Sampilit Silinjuhang Tebbu Galuh sintabar

53

g. Pancungan Bambu tujuh buah

Pancungan bambu terdiri dari tujuh buah yang memiliki makna kekuatan roh. Karena mereka meyakini bahwa padi itu berasal dari penjelmaan gadiswanita yang sangan cantik jelita sehingga pancunganan bambu memiliki makna sebagai penjagaan terhadap roh wanita tersebut. Karena letak pancungan bambu ini letaknya persis di tempat penyembelihan kurban dan juga benih padi yang telah dicampur dengan darah ayam.

h. Page siarang

Page siarang“benih” yang dibutuhkan adalah benih padi pulut merah. Karena padi pulut memiliki makna sebagai perekat rejeki dan warna merah memiliki makna sebagai pemberani.

i. Bengkuang

Bengkuang “pandan” merupakan tanaman yang masuk rumpun pandan yang wangi dan bengkuang adalah tumbuhan yang berduri. Bengkuang “pandan” memiliki makna sebagi pelindung. Karena tumbuhan ini memiliki duri yang sangat tajam-tajam yang dapat melindungi padi dari binatang-binatang pengganggu seperti babi hutan.

j. Sampilit

Sampilit merupakan tanaman yang sering digunakan masyarakat Pakpak didalam melaksanakan upacara baik. Tumbuhan sampilit yang memiliki daun yang berbentuk seperti jari-jari yang memanjang. Sampilitmemiliki makna sebagai penghalang. Karena arti pilit dalam bahasa Pakpak adalah “penyangkal”dan juga dapat diartikan sebagai pengusir atau penghalau segala penyakit dari tanaman padi.. 54

k. Turbangen

Turbangen “bangun-bangun” rumpun bayam, nilam merupakan tumbuhan dedaunan yang memiliki wangi yang sedap dan daunnya mirip seperti daun bayam. Turbangen bangun-bangun biasanya digunakan sebagai sayur untuk Ibu-ibu yang baru melahirkan dan juga biasa juga dimakan orang yang baru sakit untuk mengembalikan kekuatan atau kekebalan tubuh.Turbangen bangun-bangun memiliki makna sebagai “pengusir” Karena kata “turbangan” memiliki arti terbang.

l. Silinjuhang

Silinjuhang adalah tanaman yang ditanam didepan rumah masyarakat. silinjuhang memiliki pohon yang kecil namun tinggi yang daunnya berwarna merah kecoklat- coklatan. Silinjuhang meliki makna sebagai berita yang baik. Karena silinjuhang memiliki warna daun yang merah dan batangnya tinggi. Karena merah merupakan lambang keberanian. Begitu juga halnya dengan batangnya yang tinggi melambangkan berita yang tinggi.sehingga dapat disimpulkan bahwa silinjuhang memiliki makna sebagai pemberitaan.

m. Tebbu

Tebbu adalah tanaman yang biasanya ditanami masyarakat diladang mereka. Tebbu memiliki daun yan panjang-panjang, tebu juga memiliki warna yang merah kecoklat-coklatan. Didalam kehidupan masyarakat Sisada Rube khususnya dan masyarakat Pakpak umumnya bahwa tebbu memiliki makna yang sangat berarti dan diyakini sebagai pembawa berkat karena tebbu memiliki rasa yang manis demikian juga halnya kehidupan masyarakat Sisada Rube akan mendapatkan hasil yang manis. 55

n. Galuh sintabar

Galuh sintabar “pisang” adalah merupakan tanaman yang memiliki batang yang tinggi dan daun yang lebat.Galuh sintabar pisang memiliki makna sebagai tambar obat. 56 4.3.Fungsi Upacara Ritual Menanda Tahun di Sisada Rube Pada Masyarakat Pakpak dan Simbol-simbol Serta Perlengkapan Upacara Ritual Menanda Tahun. 4.3.1. Fungsi Upacara Ritual Menanda Tahun di Sisada Rube Pada Masyarakat Pakpak. Upacara menanda tahun adalah salah satu jenis upacara yang berkaitan dengan proses perladangan bagi orang Pakpak umumnya dan masyarakat Sisada Rubekhususnya yang dilakukan dihutan, dengan tujuan tertentu. Menurut hasil wawancara peneliti dengan Bapak Uba Manik 70 mengenai asal mula ritual menanda tahun di Sisada Rube pada masyarakat Pakpak di Desa Nambunga Buluh yaitu: “Upacara ritual menanda tahun adalah salah satu jenis upacara yang berkaitan dengan proses perladangan bagi orang Pakpak umumnya yang dilakukan dalam rangka pembukaan ladang yang dilaksanakan ketika menjelang musim tanam dengan tujuan supaya tidak menyalahi aturan-aturan ataupun ketentuan-ketentuan penguasa alam gaib bagi kelestarian ekosistem, sehingga usaha-usaha pertanian dan perladangan memperoleh ijin dan keberhasilan ladang masyarakat di Sisada Rube”. Selanjutnya menurut hasil wawancara peneliti dengan Pittar Bancin 60 , mengenai asal mula upacara ritual menanda tahun di Sisada Rube yaitu: “Upacara ritual menanda tahun merupakan kegiatan yang dilaksanakan dihutan sebagai syarat ataupun penghormatan terhadap nenek moyang untuk keberhasilan akan ladang mereka yang dilakukan sejak masyarakat Pakpak belum mengenal yang namanya agama, yang pada saat itu masih meyakini kepercayaan tradisional. Mereka meyakini bahwa pengisi alam gaib akan memberi berkah ataupun keberhasilan akan ladang mereka ketika mereka sudah melaksanakan upacara ritual yang memiliki tabu- tabu yang harus dipatuhi oleh masyarakat di Sisada Rube”. Upacara ritual menanda tahun merupakan salah satu ritual masyarakat Sisada Rube pada masyarakat Pakpak yang berfungsi sebagai penghormatan kepada nenek moyang dan pengisi alam gaib yang dapat memberikan berkah atau keberhasilan akan pertanian dan ladang masyarakat Sisada Rube pada masayarakat Pakpak. Sampai pada saat ini masyarakat Sisada Rube masih meyakini upacara ritual menanda tahun ini 57 memiliki fungsi pada masyarakat Sisada Rube. Dimana, ketika mereka melaksanakan upacara ritual menanda tahun, mereka merasakan adanya berkah ataupun keberhasilan dari ladang mereka masing-masing kedepannya. Dan juga fungsi dari upacara ritual menandatahun ini juga sangat memberikan pembelajaran kepada masyarakat Sisada Rube untuk lebih berhati-hati kedepannya setelah mereka melakukan pemotongan ayam kurban sebagai gerrek-gerreken “syarat-syarat” yang merupakan ramalan yang dilakukan oleh sibasoguru “dukun” kedepannya. Karena gerrek-gerreken “syarat- syarat” ini diramalkan bagimana kehidupan masyarakat, rejeki masyarakat, dan penyakit yang akan menimpa masyarakat Sisada Rube. Maka dari itu upacara ritual menanda tahun sampai pada saat ini masih dilaksanakan setiap tahunnya, karena ritual ini telah dilakukan secara turun-temurun oleh nenek moyang Sisada Rube pada masyarakat Pakpak dan masih dipertahankan sampai pada saat ini. Menurut hasil wawancara peneliti dengan Jaluddin Manik 61 mengenai fungsi dari ritual menanda tahun adalah: “Menanda tahun merupakan upacara permohonan kepada roh nenek moyang untuk keberhasilan ladang dan juga doa permohonan supaya masyarakat Sisada Rube dijauhkan dari segala petaka seperti sakit penyakit disaat mereka melakukan pekerjaan mereka diladang”. Didalam kehidupan nyata manusia pasti pernah merasakan sakit, jenis penyakit ternyata bukan hanya disebabakan oleh faktor-faktor yang dapat diterima akal manusia. Seperti penyakit-penyakit umumnya yang kita kenal, disamping penyakit yang dapat kita ketahui penyebabnya, ternyata ada juga penyakit yang tidak diketahui asal-usulnya dan apa penyebabnya, bahkan kalau dikaji lebih dalam penyakit tersebut tidak dapat diterima oleh akal manusia, penyakit tersebut adalah penyakit yang disebabkan oleh 58 mahluk gaib atau roh-roh yang tinggal didunia gaib, atau bisa juga disebabkan oleh orang yang mengirim penyakit tersebut melalui cara-cara gaib. Maka dari itu upacara ritual menanda tahun merupakan salah satu ritual yang dilakukan untuk permohonan kepada roh-roh nenek moyang untuk menjauhkan segala penyakit dikala melakukan pekerjaan berladang. Karena kita ketahui sendiri bahwa masyarakat Pakpak mayoritas berpenghasilan dari pertanian. Maka ketika mereka membuka perladangan mereka mertembak “dihutan” mereka berharap ketika mereka sudah melakukan ritual menanda tahun maka roh nenek moyang mereka akan myertai mereka pada saat melakukan pekerjaan mereka diladang. Karena penyakit itu sendiri kadang datang dari pengisi tahuma “ladang” arwah-arwah jahat atau begu, maka dilakukanlah doa permohonan menanda tahun agar mereka terjaga dari pengisi alam gaib ketika melakukan perkerjaan mereka. Selain sebagai sarana menjauhkan dari penyakit , ritual menanda tahun juga merupakan ritual yang dilakukan untuk menjauhkan masyarakat Sisada Rube dari bala mala petaka yang mungkin akan terjadi. Selain itu menurut hasil wawancara peneliti dengan Bapak Tema Manik 47 yang merupakan guru ritual menanda tahun mengatakan bahwa: “Menanda tahun merupakan ritual permohonan kepada pengisi ladang dunia atau roh nenek moyang dengan tujuan dan maksud tertentu yang dilakukan dengan cara berkomunikasi dengan doa-doa permohonan kepada roh-roh dunia gaib tersebut, dan juga sebagai penghormatan kepada leluhur mereka yang sudah meninggal, dalam kehidupan ini hubungan manusia dengan arwah nenek moyang atau leluhur mereka tidak hanya sebatas dunia nyata”. Manusia dapat berhubungan dan berkomunikasi dengan leluhurnya melalui ritual yaitu salah satu ritual menanda tahun, ritual ini merupakan salah satu dari sarana yang bertujuan untuk meminta doa kepada roh para leluhur mereka yang sudah meninggal, 59 selain itu ritual ini juga bertujuan untuk menghormati dan menghargai roh leluhur, meminta kepada mereka supaya dilindungi dalam melakukan pekerjaan mereka. Selain itu ritual menanda tahun adalah ritual yang bertujuan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Adakalanya ritual menanda tahun ini dilakukan sebagai upaya untuk memohon sesuatu kepada Tuhan dan leluhur mereka agar diberi kesehatan, mendapatkan panen yang bagus, keberuntungan, memperoleh kedudukan yang bagus, sukses dalam perdagangan, dan lain sebagainya. Selain dari pada hasil wawancara dengan informan upacara ritual menanda tahun ini adalah merupakan bagian dari pada foklor Pakpak. Karena didalam upacara ritual menanda tahun tersebut mereka memiliki angan-angan kelak mereka akan mendapatkan hasil panen yang melimpah setelah mereka melaksanakan ritual menanda tahun. Hal ini juga merupakan suatu lembaga kebudayaan yang dilaksanakan masyarakat Sisada Rube sebagai kecintaan mereka terhadap budaya yang telah diturunkan nenek moyang mereka sejak dahulu kala. Kemudian hal ini juga merupakan sarana pembelajaran terhadap generasi penerus masyarakat Sisada Rube untuk tetap menghargai roh nenek moyang dan sebagai sarana pembelajaran untuk tetap melakukan upacara ritual menanda tahun setiap tahunnya sebagai salah satu petunjuk untuk memperoleh keberkahan dari apa yang mereka inginkan. Ritual menanda tahun ini juga merupakan alat pemaksa dan pengawasan agar selalu dipatuhi oleh masyarakat itu sendiri, baik berupa simbol-simbol yang terdapat didalam pelaksanaan upacara ritual menanda tahun dan juga tabu-tabu atau aturan-aturan yang telah diturunkan roh nenek moyang untuk tetap dilaksanakan demi keberlangsungan hidup mereka dengan hasil pertanian mereka. 60 Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa upacara ritual menanda tahun merupakan kegiatan kepercayaan dan permohonan yang dilakukan sebelum melakukan penanaman atau pembukaan lahan pertanian masyarakat di Sisada Rube pada masyarakat Pakpak. Karena dalam setiap kegiatan apapun yang dilakukan oleh manusia pasti mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang mengharuskan manusia tersebut melakukan suatu kegiatan. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa ritual menanda tahun ini bertujuan untuk meminta permohonan doa kepada roh nenek moyang akan keberhasilan ladang, kesuksesan, mendapatkan kedudukan yang bagus, mendapatkan keberuntungan, kesehatan, menghormati para leluhur, menghormati pengisi dunia gaib, untuk mencapai satu tujuan tertentu dan lain sebagainya. Dalam setiap gejala ataupun suatu pelaksanaan ritual, tentunya gejala tersebut memiliki atau mempunyai alasan atau penyebab dikarenakannya pelaksanaan ritual tersebut, seperti halnya ritual menanda tahun, juga mempunyai sebab-sebab mengapa ritual menanda tahun ini dilaksanakan masyarakat Disisada Rube. Menurut hasil wawancara penelitian dengan Sente Manik 50 yaitu: “bahwa latar belakang dilaksanakannya upacara ritual menanda tahun adalah pada jaman dahulu masyarakat Sisada Rube pernah tidak melaksanakan upacara ritual jadi mereka merasakan dampak dari tidak adanya ritual menandatahun tersebut, pertama sekali dampak yang dirasakan masyarakat Sisada Rube adalah tidak adanya keserentakan masyarakat untuk melaksanakan penanaman padi, sehingga dengan tidak adanya keserentakan dalam melaksanakan penanaman padi tentu hama atau pengganggu tanaman akan berkeliaran dan menghabisi tanaman masyarakat Sisada Rube tersebut. Maka dari itu masyarakat Sisada Rube sepakat untuk tetap melaksanakan upacara ritual setiap tahunnya untuk menjalin kekompakan dan kseserentakan demi mendapatkan keuntungan secara bersama-sama. Karena dalam pelaksanaan ritual tersebut dengan bantuan sibasoguru dukun untuk meramalkan hal-hal yang akan 61 terjadi kedepannya, tabu-tabu apa yang harus dipatuhi, serta doa-doa yang dipanjatkan kepada roh nenek moyang dan pengisi alam gaib, dengan tujuan unutk memperoleh keberhasilan akan ladang masyarakat Sisada Rube. 4.3.2. Fungsi Simbol-simbol Serta Perlengkapan Upacara Ritual Menanda Tahun di Sisada Rube Pada Masyarakat Pakpak. Hidup ini memang digerakkan oleh simbol-simbol, dibentuk oleh simbol-simbol, dan dirayakan dengan simbol-simbol yang memiliki makna dalam kehidupan sehari hari. Demikian juga didalam kebudayaan tentunya memiliki simbol-simbol yang memiliki makna tersendiri bagi kehidupan masyarakat berbudaya. Demikian juga halnya dengan masyarakat Pakpak yang masih meyakini dan percaya terhadap simbol-simbol kebudayaan, dimana mereka masih menganggap adanya roh-roh leluhur nenek moyang mereka terhadap simbol kebudayaan mereka. Demikian halnya didalam upacara ritual menandatahun ada simbol-simbol ataupun lambang-lambang yang memiliki kekuatan gaib yang masih dipercaya pada saat ini yang masih memiliki makna yang dapat membawa rejeki kepada masyarakat Sisada Rube jika tanda arau simbol-simbol itu dihargai. Adapun fungsi simbol dalam upacara ritual menanda tahun adalah sebagai berikut:

a. Batu tetal