Total Rataan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bila memperhatikan keberadaan komponen sumberdaya manusia serta data yang diperoleh di lapangan mengenai beberapa parameter yang diharapkan dapat mengukur kualitas sumberdaya manusia penyusun dokumen instrumen perencanaan pengelolaan wilayah pesisir di tiga kabupaten yang diteliti diperoleh skor untuk variabel secara variatif dengan kecendrungan perbedaan yang tidak begitu besar. Lebih jelas tentang hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.61 berikut: Tabel 5.61. Skor atas Komponen Sumberdaya Manusia SkorLokasi No. Paramater Sumberdaya Manusia Langkat Deli Serdang Asahan 1. Pendidikan Formal 2.57 2.69 2.56 2. Penghasilan 2.69 2.41 2.29 3. Kompetensi 1.79 1.97 1.98 4. Keaktifan dalam Lembaga 2.26 2.67 2.49 5. Keaktifan dalam MCRMP 1.74 1.87 1.71 6. Kapasitas Penyusun Renstra 1.98 1.87 2.61 7. Kapasitas Penyusun Rencana Zonasi 1.74 1.51 1.78 8. Kapasitas Penyusun Rencana Pengelolaan 1.86 1.92 1.85 9. Kapasitas Penyusun Rencana Aksi 1.02 1.64 1.68 Rataan 1.96 1.85

2.10 Total Rataan

1.97 Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian. Data di atas menunjukkan bahwa sumberdaya manusia dari Kabupaten Asahan dalam penyusunan perencanaan wilayah pesisir lebih baik dari Kabupaten Langkat dan Deli Serdang. Sumberdaya manusia dari Kabupaten Langkat lebih baik dalam hal kapasitas penyusunan Renstra. Namun secara umum sumberdaya manusia ketiga kabupaten relatif rendah. Universitas Sumatera Utara 5.5.2.2. Organisasi Organisasi yang melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir diantaranya adalah instansi Pemerintah seperti BAPPEDA, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisata, Dinas Sosial, Dinas Pertanian, PU, Kehutanan dan Kecamatan, tetapi ada juga yang berasal dari organisasi masyarakat sipil yang berkecimpung dalam pengelolaan wilayah pesisir. Kepada responden ditanyakan apakah organisasi mereka memiliki struktur yang khusus dan juga memiliki sumberdaya manusia dalam hal ini pendidikannya yang mendukung proses perencanaan pengelolaan wilayah pesisir. Berdasarkan hasil wawancara sebanyak 8 orang atau sekitar 6,5 responden menyatakan organisasi mereka sangat mendukung proses perencanaan pengelolaan pesisir terpadu. Sebanyak 100 orang atau sekitar 82 menyatakan mendukung upaya perencanaan pengelolaan wilayah pesisir terpadu, sisanya sebanyak 14 orang atau sekitar 11,5 menyatakan tidak atau kurang mendukung upaya perencanaan pengelolaan wilayah pesisir terpadu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.62 berikut ini. Tabel 5.62. Daya Dukung Organisasi dalam Proses Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu Lokasi Responden No. Daya Dukung Organisasi terhadap Program MCRMP Langkat Deli Serdang Asahan Jumlah 1. Sangat Mendukung 3 2 3 8 2. Mendukung 32 34 34 100 3. Tidak Mendukung 7 3 4 14 Total 42 39 41 122 Sumber: Hasil Wawancara, 2008. Universitas Sumatera Utara Selain masalah apakah pendidikan dan struktur organisasi responden mendukung perencanaan pengelolaan wilayah pesisir, kepada responden juga ditanyakan apakah organisasi mereka memiliki program tentang pengelolaan lingkungan hidup pesisir yang meliputi program konservasi ekosistem mangrove, program penghijauan dan rehabilitasi lahan kritis, program penataan sanitasi dan prasarana lingkungan hidup desa dan program pengelolaan kebersihan lingkungan desa pantai, diperoleh hasil yang beragam. Tabulasi atas data yang diperoleh di lapangan menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden atau sekitar 60 orang atau sekitar 49,2 menyatakan bahwa lembaga atau organisasinya hanya memiliki satu program saja. Namun demikian terdapat sebanyak 32 orang responden atau 26,2 menyatakan bahwa lembaga atau organisasinya memiliki dua bentuk atau jenis program yang terkait dengan pengelolaan lingkungan kawasan pantai dan yang menjawab bahwa lembaganya memiliki tiga program yang berkaitan dengan kawasan pantai sebanyak 30 atau hanya 24,6. Untuk lebih jelas mengenai hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.63. Perlu diketahui bahwa di samping program yang secara langsung berkenaan dengan pengelolaan kawasan lingkungan pantai, di wilayah pesisir juga terdapat program lainnya yang secara tidak langsung berkaitan dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup. Program itu diantaranya adalah program bantuan untuk Koperasi Desa, Bantuan Paket Usaha dari Dinas Perikanan, PEMP, Program pembuatan terumbu buatan, dan pemberian ternak kambing dan itik. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.63. Program Pengelolaan Lingkungan Hidup Pesisir yang Telah Dilakukan n=122 Lokasi Responden Jumlah Program yang Berkaitan dengan Lingkungan Pesisir Langkat Deli Serdang Asahan Jumlah Satu program 15 21 24 60 Dua Program 14 8 10 32 Tiga Program 13 10 7 30 Total 42 39 41 122 Sumber: Hasil Wawancara, 2008. Bentuk program yang terkait dengan lingkungan pantai yang ditanyakan kepada responden meliputi program konservasi ekosistem mangrove, program penghijauan dan rehabilitasi lahan kritis, program penataan sanitasi dan prasarana lingkungan hidup desa serta program pengelolaan kebersihan lingkungan desa pantai. Sementara itu, program pengelolaan lingkungan hidup yang pernah dilakukan di daerah pesisir menurut para responden adalah Adaptive Research Desa Pesisir, Bantuan Sarana dan Prasarana kepada masyarakat pesisir, Gerakan Rehabilitasi Lahan dalam bentuk penanaman hutan bakau, dan pengembangan ekonomi skala kecil. Sementara itu, sumber dana untuk program pengelolaan lingkungan pesisir bisa berasal dari Pemerintah APBN, APBD baik dari DAU dan DAK dan bantuan luar negeri. Saat ini diketahui bahwa dana bantuan luar negeri yang digunakan untuk pengelolaan wilayah pesisir diantaranya berasal dari ADB dan Swiss. Sejalan dengan jumlah program yang dilakukan oleh organisasi, pernyataan mengenai waktu pelaksanaan program juga menunjukkan kondisi yang beragam. Sebanyak 49 orang atau sekitar 40.2 responden mengatakan bahwa program yang dilakukan oleh lembaganya memakan waktu di bawah satu tahun. Sementara itu, sebanyak 53 orang atau sekitar 43,4 responden mengatakan bahwa pelaksanaan Universitas Sumatera Utara program yang dilakukan oleh lembaga memakan waktu 1-3 tahun. Sementara yang mengatakan bahwa program dilakukan selama kurun waktu yang lebih lama atau di atas empat tahun ada sebanyak 20 orang atau sekitar 16,4 saja. Kondisi ini menunjukkan bahwa kontinuitas pelaksanaan program tidak berlangsung dengan baik. Ini dapat juga diartikan bahwa program yang berjalan saat ini masih bersifat parsial. Tabel 5.64. Lama Pelaksanaan Program Oleh Lembaga Tempat Bekerja Responden Lokasi Responden No. Lama Pelaksanaan Program MCRMP Langkat Deli Serdang Asahan Jumlah 1. Sampai dengan 1 tahun 16 11 22 49 2. 2- 3 Tahun 19 18 16 53 3. 3 Tahun 7 10 3 20 Total 42 39 41 122 Sumber: Hasil Wawancara, 2008. Menurut sebagian besar responden pencapaian target program pengelolaan lingkungan hidup pesisir yang dilakukan oleh lembaga mereka dan atau organisasi tempat ia bekerja hasilnya bervariasi. Sebanyak 42 orang atau 34,4 menyatakan bahwa pencapaian target program hanya sekitar 40 sd -59. Sebanyak 75 orang atau sekitar 61,5 menyatakan tercapai sekitar 60-90 dan yang menyatakan pencapaian target sebanyak di atas 90 dan atau bahkan mencapai 100 hanya 5 orang atau sekitar 4,1. Untuk lebih jelas mengenai hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.65 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.65. Pencapaian Target Program Lokasi Responden No. Tingkat Kesuksesan Pencapaian Target Program Langkat Deli Serdang Asahan Jumlah 1. 59 15 12 15 42 2. 60 sd 90 26 27 22 75 3. 91 sd 100 1 4 5 Total 42 39 41 122 Sumber: Hasil Wawancara, 2008. Faktor-faktor yang mendukung tercapainya program menurut responden diantaranya tingginya kualitas SDM pelaksana program, kemampuan pendanaan program, dan adanya kebijakan yang mendukung, serta tingginya partisipasi masyarakat. Sedangkan faktor yang menyebabkan tidak tercapainya program, menurut responden adalah kualitas SDM yang rendah, faktor cuacaalam, dan kualitas bibit yang rendah, dana yang tidak mencukupi, dan kebijakan yang tidak partisipatif dalam perencanaannya. Hal menarik lain yang juga ditemukan adalah bahwa sebagian besar responden yang diwawancarai juga mengakui bahwa faktor budaya masyarakat pantai yang sulit diatur juga sangat dominan mempengaruhi kesuksesan program. Tidak itu saja, faktor lainnnya yang berkenaan dengan kesuksesan pelaksanaan program di pesisir juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan penghasilan masyarakat pesisir yang mayoritas adalah rendah. Bila memperhatikan paparan data terdahulu maka secara umum skor yang diperoleh oleh indikator organisasi pelaksana adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.66. Skor atas Komponen Organisasi SkorLokasi No. Paramater Organisasi Langkat Deli Serdang Asahan 1. Daya Dukung Organisasi 1.91 1.97 1.98 2. Kuantitas Program 1.95 1.21 1.56 3. Lama Program 1.79 1.97 1.32 4. Tingkat Pencapaian Target 1.6 1.69 1.73 Rataan 1.81 1.71

1.64 Total Rataan