Mukosa Pemeriksaan Intra Oral

Kualitas mukoperiosteum mungkin berbeda-beda pada tiap bagian dari lengkung rahang. 9 Mukosa dengan ketebalan sedang disertai dengan resilien yang sama akan memberikan prognosis yang baik. 10 Ketebalan mukosa diklasifikasikan berdasarkan House yaitu kelas I untuk normalsama, kelas II untuk dua kali ukuran normal dan kelas III untuk ketebalan yang berlebih. 9,10

2.2.2.2.2 Linggir Alveolus

Kontur linggir dapat diklasifikasikan atas linggir yang tinggi, linggir yang rendah dan linggir seperti mata pisau. 9 Bentuk linggir ada 3 macam yaitu 28 : 1. Bentuk “U”, bila permukaan labialbukal sejajar permukaan lingualpalatal. 2. Bentuk “V”, berpuncak sempit, kadang-kadang sempit seperti pisau. 3. Bentuk “jamur””bulbous”, bentuknya membesar atau melebar di puncaknya. Bentuk jamur berleher dan menimbulkan gerong.

2.2.2.2.3 Saliva

Kualitas dan kuantitas saliva merupakan faktor yang penting sekali terhadap kemampuan pasien untuk menoleransi gigitiruan penuh karena baik aliran maupun kekentalan saliva sangat berpengaruh terhadap keberhasilan gigitiruan penuh. 27 Kondisi saliva dibedakan atas 8 : 1. Kelas I : Jumlah dan konsistensi saliva normal. 2. Kelas II : Terdapat banyaknya jumlah saliva yang encer. Saliva yang terlalu banyak kemungkinan menyebabkan penyumbatan dan pada umumnya meyulitkan pembuatan cetakan. 3. Kelas III : Jumlah saliva yang sedikit mengurangi kualitas retensi dari gigitiruan penuh dan dapat menyebabkan kekeringan pada mukosa.

2.2.2.2.4 Lidah

Lidah terdiri atas otot-otot intrinsik yang berada dalam lidah itu sendiri dan otot-otot ekstrinsik yang memasuki lidah seperti otot stiloglosus, palatoglosus, hyoglosus dan genioglosus berfungsi untuk menggerakkan lidah pada posisi yang bervariasi. 29 Lidah memiliki banyak fungsi, tidak hanya sebagai indra pengecapan lidah juga berguna untuk mengontrol makanan selama pengunyahan dan penelanan. 30 Lidah dengan bantuan bibir, gigi dan palatum juga berperan dalam mengontrol dan mengatur getaran aliran udara dari laring untuk pembentukan suara dalam artikulasi berbicara. 26

2.2.2.2.4.1 Ukuran Lidah

Ukuran lidah merupakan hal yang penting untuk diperiksa karena sangat berpengaruh terhadap prosedur pembuatan gigitiruan penuh. Pada lidah dengan ukuran yang besar akan menyulitkan prosedur pencetakan, penyusunan gigi dan berkontribusi terhadap ketidakstabilan gigitiruan penuh. 13,29 Sementara itu ukuran lidah yang kecil akan memudahkan proses pencetakan namun akan membahayakan lingual seal. 12 Ukuran lidah diklasifikasikan berdasarkan House yaitu 8,9 : 1. Kelas I : Ukuran, perkembangan, dan fungsinya normal. Terdapat gigi yang cukup untuk mempertahankan bentuk dan fungsi yang normal. 2. Kelas II : Gigi geligi telah hilang dalam waktu yang cukup lama dan memberikan perubahan bentuk dan fungsi lidah. 3. Kelas III : Lidah dengan ukuran yang terlalu besar, hal ini disebabkanedentulus penuh dalam waktu yang lama.

2.2.2.2.4.2 Posisi Lidah

Posisi lidah didefenisikan sebagai posisi lidah secara fisiologi dalam kondisi istirahat dengan bibir terpisah dan dalam beberapa kasus rahang bawah sedikit terbuka dari posisi istirahatnya. 17 Posisi lidah sangat dipengaruhi oleh keadaan dasar mulut karena dasar mulut dibentuk oleh dorsum lidah pada bagian posterior dan ujung lidah ditambah mukosa yang menutupi ruang kosong di bawah anterior lidah pada bagian anteriornya. 29 Posisi lidah menurut klasifikasi Wright dibedakan dalam tiga kelas yaitu Gambar 1 9,11,13 : a. Kelas I : Lidah berada dalam dasar mulut dengan ujung lidah berada di depan dan sedikit di bawah permukaan insisal gigi anterior rahang bawah.