24
yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan motorik, manipulasi bahan atau
objek. Hasil belajar dalam ranah kognitif tersebut secara rinci
dikategorikan ke dalam enam jenjang kemampuan yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif
adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, sikap adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan dengan persepsi dan
tingkah laku. Ranah afektif ini dirinci oleh Krathwohl dkk., menjadi lima
jenjang, yaitu perhatian atau penerimaan receiving, tanggapan responding, penilaian atau penghargaan valuing, pengorganisasian
organization, dan karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai characterization by a value or value complex.
23
Simpson 1956 menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini
tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Ranah psikomotor ada yang membagi menjadi tujuh tingkatan dan ada
pula yang hanya enam tingkatan, yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola
gerakan, dan kreatifitas.
24
Semua itu bersifat hirarki, artinya kemampuan yang pertama harus dikuasai terlebih dahulu sebelum menguasai
kemampuan kedua.
3. Definisi Nilai
Kata “value”, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi nilai, berasal dari bahasa latin valere atau bahasa
Prancis Kuno valoir. Sebatas arti denotatifnya, valere, valoir, value, atau nilai dapat dimaknai sebagai harga. Namun, ketika kata tersebut sudah
dihubungkan dengan suatu obyek dari sudut pandang tertentu, harga yang terkandung di dalamnya memiliki tafsiran yang bermacam-macam. Ada
23
Ahmad Sofyan, et al. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta : UIN Jakarta press, 2006, h.20.
24
Ibid, hal. 23-24
25
harga menurut ilmu ekonomi, psikologi, sosiologi, antropologi, pendidikan, politik, maupun agama. Istilah nilai banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, baik secara lisan, maupun secara tertulis. Istilah nilai mempunyai pengertian yang mirip dengan kebaikan.
Ada dua pandangan tentang nilai. Yang pertama berpandangan bahwa nilai merupakan ukuran tertinggi dari perilaku manusia dan
dijunjung tinggi oleh sekelompok masyarakat serta digunakan sebagai pedoman dalam sikap dan bertingkah laku. Pandangan lain menganggap
bahwa nilai merupakan hal yang tergantung pada penangkapan dan perasaan orang yang menjadi subyek terhadap sesuatu atau fenomena
tertentu.
25
Nilai didefinisikan dengan cara berbeda-beda oleh banyak ahli, hal ini dikarenakan pengertian nilai disesuaikan dengan teori atau sudut
pandang yang dianut oleh para ahli. Seperti dinyatakan Kurt Baier,
seorang sosiologi menafsirkan nilai dari sudut pandangnya sendiri tentang keinginan, kebutuhan, kesenangan seseorang sampai pada sanksi dan
tekanan dari masyarakat. Seorang psikolog menafsirkan nilai sebagai suatu kecenderungan perilaku yang berawal dari gejala-gejala psikologis, seperti
hasrat, motif, sikap, kebutuhan, dan keyakinan yang dimiliki secara individual sampai pada wujud tingkah lakunya yang unik. Seorang
antropolog melihat nilai sebagai “harga” yang melekat pada pola budaya masyarakat seperti dalam bahasa, adat kebiasaan, keyakinan, hukum, dan
bentuk-bentuk organisasi sosial yang dikembangkan manusia. Lain lagi dengan seorang ekonom yang melihat nilai sebagai “harga” sutau produk
dan pelayanan yang dapat diandalkan untuk kesejahteraan manusia.
26
Dalam pendidikan tentu saja pilihan yang diharapkan adalah nilai-nilai yang sesuai dengan tuntutan yang ada, baik yang berlaku dalam
masyarakat maupun ajaran agama.
25
Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat model Pembelajaran kontekstual Bermuatan Nilai, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, h.82.
26
Rohmat mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung : Alfabeta, 2004, h.8- 9.
26
Perbedaan cara pandang mereka dalam memahami nilai telah berimplikasi pada perumusan definisi nilai. Berikut ini dikemukakan
empat definisi nilai yang masing-masing memiliki tekanan yang berbeda. 1.
Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar
pilihannya. Definisi ini kemukakan oleh Gordon Allport. Menurut Allport
nilai terjadi pada wilayah psikologis yang disebut keyakinan. 2.
Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternatif
Kupperman, 1983. Definisi ini memiliki tekanan utama pada norma
sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku manusia. 3.
Nilai adalah sesuatu yang ditunjukan dengan kata “ya”. Definisi ini merupakan definisi yang memiliki kerangka yang lebih umum dan luas
dari pada dua definisi sebelumya. 4.
Nilai adalah konsepsi tersirat arau tersurat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok dari apa yang
diinginkan, yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara
dan tujuan akhir tindakan. Definisi ini dirumuskan oleh Kluckhohn Brameld, 1957
. Menurut Brameld, definisi itu memiliki banyak
implikasi terhadap pemaknaan nilai-nilai budaya dalam pengertian
yang lebih spesifik jika dikaji secara mendalam. Namun Brameld
dalam bukunya tentang landasan-landasan budaya pendidikan hanya mengungkapkan enam implikasi penting, yaitu :
a. Nilai merupakan konstruk yang melibatkan proses kognitif logis
dan rasional dan proses katektik ketertarikan atau penolakan menurut kata hati.
b. Nilai selalu berfungsi secara potensial, tetapi selalu tidak bermakna
apabila diverbalisasi. c.
Apabila hal itu berkenanaan dengan budaya, nilai diungkapkan dengan cara yang unik oleh individu atau kelompok.
d. Karena kehendak tertentu dapat bernilai atau tidak, maka perlu
diyakini bahwa nilai pada dasarnya disamakan dari pada
27
diinginkan, ia didefinisikan berdasarkan keperluan sistem kepribadian dan sosio-budaya untuk mencapai keteraturan atau
untuk menghargai orang lain dalam kehidupan sosial. e.
Pilihan diantara nilai-nilai alternatif dibuat dalam konteks ketersediaan tujuan antara means dan tujuan akhir ends.
f. Nilai itu ada, ia merupakan fakta alam, manusia, budaya, dan pada
saat yang sama ia adalah norma-norma yang telah disadari. Definisi nilai di atas merupakan empat dari sekian banyak definisi
nilai yang dapat dirujuk. Untuk kebutuhan pengertian nilai yang lebih sederhana, namun mencakup keseluruhan aspek yang terkandung dalam
empat definisi di atas, kita dapat menarik suatu definisi baru, yaitu : nilai adalah rujukan atau keyakinan dalam menentukan pilihan.
27
Untuk memahami pengertian nilai secara lebih dalam, berikut ini akan disajikan sejumlah definisi nilai dari beberapa ahli.
1.
Joseph R. Roncek dan Ronald L.Warren, manyatakan bahwa nilai
merupakan suatu kemampuan yang memuaskan setiap keinginan manusia, yang dinyatakan sebagai ciri sesuatu benda, buah pikiran,
atau isi dari sesuatu pengalaman.
28
2. Nilai adalah bentuk khusus dari motivasi yang melekat pada diri
seseorang dalam masa yang lama, diekspresikan secara konsisten, stabil, dan layak untuk digunakan. Definisi ini dirumuskan oleh
Straughan dan Wrigley.
3.
Menurut Kniker, nilai sebagai gabungan sikap yang menghasilkan
perbuatan atau pilihan dengan sengaja untuk menghindari tindakan tersebut.
4.
Frankel menjelaskan nilai sebagai gagasan atau suatu konsep tentang
apa yang dipikirkan seseorang yang penting dalam kehidupan. 5.
Menurut Shaver dan String nilai adalah patokan dan prinsip-prinsip
kita yang merupakan kriteria untuk menimbang atau menilai suatu hal
27
Ibid, hal. 11
28
Neneng Olivia, Pengembangan Keterampilan Proses berbasis Nilai-Nilai Sains untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VII, Skripsi PPS UPI, 2005, h.23
28
apakah baik atau buruk, berguna atau sia-sia, dihargai atau tercela, atau di antara kedua ekstrim itu.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan suatu gagasan atau konsep yang dijadikan acuan atau patokan
dan motivasi dalam menentukan suatu hal atau tindakan yang hasilnya berguna atau sia-sia. Konsep atau gagasan tersebut dipegang dalam waktu
yang relatif lama sehingga stabil dan dinyatakan secara konsisten.
Rokesch dalam Lim Loong Fatt mendefinisikan nilai sebagai
berikut: A “Value” is an enduring belief that a specific mode of conduct or end-
state of existence is personally or socially preferable to an opposite or converse mode of conduct or end-state of existence.
29
Secara singkat dapat diartikan nilai adalah kepercayaan bahwa suatu tindakan atau hasil memiliki suatu kelebihan baik secara sosial atau
personal dibandingkan hal lain yang berbeda atau yang menjadi kebalikannya.
Seah dan Bishop 2001 menjelaskan bahwa nilai yang dipahami
pengajar mewakili “pengaturan kognisi” dalam berbagai variabel semacam kepercayaan dan perilaku, dan penghayatan nilai tersebut dalam sistem
afektif kognitif pribadi mereka.
30
Pengertian nilai menurut Schwartz
1994 adalah:
31
1. Suatu keyakinan,
2. Berkaitan dengan cara bertingkah laku atau tujuan akhir tertentu,
3. Melampaui situasi spesifik,
4. Mengarahkan seleksi atau evaluasi terhadap tingkah laku, individu,
dan kejadian-kejadian, serta
29
Lim Loong Fatt, Inculcating Values Through Science Pratical Work, makalah disampaikan dalam seminar International Seminar On Development of Value In Mathematics And
Science Education, Faculty of Education, University of Malaya, 3 Agustus 2007, h.3.
30
Alan J. Bishop, Value in Mathematics and Science Education: Similarities and Differences, dalam Journal The Montana Mathematics Enthusianst, ISSN 1551-3440, Vol.5, no.1,
h.1.
31
Anonim, Nilai, http:rumahbelajarpsikologi.comindex.phpnilai.html.
29
5. Tersusun berdasarkan derajat kepentingannya.
4. Nilai dalam Pembelajaran Sains