Latar Belakang Hubungan Posisi Lidah dengan Usia, Jenis Kelamin dan Lama Edentulus pada Pasien Edentulus Penuh
pemeriksaan ekstraoral dan intraoral.
8
Pemeriksaan ekstraoral meliputi pemeriksaan wajah, tonus otot, bibir, sendi temporo mandibula STMdan neuromuskular
sedangkan pada pemeriksaan intraoral meliputi mukosa, saliva, linggir alveolus dan lidah.
8-10
Lidah merupakan organ otot yang kaya akan suplai saraf pada dasar mulut dan memiliki peranan yang penting terhadap keberhasilan pembuatan gigitiruan penuh.
11
Secara fungsional lidah juga memberi pengaruh pada pengunyahan dan bicara pada pengguna gigitiruan penuh. Chen dkk 2012 dalam penelitiannya mengenai
dukungan lidah terhadap gigitiruan penuh pada lansia menyatakan bahwa salah satu organ neuromuskular yang memberikan kontribusi yang penting terhadap retensi dan
stabilisasi gigitiruan penuh adalah lidah.
12
Bhupinder dkk 2012 menyatakan bahwa lidah sangat berhubungan dengan retensi dan stabilisasi gigitiruan penuh.
11
Chen dkk 2012 yang mengutip dari Anastassia dkk 2002 menyatakan resorpsi tulang
alveolar yang progresif menyebabkan gigitiruan penuh yang longgar sehingga dibutuhkan kontrol lidah untuk menambah retensi gigitiruan penuh rahang atas.
2
Pada lidah dilakukan pemeriksaan ukuran dan posisinya. Jika pasien telah lama dalam keadaan edentulus penuh atau menggunakan gigitiruan penuh dalam
jangka waktu yang lama ataupun menggunakan gigitiruan penuh rahang atas yang berlawanan dengan gigi asli anterior rahang bawah maka ukuran lidah akan
membesar.
13
Ukuran lidah yang membesar akan menciptakan masalah pada pencetakan dan juga berkontribusi terhadap ketidakstabilan gigitiruan penuh,
sementara pada lidah yang berukuran kecil akan memudahkan pencetakan namun membahayakan lingual seal.
13
Posisi lidah merupakan ciri yang sangat penting terhadap fungsi gigitiruan penuh.
14
Posisi lidah sangat berpengaruh pada prognosis dari gigitiruan penuh rahang bawah. Banyak keluhan terhadap pemakaian gigitiruan penuh seperti ketidakpuasan
terhadap gigitiruan penuh rahang bawah karena gaya yang ditimbulkan oleh posisi lidah.
11
Lee dkk 2009 menyatakan ketika lidah terletak dalam posisi yang benar maka akan memperbaiki retensi gigitiruan penuh.
15
Lee dkk 2009 yang mengutip pendapat Ran dan Heartwell 1993 menyatakan bahwa didapati perbaikan retensi
gigitiruan penuh pada pasien yang dilatih untuk mempertahankan posisi lidah yang benar.
15
Wright Corwin 2004 menyatakan bahwa setiap orang memiliki posisi lidah yang normal pada saat dilahirkan, kemudian beberapa mengalami perubahan posisi
lidah menjadi posisi yang retracted.
16
Perkembangan perubahan posisi lidah ini berjalan seiring waktu dalam responnya terhadap perubahan anatomi dan atau fungsi
dari mulut.
17
Ketika gigi geligi asli masih ada maka posisi retractedpada lidah memberikan sedikit efek pada fungsi rongga mulut yang umum namun jika seseorang
sedang dalam usaha untuk mencapai kesempurnaan dalam beberapa fungsi yang spesifik atau dalam keadaan edentulus penuh maka posisi lidah ini akan memberikan
pengaruh yang berarti.
16
Wright mengklasifikasikan posisi lidah menjadi tiga kelas yakni kelas I, kelas II, dan kelas III.
9,11,13
Posisi lidah kelas I yang merupakan posisi lidah yang normal memberikan prognosis yang menguntungkan pada gigitiruan penuh jika dibandingkan
kelas II dan kelas III. Posisi lidah kelas II tidak memberikan prognosis yang baik disebabkan lidah mendatar dan melebar walaupun ujungnya dalam kondisi yang
normal sedangkan pada kelas III disebabkan posisi lidah yang abnormal yakni posisi yang retracted.
11,13,18
Pasien dengan posisi lidah yang normal adalah pasien yang dapat mengatur kondisi yang kondusif terhadap gigitiruan penuh rahang bawah.
16
Posisi retracted merupakan faktor diagnosis yang penting untuk dipertimbangkan dihubungkan
dengan border seal, retensi dan stabilisasi dalam pembuatan gigitiruan penuh.
14
Sementara itu menurut Sreedhar Reddy dkk 2011 posisi lidah yang retracted menyebabkan gigitiruan penuh akan tidak stabil, tidak memiliki retensi dan akan
mudah lepas, pasien juga akan mengeluhkan gigitiruannya longgar dan terangkat.
18
Gosavi dkk 2013 menyatakan bahwa kehilangan retensi menyebabkan ketidakpuasan pasien terhadap fungsinya seperti melemahkan kemampuan pasien
untuk mengunyah.
3
Kotsiomiti 2000 dalam penelitiannya menemukan prevalensi yang tinggi posisi lidah retracted pada responden yang edentulus penuh.
14
Menurut Kotsiomiti
dkk 2005 terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan posisi lidah pada edentulus penuh yaitu usia, jenis kelamin dan lama edentulus.
17
Pertambahan usia akan mengacu pada perubahan anatomi oral yang berakibat pada perubahan posisi
lidah.
17
Saito 2012 menyatakan bahwa perubahan posisi lidah menjadi retracted banyak ditemukan pada pasien usia tua.
19
Selain usia faktor lain yang mengacu pada perubahan anatomi oral adalah jenis kelamin yang juga mempengaruhi perubahan
posisi lidah.
17
Kotsiomiti dkk 2000 mendapatkan persentase yang tinggi posisi lidah yang retracted pada responden yang edentulus penuh dalam periode waktu yang lama
hal ini disebabkan perubahan fungsional sistem stomatognasi akibat edentulus tersebut.
14