A. Al-Qur’an
Kedudukan al-Qur’an sebagai sumber dapat dilihat dari kandungan surat al-Baqarah ayat 2 :
☺ ﻟا
ةﺮﻘﺑ :
Artinya: Kitab Al Quran Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. QS. Al-Baqarah [2]: 2
Al-Qur’an adalah petunjuk-Nya yang bila dipalajari akan membantu menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman berbagai problem
hidup.apabila dihayati dan diamalkan menjadi pikiran rasa dan karsa mengarah pada realitas keimanan yang dibutuhkan bagi stabilitas dan ketentraman hidup
pribadi dan masyarakat.
B. As-Sunnah
Setelah al-Qur’an, pendidikan Islam menjadikan as-Sunnah sebagai dasar dan sumber kurikulumnya. Secara harfiah sunnah berarti “jalan, metode dan
program. Secara istilah sunnah adalah perkara yang dijelaskan melalui sanad yang shahih baik itu berupa perkataan, perbuatan atau sifat Nabi Muhammad Saw”.
7
Sebagaimana al-Qur’an sunah berisi petunjuk-petunjuk untuk kemaslahatan manusia dalam segala aspeknya yang membina manusia menjadi
muslim yang bertaqwa. Dalam dunia pendidikan sunah memiliki dua faedah yang sangat besar, yaitu:
1. Menjelaskan sistem pendidikan Islam yang terdapat dalam al- Qur’an atau
menerangkan hal-hal yang tidak terdapat didalamnya. 2.
Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasulullah Saw bersama anak-anaknya dan penanaman keimanan kedalam jiwa yang
dilakukannya.
8
7
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan masyarakat, Jakarta : Gema Insani Press, 1995, hlm. 31
8
Abdurrahman An Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Bandung: Diponegoro, 1992, hlm. 47.
B. Pengertian Pendidikan Islam .
Kata pendidikan, secara bahasa etimologi, berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata majemuk “paedagogik”. Kata tersebut terdiri dari dua kata, yaitu kata
paes dan ago. Paes berarti anak, sedangkan ago berarti aku membimbing. Kata
paedagogike ini bisa diartikan secara simbolik, hingga kemudian memiliki arti sebagai perbuatan membimbing anak didik. Dalam hal ini membimbing menjadi
kegiatan inti dalam proses pendidikan.
9
Dengan demikian berarti bahwa, pendidikan adalah bimbingan untuk mencapai kedewasaan anak didik yang
kemudian pada suatu saat tertentu anak didik akan kembali ke dalam masyarakat. Sedangkan secara istilah terminologi, pendidikan mempunyai definisi
yang beragam, antara lain : Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1, disebutkan
bahwa : “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang
akan datang”.
10
Menurut Brubacher, sebagaimana yang dikutip oleh M. Noor Syam dalam buku pengantar dasar-dasar kependidikan dinyatakan bahwa, “pendidikan
diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam menyesuaikan dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam semesta”.
11
Berdasarkan keseluruhan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh si pendidik untuk
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan menuju terbentuknya kepribadian utama bagi
peranannya yang akan datang dan agar menyesuaikan diri dengan alam semesta. Dengan demikian yang menjadi titik tekan dalam proses pendidikan
tersebut adalah kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan untuk mengembangkan potensi personal anak didik, sehingga anak didik benar-benar
9
Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Rineka Cipta, 1991, h.70
10
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Dan Peraturan Pelaksanaannya, Jakarta : Sinar Grafika, 1995,cet.ke-1, h. 2
11
M. Noor Syam, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 1988, cet. Ke-3, h. 6
bisa menjadi manusia dewasa berdasarkan potensi dirinya sendiri menjadi diri sendiri dan penuh kemandirian serta tanggung jawab.
Dari definisi di atas, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa, nilai- nilai pendidikan atau nilai-nilai dalam pendidikan adalah sifat-sifat atau hal-hal
yang penting atau berguna bagi manusia untuk perkembangan jasmani dan rohani melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang dapat
mengarahkan potensi personal manusia tersebut menuju terbentuknya kepribadian utama bagi peranannya yang akan datang dalam menyesuaikan diri dengan alam,
teman dan alam semesta. Definisi pendidikan secara umum di atas telah mendapatkan atribut Islam
sehingga menjadi pendidikan Islam. Pendidikan yang sebagaimana telah disebutkan definisinya dengan pendidikan Islam mempunyai perbedaan.
Perbedaan tersebut antara lain pada tujuan pendidikan secara khusus, yaitu pendidikan pada umumnya bertujuan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pendidikan Islam adalah suatu bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam, menuju kepada terbentuknya kepribadian utama.
Kepribadian utama menurut Islam tersebut adalah peribadi yang memiliki nilai- nilai agama Islam, bertanggung jawab dan sejalan dengan pedoman al-Qur’an
serta hadis. Demikian Ahmad D. Marimba mendefinisikan pendidikan Islam. Dan tampaknya dalam proses pendidikan Islam ini ia menekankan pada aspek
pembentukan akhlak. Zuhairini dalam bukunya filsafat pendidikan Islam menyatakan bahwa
pendidikan Islam adalah “usaha yang diarahkan pada pembentukan kepribadian seseorang yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam
dapat berfikir, membuat suatu keputusan dan bertindak berdasarkan nilai-nilai Islam serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam pula”.
12
M. Arifin berpendapat, “pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseoranguntuk memimpin kehidupannya sesuai
12
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995, h. 290
dengan cita-cita Islam karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya”.
13
Sedangkan bagi Ahmad Tafsir, “pendidikan Islam ialah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal
sesuai dengan ajaran Islam”.
14
Atau dengan kata lain bimbingan terhadap seseorang agar ia menjadi muslim semaksimal mungkin.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap jasmani maupun rohani seseorang
sebagai usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian yang utama agar dapat berfikir, membuat suatu keputusan dan bertindak serta bertanggung jawab
berdasarkan nilai-nilai Islam sehingga dapat berkembang secara maksimal dan berkemampuan menjalankan kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam.
C .Tujuan Pendidikan Islam.
Tujuan pendidikan agama Islam secara umum adalah ”meningkatkan keimanan, pemahaman, pengetahuan, pengalaman peserta didik tentang agama
Islam. Sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dan berguna bagi masyarakat, agama dan
negara”.
15
Secara khusus pendidikan Islam sesuai dengan falsafah dan pandangan hidup yang telah digariskan oleh al-qur’an, paling tidak mempunyai dua tujuan:
1. Tujuan keagamaan, maksudnya ialah beramal untuk akhirat, sehingga ia
menemui Tuhannya dan telah menunaikan hak-hak Allah SWT yang diwajibkannya.
2. Tujuan ilmiah, maksudnya ialah apa yang diungkapkan oleh pendidikan
modern dengan tujuan kemanfaatan atau persiapan untuk hidup.
16
13
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta :Bumi Aksara, 2000, h. 10
14
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspekti Islam, Bandung PT. Remaja Rosda Karya, 2001, cet. Ke-4, h. 32
15
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004cet ke-3, h. 79
16
Departemen Agama RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001, h. 3
Zuhairini mengatakan bahwa tujuan umum pendidikan agama islam adalah “membimbing anak agar mereka menjadi orang muslim sejati, beriman teguh,
beramal saleh serta berakhlak mulia dan berguna bagi masyarakat, agama dan negara”.
17
Menurut al-Syaibani, beliau menjabarkan tujuan pendidikan Islam menjadi tiga tujuan, yaitu:
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa
pengetahuan, tingkah laku, jasmani dan rohani, dan kemampuan- kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku
masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan dalam kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran
sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
18
Tujuan ini memiliki makna, bahwa upaya pendidikan Islam adalah pembinaan pribadi muslim sejati yang mengabdi dan merealisasikan “kehendak”
Tuhan yang sesuai dengan syari’at Islam, serta mengisi tugas kehidupannya di dunia dan menjadikan kehidupan akhirat sebagai tujuan utama pendidikannya.
Secara praktis Muhammad Athiyah al-Abrasyi, menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 sasaran, yaitu :
1. Membentuk akhlak mulia
2. Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat
3. Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya
4. Menumbuhkan semangat ilmiah dikalangan peserta didik
5. Mempersiapkan tenaga profesional yang terampil.
19
Imam al-Ghazali, sebagaiman dikutip Zainuddin dalam buku seluk-beluk pendidikan dari al-ghazali, memandang dan membagi tujuan-tujuan pendidikan
menjadi tiga aspek, yaitu
17
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1981, h. 45
18
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Rosda Karya, 2004, h. 49
19
Muhammad Athiyah al-abrasi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Penerjemah. Bustami A. gain dan Djohal Bahry, Jakarta : Bulan Bintang, 1984, h. 1-4
1. Aspek keilmuan, yang bertujuan agar manusia senang berfikir,
menggalakkan penelitian dan mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga menjadi manusia yang cerdas dan terampil.
2. Aspek kerohanian, yang menghantarkan manusia agar berakhlak mulia
dan kepribadian yang kuat. 3.
Aspek ke-Tuhanan, yang mengantarkan manusia beragama agar dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
20
Abdullah al-Misri secara secara lebih spesifik memberikan poin-poin sebagai tujuan pendidikan Islam :
1. Memperkenalkan kepada generasi muda tentang aqidah Islam, dasar
ibadah dan pelaksanaannya dengan benar sehingga mereka dapat menghormati agamanya sendiri.
2. Menumbuhkan kesadaran agama yang benar kepada diri seseorang
mengenai agama termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akhlak yang mulia.
3. Menanamkan keimanan kepada Allah, malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab
dan hari akhir berdasarkan pada kesadaran yang benar. 4.
Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuan dalam adab dan pengetahuan keagamaan dan untuk mengikuti hukum-hukum
agama dengan kecintaan dan kerelaan.
5. Menanamkan rasa cinta dan penghargaan pada al-qur’an dengan
membacanya secara baik, memahaminya, dan mengamalkan ajaran- ajarannya.
6. Menumbuhkan rasa bangga pada sejarah dan kebudayaan islam dan
syuhada serta mengikuti jejak mereka.
7. Menumbuhkan rasa senang, optimis, kepercayaan diri, tanggung jawab,
menghargai kewajiban, tolong menolong atas kebaikan dan takwa, kasih sayang, cinta kebaikan, sabar, berjuang untuk kebaikan, memgang teguh
prinsip, berkorban untuk islam dan tanah air, serta siap untuk membelanya.
8. Mendidika naluri, motivasi, dan keinginan generasi muda serta
menguatkannya dan nilai-nilai, membiasakan mereka menahan emosi dan menyuburkan motivasinya, serta mengajarkan adab sopan santun.
9. Menanamkan iman yang kokoh kepada Allah, semangat keagamaan dan
akhlak pada diri mereka. Serta menanamkan rasa cinta, zikir, takwa dan takut kepada Allah
10. Membersihkan hati mereka dari rasa dengki, benci kekerasan, tipuan,
khianat, nifak, ragu, perpecahan dan perselisihan.
21
20
Zainuddin, Seluk Beluk Pendidikan dari al-Ghazali, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, h.
21
Abdullah al-Misri, Lamhah Fi Wasail At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa Gayatuha, Beirut : Daar al-fikri, h. 245
Dalam hal ini Abuddin Nata mencoba memberikan cirri-ciri tujuan pendidikan Islam. Antara lain adalah :
1. Mengarahkan manusia agar mejadi khalifah Tuhan di muka bumi ini
dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan melaksanakan tugas-tugas kemakmuran dan mengolah bumi sesuai dengan kehendaknya.
2. Mengarahkan manusia agar setiap pelaksanaan tugas kekhalifahannya
dilaksakan dalam rangka beribadah kepada Allah sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan.
3. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia sehingga fungsi
kekhalifahannya tidak disalah gunakan. 4.
Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmani manusia agar memiliki keterampilan, ilmu, serta akhlak sebagai pendukung tugas
kekhalifahannya. 5.
Mengarahkannya kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
22
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah:
1. Membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang saleh,
teguh imannya, taat beribadah dan berakhlak mulia. 2.
Membina dan mengarahkan manusia supaya bertakwa serta dapat menunaikan hak-hak Allah, sebagai wujud pengabdiannya dalam tugasnya
sebagi khalifah di bumi. 3.
Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya sehingga ia memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan yang dapat digunakan guna
menunjang kehidupan dan tugas kekhalifahannya. 4.
Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat
D. Dasar-Dasar Pendidikan Islam