Indikator Ekonomi Indikator Kelembagaan

No. Kategori Indikator Parameter II. Indikator Lingkungan 1. Perubahan Iklim Emisi gas rumah kaca. 2. Berlubangnya lapisan ozon Tingkat konsumsi zat yang merusak lapisan ozon. 3. Kualitas Air Konsentrasi pencemaran air ambien di perkotaan. 4. Pertanian a. Peruntukan lahan pertanian. b. Penggunaan pupuk. c. Penggunaan pestisida untuk pertanian. 5. Kehutanan a. Persentase lahan untuk hutan. b. Intensitas pengambilan kayu. 6. Penggurunan Lahan yang menjadi gurun. 7. Perkotaan Permukiman penduduk formal dan informal di perkotaan. 8. Pesisir a. Konsentrasi algae di laut. b. Persentase dari total penduduk menetap di pesisir. 9. Kuantitas Air Bersih Persentase air yang diambil dari ABT dan APU dari air yang tersedia setiap tahun. 10. Kualitas Air Bersih a. BOD di badan air. b. Konsentrasi Bakteri Coli pada air bersih. 11. Spesies Kelimpahan spesies terpilih.

III. Indikator Ekonomi

1. Kinerja ekonomi GDP perkapita. 2. Perdagangan Keseimbangan perdagangan barang dan jasa. 3. Status keuangan GNP. 4. Konsumsi Material Intensitas penggunaan material. 5. Penggunaan Energi a. Konsumsi penggunaan energi per kapitatahun. b. Intensitas penggunaan energi. c. Pembagian konsumsi sumberdaya energi yang dapat diperbaharui. 6. Manajemen Sampah a. Sampah industri dan sampah padat. b. Limbah B3. c. Sampah Radioaktif. d. Penggunaan kembali dan recycle sampah.

IV. Indikator Kelembagaan

1. Implementasi Strategi Pembangunan Berkelanjutan Pembangunan Berkelanjutan Nasional. 2. Kerjasama Internasional Implementasi dari ratifikasi Perjanjian Global. 3. Akses Informasi Jumlah internet yang terdaftar per 1000 penduduk. 4. Komunikasi Jumlah nomor telepon per 1000 penduduk. 5. Infrastruktur 6. Sains dan teknologi Persentase biaya litbang dibandingkan dengan GDP. 7. Persiapan dan tanggung jawab terhadap bencana Kerugian manusia akibat bencana. Lanjutan Tabel 2.1 Universitas Sumatera Utara Sementara itu Dahuri 2003 telah menulis indikator pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan sumberdaya keanekaragaman hayati laut, yang minimal harus meliputi 4 dimensi yaitu: 1 ekonomi, 2 sosial, 3 ekologi, 4 pengaturan governance. Adapun indikator pembangunan berkelanjutan sumberdaya perikanan yang diungkap oleh Dahuri 2003 dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Indikator Pembangunan Berkelanjutan di Wilayah Pesisir Dimensi Indikator

1. Ekonomi

• Volume dan nilai produksi. • Volume dan nilai ekspor dibandingkan dengan nilai total ekspor nasional. • Kontribusi sektor perikanan terhadap PDB. • Pendapatan nelayan. • Nilai investasi dalam bentuk kapal ikan dan pabrik pengolahan.

2. Sosial

• Penyerapan tenaga kerja. • Budaya kerja. • Tingkat pendidikan. • Tingkat kesehatan. • Distribusi jender dalam proses pengambilan keputusan gender distribution in decision making. • Kependudukan demography.

3. Ekologi

• Komposisi hasil tangkap. • Hasil tangkap per satuan upaya CPUE. • Kelimpahan relatif spesies target. • Dampak langsung alat tangkap terhadap spesies non target. • Dampak tidak langsung penangkapan terhadap struktur tropik. • Dampak langsung alat tangkap terhadap habitat. • Perubahan luas area dan kualitas habitat penting perikanan. • Hak kepemilikan property rights.

4. Governance

• Ketaatan terhadap peraturan perundangan compliance regime. • Transparansi dan partisipasi. Sumber: Dahuri 2003. Pengelolaan lingkungan pesisir mendapat angin segar sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang sangat Universitas Sumatera Utara