Kerangka Teori dan Konseptual

Buku kelima, “Mufti Lawan Mahathir” karya oleh Ahmad Lutfi Othman yang membicarakan tentang kasus-kasus fatwa yang dikeluarkan oleh mufti. Buku ini juga menjawab fungsi sebenar seorang mufti.

E. Kerangka Teori dan Konseptual

Bergulirnya semangat pembaharuan terhadap arus pemikiran Islam, khususnya dalam hukum Islam cukup mempunyai pengaruh bagi sikap dan tingkah laku keberagamaan, baik dalam konteks kehidupan bermasyarakat maupun bernegara. Pada hakikatnya, pemikiran Islam merupakan hasil olah pikir kaum muslimin yang dilakukan untuk mencari pemecahan atas berbagai persoalan yang mereka hadapi. Pemikiran kaum muslimin itu sudah tentu menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai titik tolak atau landasan yang sekaligus juga memberikan pengarahan, ke arah mana pemikiran harus dikembangkan. 7 Ada beberapa macam teori-teori tentang fatwa, diantaranya: 1. Menurut Hidayat Ahmad Buang berteori bahwa; Fatwa merupakan otoritas atau rujukan di dalam soal-soal agama yang dipatuhi baik secara kesadaran terhadap agama itu atau kadang-kadang secara perundang-undangan peme-rintah yang mewajibkan fatwa itu diikuti. 2. Menurut Muhammad Khalid Masud menyatakan bahawa fatwa adalah aspek praktikal undang-undang syari’ah, yaitu fatwa yang dikeluarkan oleh mufti sebagai respon kepada persoalan penghidupan yang berlaku. Justeru, fatwa merupakan satu usaha intelek merumuskan prinsip-prinsip syari’ah dari pelbagai sumbernya. 7 Fathurrahman Djamil, Metode Ijtihad Majelis Tarjih Muhammadiyah, Jakarta: Logos, 1995, h. vii 3. Menurut Profesor Hooker menyebut bahwa fatwa bersifat creative scholas-ticism iaitu perkembangan ilmu Islam tempatan yang kreatif. 8 Untuk memudahkan kerangka konsep dalam pembahasan penyerapan fatwa dibawah ini skema konsep hukum Islam yang menjadi landasan dasar dalam melihat penyerapan fatwa Jabatan Mufti Negeri Johor. Gambar 1. Kerangka Konseptual Fatwa merupakan suatu perbuatan yang dikeluarkan oleh seorang alim mengenai hukum-hukum yang bersangkutan dengan syari’ah. Jabatan Mufti Johor mentakrifkan sebagai suatu penentuan syar’ie yang tidak didapati nashnya nash yang tidak jelas yang memerlukan fatwa ataupun tidak ada nash berhubung sesuatu hukum yang diputuskan dengan berdasarkan istinbat iaitu mengambil sesuatu penentuan atau mengeluarkan hukum dan istidlal yaitu sesuatu keputusan yang diambil dengan cara penghujahan atau pendalilan 9 8 Ahmad Hidayat Buang, Fatwa di Malaysia, Kuala Lumpur: Jabatan Syariah dan Undang-undang, 2004, cet I, h. 1 9 Ruzian Markom, Apa Itu Undang-Undang Islam, Pahang: PTS Publications Distributors Sdn Bhd., 2003, cet. I, h. 145 AL-Quran, as-Sunnah,al- Ijma’ dan al-Qiyas Ijtihad Al-Fiqh al-Muawwal Qanun Mujtahid Mufti Imam Madzhab Al-Fiqh al-Munazzal Fatwa atau ijtihad yang dikeluarkan oleh mujtahid mufti dapat disebut dengan hukum fikih. Fikih berarti ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang bersifat amaliah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili. 10 Fatwa bisa saja berbeda antara seorang ulama dengan ulama yang lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan adanya perbedaan- perbedaan pendapat yang pada akhirnya hukum fikih tersebut terbagi kepada madzhab- madzhab fikih. Pada tahap selanjutnya, penyerapan fatwa dilaksanakan oleh negara atau pemerintah yang digarap melalui undang-undang. Dalam pembuatan undang-undang tersebut, pemerintah mengadopsi fatwa yang disebut Qanun.

F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan