Faktor yang Mempengaruhi Retensi dan Stabilisasi

Tegangan permukaan interfasial merupakan daya tahan terhadap pemisahan yang dipengaruhi oleh lapisan cairan antara dua permukaan yang beradaptasi dengan baik. 9 d. Daya tarik kapiler Daya tarik kapiler adalah gaya yang dihasilkan dari tekanan permukaan yang dapat menyebabkan naik turunnya permukaan cairan saat berkontak dengan benda padat. 9 e. Tekanan atmosfer Tekanan atmosfer berperan dalam melawan gaya yang melepas gigitiruan penuh jika memiliki seal yang efektif disekeliling batas gigitiruan penuh. Retensi oleh tekanan atmosfer secara langsung sebanding dengan area yang ditutupi oleh basis gigitiruan penuh. 21 4. Faktor mekanis, yang meliputi 9,18 : a. Undercut gerong b. Pegas retentif c. Gaya magnetik d. Gigitiruan adesif e. Suction chambers dan suction disc 5. Faktor otot Faktor otot dapat digunakan untuk meningkatkan retensi pada gigitiruan penuh. Otot buksinator, orbikularis oris, otot instrinsik dan ekstrinsik dari lidah merupakan otot yang dimanfaatkan dokter gigi untuk mencapai tujuan ini dengan bantuan teknik mencetak. 21 Terdapat keseimbangan antara aksi gaya dari otot-otot bukal dan lidah yang disebut dengan neutral zone. 9 Neutral zone merupakan ruangan antara lidah, bibir dan pipi dalam rahang yang edentulus. 30,38 Beresin dan Schisser menganjurkan agar gigitiruan penuh sebaiknya disusun dalam neutral zone untuk mencapai retensi yang baik Gambar 4. 9,42 Dengan memanfaatkan konsep neutral zone, daya melepaskan dari otot akan dengan mudah menjadi gaya retensi pada gigitiruan penuh. 42 Selama aktifitas fungsional mulut, tekanan dari lidah dinetralkan menggunakan tekanan pipi dan bibir dalam neutral zone ini. 38 Sebaliknyaposisi lidah yang menyentuh permukaan lingual dari gigi merupakan aksi lidah untuk menetralkan tekanan yang berasal dari pipi maupun bibir. 43 Lidah memiliki beberapa bentuk dan posisi selama berbicara, mengunyah serta menelan dan seluruh fungsi ini konstan terhadap kontak dengan permukaan lingual gigi, prosesus alveolar dan palatum. 44 Oleh karena kontak inilah lidah menjadi faktor yang dominan dalam menetapkan neutral zone. 44 Lidah yang berkontak dengan sayap lingual anterior pada gigitiruan penuh rahang bawah merupakan hal yang sangat penting terhadap retensi gigitiruan penuh. 2 Selain itu ketika posisi lidah rendah dihubungkan dengan puncak linggir rahang bawah atau posisi yang retracteddihubungkan dengan linggiranterior maka retensi dari gigitiruan penuh rahang bawah akan buruk. 29 Ukuran dan posisi gigi geligi gigitiruan penuh serta kontur permukaan poles memberikan pengaruh terhadap stabilitas gigitiruan penuh rahang bawah apabila dihadapkan pada gaya tidak stabil yang dihasilkan lidah, bibir dan pipi. 45 Gambar 4. Penyusunan gigi posterior pada neutral zone mencegah aksi dari gaya tidak stabil yang dihasilkan otot terhadap gigitiruan. 9 Faktor yang berpengaruh terhadap stabilisasi gigitiruan penuh adalah 19 : 1. Hubungan dari permukaan eksternal dan batas luar gigitiruan terhadap otot orofasial sekitar. 2. Hubungan basis gigitiruan terhadap jaringan-jaringan dibawahnya. 3. Hubungan antara permukaan oklusal yang berlawanan.

2.5 Peran Posisi Lidah Terhadap Gigitiruan Penuh

Posisi dan koordinasi lidah merupakan hal yang signifikan dalam fungsi gigitiruan penuh terutama gigitiruan penuh rahang bawah. 21,25 Oleh karena itu lidah memiliki peran yang penting dalam menentukan keberhasilan ataupun kegagalan gigitiruan penuh. 27 Observasi telah menunjukkan bahwa lidah memiliki peran yang sangat penting terhadap kepuasan pasien pengguna gigitiruan penuh. Hal ini disebabkan 27 : 1. Dorsum lidah menekan gigitiruan penuh rahang atas sehingga mencegah gigitiruan penuh jatuh ketika menggigit. 2. Ujung lidah menekan ke depan dan ke bawah permukaan lingual anterior dari gigitiruan penuh rahang bawah ketika bibir bawah cenderung mendorong ke belakang. 3. Pinggir lateral lidah terletak pada permukaan oklusal dari gigitiruan penuh rahang bawah pada saat membuka mulut. Keberhasilan pengguna gigitiruan penuh telah belajar pentingnya posisi lidah yang normal dan relevansinya dalam menciptakan dan mempertahankan retensi dan stabilisasi. 18 Posisi lidah kelas I yang disebut juga posisi lidah normal ditemukan kira- kira sebesar 75 dan posisi lidah yang retracted atau posisi lidah kelas III sebesar 25. 44 Posisi lidah kelas I memberikan prognosis yang paling menguntungkan disebabkan border seal yang adekuat bisa dicapai karena dasar mulut akan cukup tinggi untuk menutupi sayap lingual dan kontak lidah terhadap sayap lingualakan membantu retensi gigitiruan penuh. 11,27 Sementara itu kelas II dan kelas III memberikan prognosis perawatan yang tidak baik. Posisi lidah kelas II yang melebar dan mendatar akan mempengaruhi gigitiruan penuh pada bagian lateral lidah, sementara itu posisi lidah kelas III atau disebut juga lidah yang retracted karena perluasannya yang menyebabkan kontak pada gigi posterior rahang bawah yang secara konstan menggeser gigitiruan penuh sehingga menghilangkan border seal untuk sayap lingual pada daerah sublingual dan akan menghasilkan gaya yang melepaskan pada regio distal sayap lingual. 8- 11,13,14,27 Pasien dengan kondisi posisi lidah seperti ini akan mengeluhkan gigitiruan penuh tidak stabil, tidak memiliki retensi, longgar dan terangkat. 18 Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Lee dkk 2009 yang melaporkan bahwa ketika subyek penelitian memposisikan lidah pada posisi yang ideal kelas I, retensi gigitiruan penuh rahang bawah meningkat dengan nilai rata- rata 57,73, yang secara statistik bernilai signifikan dibandingkan dengan retensi gigitiruan penuh rahang bawah ketika subyek penelitian memposisikan lidah pada posisi retracted kelas III. 15 Adapun upaya yang dapat dilakukan terhadap pasien edentulus penuh dengan posisi lidah yang abnormal kelas II dan kelas III adalah dengan mengintruksikan pasien untuk berlatih memposisikan lidah pada posisi yang benar kelas I, latihan ini terdiri atas 16 : a. Latihan 1: Dorong lidah keluar dan kedalam, dengan panjang lidah yangkeluar melebihi batas bibir bawah yakni 18 sampai 14 inchi. Hal ini dilakukan secepat mungkin. b. Latihan 2: Ayunkan lidah kekiri dan kekanan dengan cepat. Perluasan lidah keluar hanya pada bagian atas bibir bawah. c. Latihan 3: Dorong lidah keluar sampai sejauh yang pasien dapat lakukan kemudian tarik dengan cepat. d. Latihan 4: Angkat lidah ke posisi yang paling tinggi pada bagian depan mulut dan akhiri dengan mengucapkan kata “ee” kemudian “yuh”. Selain pada pasien, sebaiknya klinisi memberikan modifikasi pada gigitiruan penuh pasien dengan posisi lidah kelas III yaitu dengan membuat sebuah groovedengan lebar 2 mm dan dalam 2 mm persis dibawah gigi insisivus sentral rahang bawah pada gigitiruan penuh. 11 Pasien kemudian diinstruksikan untuk mempertahankan lidah terletak pada groove tersebut kecuali ketika makan dan berbicara. 11