46
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
3
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 7 Tangerang tahun pelajaran 2008-2009.
Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII
H
dan VIII
I
SMP N 7 Tangerang yang diambil secara simple random sampling. Simple random sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan
sampel penelitian. Sampel penelitian yang digunakan adalah kelas yang anggota populasinya beragama islam, hal ini dikarenakan dalam pembelajaran
di kelas menyisipkan nilai religius. Kelas VIII
H
sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIII
I
sebagai kelompok kontrol.
Tabel 3.2 Data dan Sumber Data E.
Data dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai hasil belajar
siswa yang mencakup penguasaan konsep cahaya bernuansa nilai dan respon
siswa terhadap pembelajaran yang diberikan. Data dan sumber data secara
lengkap dapat dilihat pada tabel 3.2.
No Jenis Data
Sumber Data Instrument
1 Hasil belajar sebelum
menggunakan metode pembelajaran Problem Based
Learning PBL Siswa Tes
hasil belajar
2 Hasil belajar sesudah
menggunakan metode pembelajaran Problem Based
Learning PBL Siswa Tes
hasil belajar
3 Respon siswa terhadap
pembelajaran Problem Based Learning PBL
pada konsep cahaya bernuansa nilai
Siswa Kuesioner
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h.130-131.
47
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan nontes. Tes berupa pretest dan postest dengan menggunakan 20 butir soal pilihan ganda
yang bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa. Sedangkan nontes berupa kuesioner digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran Problem Based Learning PBL pada konsep cahaya bernuansa nilai.
G. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua instrument, yaitu :
1. Tes
Instrumen tes tertulis pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar pada aspek kognitif siswa. Tes tertulis yang
digunakan adalah tes objektif jenis pilihan ganda berjumlah 20 butir soal dengan empat option pada konsep cahaya bernuansa nilai. Tes objektif
adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif.
4
2. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh keterangan tertentu dari responden. Kuesioner ini
digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning PBL pada konsep cahaya
bernuansa nilai. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Butir-butir kuesioner menggunakan skala likert yang telah dimodifikasi
menjadi empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setujun STS.
5
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002, h.164.
5
Luhut P. Panggabean, Penelitian Pendidikan, Bandung: FPMIPA-IKIP, 1996, h.50.
48
H. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
6
Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.
Sedangkan variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning PBL. Sedangkan variabel terikat
pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada konsep cahaya bernuansa nilai.
I. Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen untuk menganalisis butir soal yang akan diuji cobakan pada sampel menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
1. Uji Instrumen Hasil Belajar
a. Pengujian Validitas instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas merupakan syarat
yang terpenting dalam suatu evaluasi. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur objek yang
seharusnya diukur sesuai dengan kriteria tertentu, artinya ada kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran
pengukuran. Untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan rumus Point Biserial:
7
6
Ibid, h.61.
7
Suharsimi Arikunto, op.cit, h.79.
49
q p
SD M
M r
t t
p pbis
− =
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Validitas Instrumen
Keterangan: r
pbis
= r point biserial M
t
= mean skor total yang berhasil dicapai peserta tes M
p
= mean skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya p = proporsi peserta tes yang menjawab betul
q = proporsi peserta tes yang menjawab salah Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks
validitasnya sebagai berikut:
8
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80-1,000 Sangat Tinggi
0,60-0,799 Tinggi 0,40-0,599 Sedang
0,20-0,399 Rendah 0,00-0,199
Sangat Rendah Tidak Valid
Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus tersebut, didapatkan hasil sebagai berikut: validitas soal dengan kriteria tinggi
hanya butir soal 35, kriteria sedang ada 16 butir soal, kriteria sangat rendah 10 butir soal, dan 13 butir soal dengan kriteria rendah. Butir
soal yang dinyatakan valid sebanyak 22 butir soal, tetapi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai instrumen sebanyak 20 butir
soal yaitu butir soal 1, 2, 3, 8, 10, 11, 16, 18, 21, 22, 23, 25, 26, 30, 31, 32, 33, 35, 37, dan 40.
8
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan peneliti Pemula, Bandung: ALFABETA, 2005, h.98.
50
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
⎥⎦ ⎤
⎢⎣ ⎡
− =
∑
2 2
11
1 S
pq S
n n
r
Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
b. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpulan data dan apabila
digunakan akan memberikan hasil yang tetap meskipun diteskan berulang kali. Suatu alat evaluasi dikatakan baik jika antara lain
reliabilitasnya tinggi Uji relabilitas yang digunakan dalam menguji instrumen
pemahaman konsep Y dengan menggunakan rumus Kurder Richardson atau KR-20.
9
Keterangan: r
11
= reliabilitas instrumensecara keseluruhan n = jumlah item
S = standar deviasi dari tes p = proporsi responden yang menjawab benar
q = proporsi responden yang menjawab salah q=1-p ∑pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q
Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya sebagai berikut:
10
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,81-1,00 Sangat Tinggi
0,61-0,80 Tinggi 0,41-0,60 Sedang
0,21-0,40 Rendah 0,20
Sangat Rendah
9
Suharsimi Arikunto, op.cit, h.100.
10
Ahmad Sandy Rizani, “Meningkatkan Pemahaman Konsep siswa pada Pokok Materi Momentum, Impuls, dan Tumbukan dengan Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran”,
Skripsi PPS UIN, 2008, h.49.
51
Setelah dianalisis dengan rumus tersebut, didapatkan hasil bahwa soal yang digunakan reliabel dengan nilai 0,76 dengan kriteria
reliabilitas tinggi.
JS B
P =
c. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu
soal disebut indeks kesukaran P. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks
kesukaran yaitu :
11
Keterangan : P = Indeks Kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab dengan benar JS = Jumlah siswa yang mengikuti tes
Kriteria tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut :
12
P = 0,00 – 0,30 adalah soal sukar P = 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
P = 0,70 - 1,00 adalah soal mudah Setelah dianalisis dengan rumus tersebut, didapatkan hasil
sebagai berikut: tingkat kesukaran dengan klasifikasi sukar ada 10 butir soal, klasifikasi sedang ada 28 butir soal, dan 2 butir soal yaitu
butir soal 19 dan 39 diklasifikasikan mudah.
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2002, h.208.
12
Ibid, h.210.
52
B A
B B
A A
P P
J B
J B
D −
= −
= d.
Daya Pembeda Soal Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes
hasil belajar untuk dapat membedakan antara test yang berkemampuan tinggi dengan test yang berkemampuan rendah. Daya pembeda
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
13
Keterangan : D : Daya pembeda
BA : Banyaknya siswa kelas atas yang menjawab benar
BB : Banyaknya siswa kelas bawah yang menjawab benar
JA : Jumlah siswa kelas atas
JB : Jumlah siswa kelas bawah Klasifikasi daya pembeda soal :
14
D : 0,00 – 0,20 termasuk kategori jelek D : 0,20 – 0,40 termasuk kategori cukup
D : 0,40 – 0,70 termasuk kategori baik D : 0,70 – 1,00 termasuk baik sekali
Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus tersebut, didapatkan hasil sebagai berikut: daya pembeda soal dengan klasifikasi
jelek ada 17 butir soal, klasifikasi cukup 6 butir soal, dan 17 butir soal diklasifikasikan baik.
J. Teknik Analisis Data