Nilai Pendidikan Iman Kepada Hari Kebangkitan

karena nama istilah itu dibuat untuk menunjuk kepada makna. Jadi makna adalah ushul dasar sedangkan lafazh adalah penyerta. Dari sini kita dapat memahami mengapa al-Qur’an menjadikan masalah sabar sebagai syarat kebahagiaan di akhirat, tiket masuk ke surga dan sarana untuk mendapatkan sambutan para malaikat. Firman Allah, ☺ ☺ ﺪ ﺮﻟا : - sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; sambil mengucapkan: Salamun alaikum bima shabartum. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. QS. Ar-Ra’d [13] : 23-24

4. Nilai Pendidikan Iman Kepada Hari Kebangkitan

Yang dimaksud dengan hari akhir adalah saat Allah membangkitkan kembali manusia untuk hidup lagi, setelah habisnya waktu yang ditentukan pada ilmu-Nya, bagi kehidupan dunia yang kini sedang dialami oleh manusia di permukaan bumi ini. Hidup pada hari akhir dimaksudkan untuk memberi balasan kepada setiap insan atas amal yang telah diperbuatnya. Banyak orang berfikir bahwa kehidupan setelah mati tidak masuk di akal dan bertanya bagaimana akan dibangkitkan sedang mereka telah menjadi tulang dan debu. Tidakkah mereka pikir bahwa mereka diciptakan dari sesuatu yang tidak ada sebelumnya, pertama sebagai tanah, kemudian dari mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging, sebagian ada yang jadi dan sebagian ada yang tidak jadi, lalu disimpan dalam rahim sampai waktu tertentu, kemudian lahir sebagai bayi dan kemudian dipelihara sampai pada umur tertentu sampai ia mempunyai kekuatan; hendaknya mereka semua merenungkan betapa bumi itu tandus dan tidak tumbuh, tapi jika Allah menurunkan hujan, maka segar dan mekarlah ia, dan tumbuhlah bermacam-macam tumbuhan yang indah berpasangan. “Ketahuilah bahwa Dia yang telah menciptakan langit dan bumi, mampu menghidupkan yang telah mati karena Dia Maha Kuasa atas segalanya”. 22 Allah berfirman : ⌧ ⌧ ☺ ☺ ☺ ⌧ ☺ ☺ نﻮ ﺆﻤﻟا : - Artinya: Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati berasal dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh rahim. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan dari kuburmu di hari kiamat. QS. Al-Mu’minun: [23] 12-16 Beriman kepada hidup sesudah mati adalah ajaran pokok agama Islam yang terakhir. Perkataan yang biasa digunakan oleh al-Qur’an untuk menyatakan hidup sesudah mati ialah al-akhirat; kata akhir adalah lawan kata awal artinya, permulaan; jadi berarti kata akhir berarti kesudahan, atau kemudian, atau terakhir, selain kata al-akhirat, digunakan pula kata yaumul akhir artinya hari akhir, kadang-kadang digunakan pula darul akhirah artinya tempat tinggal terakhir. 22 Abul A’la Al-Maududi, Esensi Al-Qur’an, Filsafat Politik Ekonomi Etika, Jakarta: Mizan, tt, h. 20 ☺ ةﺮﻘ ﻟا : Artinya : Di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian, pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Q.S. Al-Baqarah [2]: 8 Demikian terlihat bahwa keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan kepada hari kemudian. Memang keimanan kepada Allah tidak sempurna kecuali dengan keimanan kepada hari akhir. Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan sempurna motivasinya dengan keyakinan tentang adanya hari kemudian. Karena kesempurnaan ganjaran dan balasannya hanya ditemukan dihari kemudian nanti. Dalam memberikan bukti dan kepuasan akal tentang kebenaran akan datangnya hari kebangkitan itu, Islam menempuh cara yang logis. Maka firman Allah dalam kitab-Nya yang mulia: ⌧ ⌧ ⌧ ☺ ⌧ ⌧ ⌧ ☺ ⌧ ⌦ ﺤﻟا : - Artinya: Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan dari kubur, Maka ketahuilah Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian dengan berangsur- angsur kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan adapula di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Yang demikian itu, Karena Sesungguhnya Allah, dialah yang haq dan Sesungguhnya dialah yang menghidupkan segala yang mati dan Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dan Sesungguhnya hari kiamat itu Pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. Q.S. Al-Hajj [22] : 5-7. Bila masih ada orang yang ragu tentang berulangnya kehidupan manusia sesudah mati, hendaklah ia meneliti periode-periode dalam hidupnya. Dia pasti akan melihat gejala-gejala kekuasaan Ilahi Yang Mahakuasa dan pencipta segala sesuatu yang sangat menakjupkan. Dan pastikan pula keindahan ciptaan Allah di atas bumi yang luas terhampar. 23 Banyak redaksi yang digunakan al-Qur’an untuk menguraikan hari akhir, misalnya yaum al-ba’ts hari kebangkitan, yaum al-qiamah hari kiamat, yaum al-fashl hari pemisah antara pelaku kebaikan dan kejahatan. al-Qur’an al-Karim menguraikan masalah kebangkitan secara panjang lebar, kata al-yaum al-akhir saja terulang sebanyak 24 kali, di samping kata akhirat yang terulang sebanyak 115 kali. Ini menunjukkan betapa besar perhatian al-Qur’an dan betapa penting 23 Anshori Umar Sitanggal, Islam Membina Masyarakat Adil Makmur, tt: Pustaka Dian, 1984, cet. I, h. 88 permasalahan ini. Banyak juga sisi dari “hari” tersebut yang diuraikan al-quran, dan uraian itu yang tidak jarang berbeda informasinya; bahkan berlawanan diletakkan dalam berbagai surat. Seakan-akan al-Qur’an bermaksud untuk memantapkan keyakinan tersebut bagian demi bagian serta fasal demi fasal dalam jiwa pemeluknya. Di sisi lain, banyak pula cara yang ditempuh al-Qur’an ketika menguraikan masalah tersebut serta banyak pula pembuktiannya. 24 Perlukah bukti tentang hari akhir? Kehidupan sesudah mati pasti adanya. Bukankah makhluk yang termulia adalah makhluk yang berjiwa? Bukankah yang termulia diantara mereka adalah yang memilih kehendak dan kebebasan memilih? Kemudian yang termulia dari kelompok ini adalah yang mampu melihat jauh ke depan, serta mempertimbangkan dampak kehendak dan pilihan-pilihannya. Demikian logika kita berkata. Dari sini pula jiwa manusia memulai pertanyaan- pertanyaan baru. Sudahkah semua orang melihat dan merasakan akibat perbuatan- perbuatannya yang didasarkan oleh kehendak dan pilihannya itu? Sudahkah yang berbuat baik memetik buah perbuatannya? Sudahkah yang berbuat jahat menerima nista kejahatannya? Jelas tidak, atau belum, bahkan alangkah banyak manusia- manusia baik yang dicambuk oleh kehidupan dengan cemeti-cemetinya, dan alangkah banyak pula orang-orang jahat yang disuapi oleh dunia dengan kenikmatan-kenikmatannya. Demikian Nabi Ayyub a.s. yang mengalami kepahitan hidup mengeluh kepada Tuhannya. Karena itu, demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupan baru di mana semua pihak akan memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatannya yang didasarkan atas pilihannya masing-masing. Itu sebabnya al- Qur’an menamai hidup di akhirat sebagai al-hayawan yang berarti “hidup yang sempurna”; dan kematian dinamainya wafat yang arti harfiahnya adalah “kesempurnaan”. Kehidupan akhirat dimulai dengan peniupan sangkakala: 24 Qurais Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudhi’i Atas Pelbagai Permasalahan Umat , Bandung: Mizan, 1996, cet II, h. 81 ☺ ﺔ ﺎﺤﻟا ٩ : - Artinya: “Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup. Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat. Dan terbelahlah langit, Karena pada hari itu langit menjadi lemah”. SQ. Al-Haqqah [69]: 13-16. Dalam ayat lain dijelaskan bahwa: ☺ ⌧ ﺮ ﺰﻟا ٩ : Artinya: “Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah”. QS. Az-Zumar [39]: 68 Yang dikecualikan antara lain adalah malaikat Israfil yang bertugas meniup sangkakala itu. Ini karena masih akan ada peniupan kedua sebagaimana lanjutan ayat di atas: ﺮ ﺰﻟا ٩ : Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu putusannya masing-masing”. QS. Az-Zumar [39]: 68 Banyak sekali ayat al-Qur’an yang berbicara tentang kehancuran alam raya, matahari digulung, bulan terbelah, bintang-bintang pudar cahayanya, gunung dihancurkan sehingga menjadi debu yang beterbangan bagaikan kapas, dan sebaginya. Itu semua merupakan kehancuran total, bukan sebagian tertentu saja dari alam raya ini. Begitu manusia dihidupkan kembali dengan peniupan sangkakala kedua, tiba-tiba: ⌧ ⌧ ﺮﻤﻘﻟا : - Artinya: “Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan. Mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. orang-orang kafir berkata: Ini adalah hari yang berat. QS. Al-Qamar [54]: 6-8. Ada jarak waktu antara peniupan pertama dan kedua. Hanya Allah yang mengetahui kadar waktu itu. Dan ketika semua makhluk telah meninggal, termasuk Israfil, Allah “berseru” dan “bertanya”: Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan”. QS. Al-Mu’min [40]: 16 Saat peniupan kedua, manusia sadar bahwa kehidupan di dunia hanya sebentar.QS Al-Isra’ [17]: 43 bahkan mereka merasa hanya bagaikan beberapa saat disore atau pagi hari An-Naziat [79]: 46.

5. Nilai Pendidikan Kewajiban Belajar Mengajar