi menyelaraskan pengeluaran fatwa di negara ini, maka pihak yang dipertanggungjawabkan mengeluarkan fatwa ialah Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Agama Islam Malaysia. Fatwa yang akan dikeluarkan adalah menyentuh kepada perkara-perkara berikut: a. Masalah-masalah keagamaan yang bukan bersifat tempatan tetapi berkaitan dengan umat Islam Malaysia secara keseluruhan. b. Masalah-masalah keagamaan di suatu negeri bagian yang mungkin berlaku di negeri bagian yang lain. c. Masalah keagamaan yang bersifat tempatan dan daerah serta memenuhi syarat I dan II di atas. Jawatankuasa Fatwa Majelis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Islam Malaysia juga boleh menerima permohonan fatwa daripada mana-mana Ahli Jawatankuasa Negara bagian. 90

2. Kaidah Pengeluaran Fatwa Di Malaysia Tingkat Kebangsaan

Pengeluaran fatwa yang yang dilakukan di Malaysia adalah melalui dua cara: a. Melalui Arahan Rapat Majelis Raja-raja Proses pengeluaran fatwa ini bermula apabila rapat Majelis Raja-raja menitahkan agar Jawatankuasa Fatwa Majelis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Islam Malaysia mengeluarkan fatwa tentang sesuatu isu yang timbul dalam masyarakat. Majelis Muzakarah Fatwa diadakan dan apabila Majelis Muzakarah bersetuju mengeluarkan fatwa maka fatwa berkenaan akan dikemukakan kepada rapat Majelis Raja-Raja melewati Majelis Kebangsaan Hal Ehwal Islam Malaysia. Fatwa yang telah diterima oleh Majelis Raja-raja tersebut akan dibawa kepada 90 Dato’ Nooh Gadot, Pengurusan Fatwa di Malaysia, Malaysia: KUIM, 2006, h. 62 Jawatankuasa Fatwa atau Jawatankuasa Syariah negeri bagian tanpa boleh diubah dan seterusnya akan diwartakan oleh negeri bagian berkenaan. Antara fatwa yang pernah dikeluarkan lewat proses ini adalah fatwa pengharaman pertubuhan Al- Arqam dan kasus Takfir.

b. Tanpa Arahan Rapat Majelis Raja-Raja

Proses pengeluaran fatwa ini adalah melalui permohonan masyarakat Islam. Kasus yang dikemukakan akan dikaji dan kemudian disidangkan dalam rapat panel kajian syariah. Bagi kasus yang memerlukan perbincangan lanjut, ia akan dibentangkan dalam Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Majelis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Islam Malaysia. Fatwa yang diputuskan dalam Muzakarah ini akan dibawa ke Jawatankuasa Fatwa Jawatankuasa Syariah negeri bagian dan negeri bagian boleh mengubah keputusan tersebut atau menerimanya tanpa perubahan. Antara fatwa yang dikeluarkan melewati proses ini adalah fatwa pengharaman pengklonan manusia. Fatwa yang diwartakan melewati kedua cara seperti ini menjadi hukum dan akan menjadi undang-undang negeri bagian berkenaan. 91

3. Proses Penyediaan Fatwa Untuk Diwartakan

92 Jika suatu fatwa hendak diwartakan melalui proses yang sama seperti di atas, mengikut kajian suatu fatwa itu akan diwartakan seandainya ianya melibatkan kepentingan umum. Sebab-sebab lain yang digunakan untuk mewartakan suatu fatwa adalah seperti di bawah: a. Perkara baru yang tidak ada nash. 91 Ibid., h. 63 92 Ahmad Hidayat Buang, Penyediaan dan Pengeluaran Fatwa, Kuala Lumpur: Jabatan Syariah dan Undang-Undang, 2004, h. 102 b. Kasus mahkamah c. Menurut dasar kerajaanpemerintah d. Pencegahan dengan menggunakan undang-undang melewati warta Tempoh waktu yang diperlukan bagi mengeluarkan fatwa tersebut dalam bentuk warta adalah lebih lama waktunya yang berbeda dengan bentuk yang lain. Karena ia melibatkan beberapa proses yang ditetapkan oleh undang-undang antaranya: a. Persetujuan Majelis Agama Islam; b. Persetujuan Kerajaan Negara Bagian; c. Persetujuan Penasihat Undang-Undang Negara Bagian; d. Persetujuan Badan Fatwa Kebangsaan; dan e. Persetujuan SultanRaja. 93 Dari hasil penelitian disebutkan bahwa waktu yang diperlukan untuk menyediakan fatwa adalah selama satu sampai enam bulan, tergantung kepada masalah negeri bagian. Ada juga negeri bagian yang mengambil waktu selama setahun untuk mewartakan suatu fatwa. Namun, tempoh waktu ini adalah dalam keadaan proses biasa yang banyak bergantung kepada cepat atau lambat kelulusan pehak-pehak berkenaan seperti Majelis Agama Islam, Penasehat undang-Undang atau Kerajaan Negara Bagian. 94

4. Sumber Rujukan Bagi Mengeluarkan Fatwa