Menuluhi Menutungi Menghabam Metode Analisis Data

34 perladangan agar tidak menghalangi pertumbuhan tanaman. Setelah itu diadakan juga rumabi pebersihan rerumputan supaya tidak menghalangi penanaman dan pertumbuhan padi yang yang ditanam nantinya.

4.1.6. Menuluhi Menutungi

Setelah tanaman penggangu ditebang, rumput dikumpulkan dan lahan dibersihkan dengan membakar rumput yang telah dikumpulkan. Sebelum menutungi membakar terlebih dahulu penutungi orang yang membakar memakan napuren penter sirih sebagai penghormatan kepada penguasa alam gaib dan juga memanjatkan doa-doa terhadap penguasa alam gaib supaya tidak ada halangan untuk penanaman dan hasil panen akan melimpah ruah. Adapun doa yang diucapkan penutungi orang yang membakar rumput adalah sebagai berikut: “En mo pung aku naing menutungi. Bage penutungi rambah en mo tuhu karina sinasa pengago mulai sidaren nai sakat mikaduan, asa messeng mo tuhu karinana pengago i. Makin tambahna mo rejeki nami karinana sisada rube ” “Kakeknenek saya ingin membakar. Seperti pembakaran rumput inilah semuanya hama mulai dari sekarang sampai selamanya, biar terbakarlah semua hama tersebut, makin bertambahlah rejeki kami mulai sekarang sampai selama-lamanya satu kampung ini”.

4.1.7. Menghabam

35 Menghabam adalah merupakan penghormatan kepada penguasa alam gaib dengan menanam tumbuhan tertentu yang dianggap memiliki makna yang tersirat didalam kehidupan masyarakat.setiap orang Pakpak mengadakan upacara adat baik upacara sukacita maupun dukacita tanaman ini harus ada. Adapun jenis tanaman tersebut antara lain: 1 Bengkuang; 2 Sampilit; 3 Turbangen 4 Silinjuhang; 5 Tebbu; 6 Galuh sintabar Tanaman ini ditanam ditengah-tengah perladangan disekitar penebangan pohon, dengan tujuan tanaman padi terlindung dari segala hama. Adapun doa yang dipanjatkan padasaat menghabam penanaman tumbuhan diatas adalah sebagai berikut: “En mo tuhu bengkuang kusuan. En bengkuang en asa ulang lot pengago-pengago baho sinasa permaran’ “Inilah kutanam bengkuang, ini kutanam supaya tidak ada hama dan turunnya hujan es dan tidak ada mara bahaya”. “En mo tuhu kusuan sampilit, asa mpilit mo tuhu karina sinasa jadi, pilit karina simada toko i juma en nai” “Inilah kutanam tumbuhan sampilit, biar pergilah semua yang tidak baik dari ladang ini” 36 “En mo tuhu kusuan turbangen asa terbang milangit mo tuhu karina sinasa jadi dekket pengago karina ijuma en nai” “Inilah kutanam turbangenbangun-bangun supaya terbang kelangitlah segala hama dan semuanya yang tidak baik dari ladang ini”. “En mo tuhu kusuan silinjuhang, asa bage silinjuhang en mo perberitaan ijuma en nai” “Inilah kutanam tumbuhan silinjuhang, supaya seperti silinjuhang inilah berita dari ladang ini”. “En mo tuhu kusuan tebbu, asa bage pertenggi tebbu en mo kenggeluhen dekket perasan, tenggimo perejekin soh mi ari podi” “Inilah kutanam tebu, seperti tebu inilah kehidupan dan pemikiran, dan manislah serlalu rejeki sampai akhir jaman”. “En mo tuhu kusuan galuh sitabar, asa bage galuh sitabar en mo mentabar karina marang kade silot ibabo tanoh en” “Inilah kutanam pisang sitabar, seperti pisang sitabar inilah semuanya, yang bisa mengobati segala penyakit yang ada dibumi ini”.

4.1.8. Jalannya Upacara