40 1991:117. Dalam hal ini peneliti akan menyebar kuesioner kepada
masyarakat di kelurahan Asam Kumbang kecamatan Medan Selayang yang terpilih menjadi sampel.
2. Pengamatan Langsung observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap gejala – gejala yang tampak pada objek penelitian Nawawi, 1998:100. Observasi terhadap media cetak
Tabloid dilakukan dalam rangka mengamati gejala yang akan diteliti dari berita poligami di tabloid Nova.
I.12. Teknik Analisis Data I.12.1. Analisis Tabel Tunggal
Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi – bagikan variabel penelitian ke dalam kategori – kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom yaitu kolom sejumlah frekuensi dan kolom presentase
untuk setiap kategori Singarimbun, 1995:266.
I.13. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari 5 bab, dimana tiap bab memiliki keterkaitan dan saling mendukung.
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskna latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, kerangka konsep,
operasional variabel, dan definisi operasional variabel.
Universitas Sumatera Utara
41
BAB II URAIAN TEORITIS
Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup komunikasi, komunikasi massa, media massa, berita, teori persepsi dan teori agenda setting.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Menjelaskan mengenai deskripsi lokasi penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI DATA
Bab ini berisikan hasil dan pembahasan terdiri dari tingkat reliabilitas, analisis tabel tunggal beserta pembahasannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan hasil penelitian yang diperoleh peneliti, terdiri dari kesimpulan terhadap permasalahan yang diteliti beserta saran-saran
terhadap pihak yang berkepentingan secara akademis dan praktis disertai dengan daftar pustaka dan lampiran.
Universitas Sumatera Utara
42
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa II.1.1 Komunikasi
II.1.1.1 Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang
atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi.
Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan
“Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.
Lainnya halnya dengan Steven, justru ia mengajukan sebuah definisi yang lebih luas, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi
terhadap suatu objek atau stimuli. Apakah ia berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya.
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi kmunkasi antar manusia human communication
bahwa : “Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang
menghendaki orang-orang mengarur lingkungannya dengan 1 membangun hubungan antar sesama manusia 2 melalui
pertukaran informasi 3 untuk menguatkan sikap dan tingkah laku
Universitas Sumatera Utara
43 orang lain 4 serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku
itu”. Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang telah
banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat defenisi bahwa :
“Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka” Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence
Kincaid 1981 sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa : “Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling
pengertian yang mendalam”. Rogers mencoba mengspesifikkan hakikat suatu hubungan dengan adanya
suatu pertukaran informasi pesan, di mana ia menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian
dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi. Definisi-definisi yang dikemukakan di atas tentunya belum mewakili
semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar, namun sedikit banyaknya kita telah dapat memperoleh gambaran seperti apa yang diungkapkan
oleh Shannon dan Weaver 1949 bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau
Universitas Sumatera Utara
44 tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. Karena itu jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, maka kita
memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.
II.1.2 Komunikasi Massa II.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Tetapi,
dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi adalah komunikasi massa melalui media massa
media cetak dan elektronik. Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication media
komunikasi massa, yaitu media massa atau saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media yang bukan media
massa yakni media tradisional seperti kentongan , angklung, gamelan dan lain- lain. Jadi di sini jelas media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern
sebagai saluran dalam komunikasi massa. Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan
yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini
menunjuk kepada khalayak , audience, penonton, pemirsa atau pembaca. Beberapa istilah ini berkaitan dengan media massa.
Universitas Sumatera Utara
45 Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W.
Gamble dan Teri Kwal Gamble 1986 akan semakin memperjelas apa itu komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai
komunikasi massa jika mencakup ; 1.
Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan perlatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada
khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan
diantara media tersebut. 2.
Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan- pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang
yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan
jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.
3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima
oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik. 4.
Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya
tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan bukan organisasi suka rela atau nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper pentapis informasi.
Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dokontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media
Universitas Sumatera Utara
46 massa. Ini berbeda dengan komunikasi antar pribadi, kelompok atau
publik dimana yang mengkontrol tidak sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi,
memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rublik dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa
berfungsi sebagai gatekeeper. 6.
Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam komunikasi jenis lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya,
dalam komunikasi antar persona. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar
tidak bisa langsung alias tertunda delayed. Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi massa
yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain
adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas.
Alaxis S. Tan 1981 mencoba untuk memberikan sifat khusus yang dipunyai oleh komunikasi massa. Ia memberikan ciri komunikasi massa dengan
membandingkannya dengan interpersonal communication. “Jika kita bisa membedakan komunikasi massa dengan interpersonal communication kita akan
mengetahui apa itu komunikasi massa,” katanya. Definisi lain pernah dikemukakan oleh Joseph A.Devito yakni, “ Pertama,
komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak komunikasi yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak
Universitas Sumatera Utara
47 meliputi seluruh penduduk atau semua orang membaca atau semua orang yang
menonton televisi, agaknya ini tidak berartipula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah
komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barang kali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan
menurut bentuknya;televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita.
II.1.2.2 Ruang Lingkup Komunikasi Massa
Ada beberapa bentuk atau pola komunikasi yang kita kenal antara lain, komunikasi dengan diri sendiri intrapersonal communication, komunikasi anrat
persona interpersonal communication, komunikasi kelompok small group communication dan komunikasi massa mass communication. Jadi komunikasi
massa itu kedudukannya sejajar dengan pola komunikasi yang lain. Secara ringkas, komunikasi itu melibatkan komunikator sebagai
pengampai pesan dan komunikan sebagai penerimanya. Kemudian dua unsur itu dikembangkan lebih lanjut dengan melibatkan saluran channel, umpan balik
feedback. Perbedaan unsur-unsur yang ada dalam komunikasi ini sangat tergantung pola komunikasi mana yang sedang dibahas.
Dalam komunikasi dengan diri sendiri misalnya, ia hanya membutuhkan unsur komunikator dirinya sendiri, pesan dari dirinya sendiri dan komunikan
dirinya sendiri pula. Dalam komunikasi antar pesona lebih kompleks lagi, misalnya ada noise kegaduhan, komunikator juga bertindak sebagai komunikan
dan sebaliknya. Dalam komunikasi massa lebih kompleks lagi. Ia melibatkan banyak hal. Mulai dari komunikator, komunikan, medeia massa dengan
kelebihan dan kekurangannya masing-masing, unsur proses menafsirkan pesan
Universitas Sumatera Utara
48 decoder, feedback yang lebih kompleks karena melibatkan khalayak dalam
jumlah besar. Misalnya kita membayangkan televisi. Dalam televisi ada komunikator
yakni televisi itu sendiri. Komunikator di sini tidak hanya satu orang sebab yang namanya televisi itu kumpulan dari banyak unsur. Kemudian ada pesan yang
beragam yang dipengaruhi oleh beberapa pihak misalnya wartawan, editor kameraman dan lain-lain. Ketika pesan itu disebarkan ia juga akan sangat terkait
dengan banyak hal pula. Apakah gambarnya jelas? Apakah stasiun televisinya tidak dalam keadaan rusak? Apakah suaranya juga jernih terdengar dan lain-lain.
Semuanya ini akan sangat mempengaruhi proses penerimaan pesan seseorang. Antar satu orang dengan orang yang lain juga berbeda proses penangkapannya.
Misalnya, mereka yang berpendidikan menengah dengan pendidikan tinggi, jelas akan mempunyai perbedaan yang signifikan. Sama-sama menikmati acara film
kartun, apa yang ditangkap oleh orang tua dengan anak-anak berbeda. Artinya pesan yang direncanakan oleh komunikator yakni televisi tersebut tidak
semudah ditangkap 100 persen oleh masing-masing penonton. Artinya, pesan yang disebarkan pada masing-masing pola komunikasi itu berbeda satu sama lain.
II.1.2.3 Ciri-ciri Komunikasi Massa A. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan
bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini meyerupai sebuah sistem. Sebagaimana kita ketahui, sistem itu adalah
“Sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan
Universitas Sumatera Utara
49 mengolah, meyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan
dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi”.
Di dalam sebuah sistem ada interdepedensi, artinya komponen-komponen itu saling berkaitan, berinteraksi dan berinterdepedensi secara keseluruhan. Tidak
bekerjanya satu sama lain unsur akan mempengaruhi kinerja unsur-unsur yang lain. Eksistensi kesatuan totalitas itu dipengaruhi oleh komponen-komponenya,
sebaliknya eksistensi masing-masing komponen itu dipengaruhi oleh kesatuannya. Dengan demikian – dalam sistem sebagai sebuah lembaga dalam
komunikasi massa itu – ada beberapa unsur yang membuat sesuatu itu akhirnya disebut sebagai lembaga. Sedang antara unsur dalam lembaga itu ada kerjasama
satu sama lain. Tidak bekerjanya satu unsur akan menyebabkan tidak bekerjanya unsur yang lain. Oleh karena itu, berbagai unsur itu saling melengkapi,
bekerjasama satu sama lain sehingga sempurnalah sesuatu itu dikatajan sebagai lembaga.
Di dalam komunikasi massa, yang namanya komunikator itu media massa itu sendiri. Itu artinya, komunikatornya bukan orang per orang seperti seorang
wartawan misalnya. Wartawan adalah salah satu bagian dari sebuah lembaga. Wartawan sendiri bukan seorang komunikator dalam komunikasi massa. Ia adalah
seorang yang sudah terinstitusikandilembagakan institutionalised person. Artinya, berbagai sikap dan perilaku wartawan sudah diatur dan harus tunduk
pada sistem yang sudah diciptakan dalam saluran komunikasi massa tersebut. Menurut Alexis S. Tan 1981 komunikator dalam komunikasi massa
adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya
Universitas Sumatera Utara
50 secara serempak, ke sejumlah khalayak yang banyak dan terpisah. Komunikator
dalam komunikasi massa biasanya adalah media massa surat kabar, jaringan televisi, stasiun radio, majalah atau penerbit buku. Media massa ini bisa disebut
organisasi sosial karena merupakan kumpulan beberapa individu yang bertanggung-jawab dalam proses komunikasi massa tersebut.
Komunikator dalam komunikasi massa itu lembaga disebabkan elemen utama komunikasi massa itu adalah media massa. Media massa hanya bisa
muncul karena gabungan kerjasama dengan beberapa orang. Hal demikian berbeda dengan bentuk komunikasi yang lain. Misalnya komunikasi antar pribadi.
Orang terlibat dalam komunikasi ini punya inisiatif sendiri ketika mengadakan komunikasi tanpa aturan tertentu seperti yang disyaratkan dalam komunikasi
massa. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-
tidaknya punya ciri sebagai berikut; 1 kumpulan individu-individu, 2 dalam komunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media
masa, 3 pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, 4 apa yang dikemukakan oleh
komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.
B. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Untuk memetakan secara jelas mengapa komunikan dalam komunikasi massa itu heterogen bisa dimulai dengan menjadi pertanyaan sebagai berikut;
siapa penonton televisi, siapa pembaca surat kabar, siapa pendengar radio dan siapa pengguna internet?.
Universitas Sumatera Utara
51
Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik
audiencekomunikan sebagai berikut; 1.
Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari
asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat. 2.
Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Disamping itu, antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara
langsung. 3.
Mereka tidak mempunyai kepempimpinan atau organisasi formal. Jadi semakin jelas sifat heterogen yang melekat pada diri komunikan.
Dari karakteristik Blumer tersebut ada beberapa hal yang perlu dijelaskan. Misalnya kita bertanya, bagaimana mungkin antar keluarga yang berlainan kota,
pada saat acara tertentu sama-sama melihat televisi tidak saling mengenal tidak saling mengenal? Tidak mengenal di sini tidak berarti diartikan khusus. Memang,
satu atau dua kasus antar diri komunikan dalam komunikasi massa itu mengenal. Jadi karakteristik ini harus dipahami secara luas bukan sempit.
C. Pesannya Bersifat Umum
Pesan-pesan dalam komunikasi masa itu tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya
ditujuka n pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus di sini, artinya pesan itu
memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. Kita bisa melihat televisi misalnya. Karena televisi itu ditujukan dan
untuk dinikmati oleh orang banyak, maka pesannya harus bersifat umum.
Universitas Sumatera Utara
52 Misalnya dalam pilihan kata-katanya, sebisa mungkin memakai kata-kata populer
bukan kata-kata ilmiah. Sebab, kata ilmiah itu monopoli kelompok tertentu.
D. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah
Ketika Anda membaca koran maka komunikasi yang berlangsung hanya satu arah, yakni dari media massa koran ke Anda dan tidak sebaliknya. Ini
sangat berbeda sekali ketika kita melakukan komunikasi tatap muka. Dalam diskusi tentang Aa’ Gym misalnya dengan teman sekelas, saat itu terjadi
komunikasi dua arah, dari kita ke teman dan sebaliknya. Bahkan jika kita tidak suka atau tidak setuju dengan pendapat teman kita tadi kita langsung bisa
membantahnya. Ini namanya komunikasi dua arah. Dalam media cetak seperti koran, komunikasi hanya berjalan satu arah.
Kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya media massa yang bersangkutan. Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Misalnya, kita
mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubluik surat pembaca. Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah itu akan memberi konsekuensi umpan
balik feedback yang sifatnya tertunda atau tidak langsung delayed feedback.
E. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Dalam komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak di sini berarti khalayak bisa menikmati media massa
tersebut hampir bersamaan. Tentunya bersamaan ini juga sifatnya relatif. Majalah atau media sebagai contohnya. Bisa jadi surat kabar bisa dibaca di tempat terbit
jam 5 pagi, tetapi di luar kota baru jam 6 pagi. Ini masalah teknis semata. Tetapi, harapan komunikator dalam komunikasi massa, pesan itu tetap ingin dinikmati
secara bersamaan oleh para pembacanya. Tak terkecuali bahwa pesan itu lewat
Universitas Sumatera Utara
53 surat kabar disebar didistribusikan oleh media cetak tersebut secara bersamaan
pula. Hanya karena wilayah jangkauannya saja yang berbeda memungkinkan perbedaan penerimaan. Tetapi, komunikator dalam media massa itu berupaya
menyiarkan informasinya secara serentak. Saat ini, kesulitan tersebut sudah bisa diatasi. Dengan memakai Sistem
Cetak Jarak Jauh SCJJ, kekurangan yang melekat pada media massa cetak itusudah bisa diatasi. Banyak media cetak di Indonesia yang cetaknya di luar kota.
Sebut misalnya, Jawa Pos melakukan cetak jarak jauh di Solo, Jakarta dan di daerah Nganjuk. Kompas melakukan cetak jarak jauh untuk wilayah Jawa Tengah
di Bawen dan untuk penyebaran di Jawa Timur di kota Surabaya.
F. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang
dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik mekanik atau elektronik. Televisi disebut media massa yang kita bayangkan saat ini tidak akan lepas dari
pemancar. Apalagi dewasa ini sudah terjadi revolusi komunikasi massa dengan perantaraan satelit. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan
yang dilakukan media elektronika seperti televisi. Bahkan, saat sekarang sudah sering televisi melakukan siaran langsunglive, dan bukan siaran yang direkam
recorded. Radio juga sangat membutuhkan stasiun pemancar atau relay. Pemancar
ini adalah peralatan teknis yang dibutuhkan radio. Di dalam media surat kabar, dengan SCJJ, peran satelit juga tidak bisa dianggap enteng. SCJJ tidak akan
terlaksana tanpa bantuan peralatan teknis seperti halnya satelit tersebut. Meskipun
Universitas Sumatera Utara
54 ada peralatan teknis lain yang sifatnya lebih sederhana seperti mesin cetak. Untuk
saat sekarang, peralatan teknis semakin kompleks seperti yang dipunyai oleh jaringan internet. Dalam jaringan internet disamping dibutuhkan data sebagai
bahan dalam internet dibutuhkan perangkat komputer, telepon, modem dan jaringan satelit untuk memudahkan pengiriman pesan-pesannya. Peralatan teknis
adalah sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan media massa. Tak lain agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat dan serentak
kepada khalayak yang tersebar.
G. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut pentapis informasipalang pintupenjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran
informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi
yang disebarkan lebih mudah dipahami. Sebagaimana kita ketahui, bahan-bahan, peristiwa atau data yang menjadi
bahan mentah pesan yang akan disiarkan media massa itu beragam dan sangat banyak. Tentu, tidak semua bahan-bahan tersebut bisa dimunculkan. Di sinilah
perlu ada pemilahan, pemulihan dan penyesuaian dengan media yang bersangkutan. Misalnya, televisi sangat berkepentingan untuk melihat gerak
isyarat dari para kandidat calaon presiden ketika melakukan kampanye. Maka televisi perlu mengambil gambar yang dianggap unik itu. Sementara pihak media
cetak hanya bisa menceritakannya, atau didukung oleh foto, tetapi tidak semua bisa diambil. Media cetak perlu memilih mana gerak isyarat yang paling menarik.
Perbedaan demikian, akan mempengaruhi pesan-pesan yang disebarkan.
Universitas Sumatera Utara
55 Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor filmsurat
kabarbuku, manajer pemberitaan, penjaga rublik, kameraman, sutradara dan lembaga sensor film yang semuanya mempengaruhi bahan-bahan yang akan
dikemas dalam sebuah pesan-pesan dari media massa masing-masing.
Gatekeeper ini juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan,
menganalisis, menambah data dan mengurangi pesan-pesannya. Intinya, adalah pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa.
Semakin kompleks sistem media yang dipunyai semakin banyak pula gatekeeping pemalangan ointu atau pentapisan informasi yang dilakukan. Bahkan bisa
dikatakan, gatekeeper sangat menentukan berkualitas tidaknya informasi yang akan disebarkan. Baik buruknya dampak pesan yang disebarkan pun tergantung
pada fungsi pentapisan informasi atau pemalangan pintu ini. Dalam pola komunikasi tatap muka atau komunikai kelompok jelas tidak
harus dibutuhkan gatekeeper. Tetapi, dalam komunikasi massa, hal demikian tidak bisa dihindari. Gatekeeper keberadaannya sama pentingnya dengan peralatan
mekanis yang harus dipunyai media dalam komunikasi massa. Oleh karena itu, gatekeeper menjadi keniscayaan keberadaannya dalam media massa dan menjadi
salah satu cirinya.
II.1.2.4 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi-fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney 1988 antara lain; 1 to inform menginformasikan, 2 to entertain
memberi hiburan, 3 to persuede membujuk, dan 4 the transmission of culture transmisi budaya. Sedangkan fungsi komunikasi menurut John Vivian
dalam bukunya The Media of Mass Communication 1991 disebutkan; 1
Universitas Sumatera Utara
56 providing information, 2 providing entertainment, 3 helping to persuede, dan
4 contributing to social cohesion mendorong kohesi sosial. Ada pula fungsi komunikasi massa yang pernah dikemukakan oleh
Harold D. Lasswell yakni, 1 surveilance of the environment fungsi pengawasan, 2 correlation of the part of society in responding to the
environment fungsi korelasi, dan 3 transmission of the social heritage from one generation to the next fungsi pewarisan sosial. Sama seperti pendapat
Lasswell, Charles Robert Wright 1988 menambah fungsi entertainment hiburan dalam fungsi komunikasi massa.
Sedangkan menurut Alexis S. Tan fungsi-fungsi komunikasi bisa beroperasi dalam 4 empat hal. Meskipun secara eksplisit ia tidak mengatakan
fungsi –fungsi komunikasi massa, tetapi ketika ia menyebut bahwa penerima pesan dalam komunikasi bisa kumpulan orang-orang a group of person atau ia
menyebutnya mass audience, sedangkan pengirim pesan atau komunikatornya termasuk kelompok orang atau media massa, maka itu sudah bisa dijadikan bukti
bahwa fungsi yang dimaksud adalah fungsi komunikasi massa. Paling tidak ia bisa dilihat dari ciri komunikator dan audience-nya.
Untuk memperjelas fungsi-fungsi yang disodorkannya, Alexix S. Tan menyederhanakan dalam tabel sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 3 FUNGSI KOMUNIKASI MASSA ALEXIS S. TAN
NO TUJUAN
KOMUNIKATOR
Penjaga Sistem
TUJUAN KOMUNIKAN
Menyesuaikan diri pada sistem; pemuasan kebutuhan
1
2
3
4 Memberi informasi
Mendidik Mempersuasi
Menyenangkan; memuaskan kebutuhan
komunikasi Mempelajari ancaman dan
peluang; memahami lingkungan; menguji kenyataan; meraih
keputusan. Memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang berguna memfungsikandirinya secara
efektif dalam masyarakatnya; mempelajari nilai, tingkah laku
yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya.
Memberi keputusan; mengadopsi nilai, tingkah laku dan aturan yang
cocok agar ditemia dalam
masyarakatnya. Menggembirakan; meengendorkan
urat syaraf, menghibur, mengalihkan perhatian dari
masalah yang dihadapi.
Sumber: Alexix S. Tan 1981 1. Informasi
Fungsi informasi adalah fungsi yang paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi
ini adalah berita-berita yang disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal punya fungsi memberikan informasi disamping juga fungsi-fungsi yang lain.
Fakta-fakta yang dicari oleh wartawan di lapangan kemudian dituangkan dalam tulisan juga tak terkecuali sebagai informasi. Fakta yang dimaksud adalah
ada kejadian yang benar-nenar terjadi di masyarakat, dalam istilah jurnalistik, fakta-fakta itu biasa diringkas dalam istilah 5 W + 1 H What, Where, Who,
Universitas Sumatera Utara
58 When, Why + How. Serangkaian pertanyaan tersebut diatas merupakan fakta di
lapangan yang bisa menjadi informasi yang dibutuhkan pembaca suatu surat kabar.
2. Hiburan
Fungsi hiburan bagi sebuah media elektronikmenduduki posisi yang paling tinggi dibanding dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya masyarakat
kita memang masih menjadikan televisi sebagai media hiburan. Dalam sebuah keluarga, televisi bisa sebagai perekat keintiman keluarga itu. Misalnya, suami
dan istri kerja seharian, anak sekolah. Karena dalam seharinya mereka capek dengan aktivitasnya masing-masing, maka ketika malam hari mereka berada di
rumah punya kemungkinan besar menjadikan televisi sebagai media hiburan. Paling tidak, untuk hiburan karena dalam aktivitas hariannya telah membuatnya
lelah. Acara hiburan itu juga dianggap perekat keluarga karena akan bisa melihat bersama-sama, bercanda, menikmati acara televisi sambil “ngemil”.
Ini sangat berbeda dengan media cetak. Media cetak biasanya tidak menempatkan hiburan pada posisi paling atas. Biasanya informasi. Tetapi, media
cetak ini pun tetap harus memfungsikan hiburan. Gambar-gambar yang muncul di setiap halaman, adanya teka-teki, cerita bergambar cergam menjadi beberapa ciri
di mana media cetak juga memberikan layanan hiburan. Itu pulalah kenapa, terbitan hari Minggu untuk harian sangat berbeda jauh dengan hari yang lain. Hari
Minggu akan diisi rublik-rublik yang lebih menghibur.
Universitas Sumatera Utara
59
3. Persuasi
Fungsi persuasif dalam komunikasi massa ini tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau
diperhatian sekilas ahnya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi. Tulisan pada Tajuk Rencana, artikel dan
surat pembaca ada;ah contoh tulisan persuasif. Aktivitas Public Relations PR dan promosi khusus dalam komuniksi
tatap muka juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi juga. Bahkan jika aktivitas PR dan promosi khusus itu dilakukan melalui media massa, nyata bahwa itu tak
lepas dari usaha untuk mempengaruhi orang lain. Bagi Josep A. Devito 1997 fingsi persuasi ini dianggap sebagai bentuk
yang paling penting. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk; 1 mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang, 2
mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang, 3 menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu, dan 4 memperkenalkan etika, atau menawarkan
sistem nilai tertentu.
4. Transmisi Budaya
Transmisi budaya adalah salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit diperbincangkan. Transmisi budaya tak dapat
dielakkan selalu hadir untuk berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. Demikian juga, beberapa bentuk komunikasi
menjadi, jika pernah sedikitnya, bagian dari pemgalaman dan pengetahuan individu. Melalui individu, komunikasi menjadi bagian daro pemgalaman kolektif
kelompok, publik, audience berbagai jenis dan individu bagian dari suatu massa.
Universitas Sumatera Utara
60 Ini adalah pengalaman kolektif yang direfleksikan kembali melalui bentuk
komunikasi, tidak hanya melalui media massa, tetapi juga dalam seni, ilmu pengetahuan, masyarakat. Warisan adalah dampak akumulasi budaya dan
masyarakat sebelumnya yang telah menjadi bagian dari hak asasi manusia. Itu ditransmisikan oleh individu, orang tua, kawan sebaya, kelompok primer atau
sekunder, dan proses pendidikan. Budaya komunikasi ini secara ajeg dimodifikasi oleh pengalaman baru yang didapat.
Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan; kontemporer dan historis. Dua tingakatan initidak dipisahkan danterjalin secara konstan. Dan
lagi, media massa adalah alat utama di dalam transmisi budaya pada kedua tingkatan itu. Di dalam tingkatan kontemporer, media memperkuat konsensus
nilai masyarakat, dengan selalu memperkenalkan bibit perubahansecara terus- menerus. Ini adalah faktor yang memberi petunjuk teka-teki yang mengitari media
massa; mereka secara serempak pengukuh status quo dan mesin perubahan. Secara historis umat manusia telah dapat melewati atau menambahkan
pengalaman baru dari sekarang untuk membimbingnya ke masa depan. Manusia tidak hanya dapat mengakumulasi pengalamannya, tetapi juga mereka teleh dapat
menyortir dan menyaring diantara ingatan, membuang yang tidak dibutuhkannya, dan pemesanan istirahat untuk kesenangan dala transmisi baik kepad teman
sebaya atau anak cucu.
5. Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Media merangsang masyarakat untuk
memikirkan dirinya tercerai berai itu bukan keadaan yang baik bagi kehidupan
Universitas Sumatera Utara
61 mereka. Media yang memberitakan akan arti pentingnya kerukunan hidup umat
beragama, sama saja media itu mendorong kohesi sosial. Termasuk di sini media yang mampu meliput beritanya dengan teknik cover both side meliput dua sisi
yang berneda secara seimbang. Dalam posisi ini, media massa secara tidak langsungberperan dalam mewujudkan kohesi sosial. Dalam bahasa yang populer
kohesi sosial ini bisa disamakan artinya dengan integrasi. Sebab, media yang tidak bisa menerapkan prinsip berita berimbang itu jelas tak bisa mendorong penyatuan
masyarakat. Atau dengan kata lain, media massa hanya menciptakan disintegrasi sosial.
6. Pengawasan
Bagi Lasswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai
kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan ini bisa dibagi menjadi menjadi dua yakni warning or beware surveillance atau pengawasan
peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. Fungsi pengawasan juga bisa dilihat dari pemberitaan tentang munculnya
badai, topan, gelombang laut yang mengganas, angin ribut disertai hujan lebat dan sebagainya. Bahkan fungsi pengawasan peringatan ini juga termasuk informasi
tentang suatu wabah penyakit yang mulai menyebar. Sedangkan fungsi kedua dari fungsi pengawasan adalah pengawasan
instrumental Instrumental surveilence. Aktualisasi dari fungsi ini adalah penyebaran informasi yang berguna bagi masyarakat. Harga kebutuhan sehari-hari
adalah informasi penting yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Termasuk di
Universitas Sumatera Utara
62 sini adalah informasi tentang produk-produk baru yang ada di pasaran dan juga
berita tentang jadwal acara televisi atau film-film yang diputar digedung bioskop.
7. Korelasi
Fungsi korelasi yang dimaksud di sini adalah fungsi menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya
dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antar berbagai komponen masyarakat. Sebuah berita yang disajikan oleh seorang reporter akan
menghubungkan narasumber salah satu unsur bagian masyarakat dengan pembaca surat kabar unsur bagian masyarakat yang lain.
Bahkan antar unsur dalam masyarakat ini bisa saling berkomunikasi satu sama lain melalui media massa. Misalnya, masyarakat menginginkan agar
pemerintahan dijalankan dengan prinsip-prinsip demokrasi yang benar. Banyak hal yang sudah dilakukan baik melalui pernyataan sikap, unjuk rasa dan
demonstrasi. Fakta-fakta yang dilakukan masyarakat ini kemudian disiarkan lewat media massa untuk ditujukan kepada khalayak yang lebih luas. Dalam posisi ini
media menjadi penghubung korelasi antara masyarakat dengan pemerintah. Tak terkecuali dengan iklan. Iklan akan menghubungkan antara pemasang
iklan tersebut dengan sasaran dalam iklan itu. Misalnya, iklan kosmetik. Iklan dalam media massa ini akan menghubungkan antara produsen kosmetika, biro
iklan dengan para ibu-ibu, remaja putri atau sasaran lainnya.
8. Pewarisan Sosial
Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau
Universitas Sumatera Utara
63 mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, etika dari satu generasi
ke generasi selanjutnya. Suatu media cetak yang memberitakan tentang ulang tahun bung Hatta
proklamator RI dengan ulasan disertai ide-ide brilian wakil presiden pertama RI itu, dalam posisi demikian media itu sedang berfungsi mewariskan ide dan
gagasan bung Hatta kepada generasi selanjutnya. Misalnya ide atau gagasannya tentang koperasi yang saat ini sudah disalahgunakan untuk kepentingan politik.
II.1.2.5 Elemen Komunikasi Massa
Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi komunikasi massa, yaitu :
1. Komunikator
Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator di sini meliputi
jaringa n , stasiun lokal, direktur, staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi komunikator adalah gabungan dari berbagai individu dalam sebuha
lembaga media massa. Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan individu, tetapi
kumpulan orang-orang yang bekerja satu sama lain. Meskipun ada orang yang dominan, tetapi pada akhirnya ia akan terbatasi perannya oleh kumpulan orang-
orang tadi. Kumpulan orang-orang itu bisa disebut organisasi, lembaga, institusi atau jaringan. Jadi apa yang dikerjakan oleh komunikator dalam komunikasi
massa itu “atas nama” lembaga dan bukan atas nama masing-masing individu dalam lembaga tersebut.
Universitas Sumatera Utara
64 Komunikator dalam komunikasi massa itu sifatnya adalah mencari
keuntungan. Bukan semata-mata mencari keuntungan, tetapi orientasi keuntungan menjadi dasar pembentukan organisasi. Media massa tentu tidak sekedar
menyiarkan informasi semata, tetapi ia membutuhkan pemasukan bagi kelangsungan hidup lembaga itu sendiri.
Media massa harus mempunyai daya saing. Daya saing sebuah koran akan sangat ditentukan oleh peran dari komunikatornya. Bagaimana kebijakan
dirumuskan, bagaimana mengelola manajemen perusahaan media, bagaimana mengikat orang untuk berlangganan tetap dan bagaimana memberikan kepuasan
pelanggan, semua itu bagian dari usaha menumbuhkan daya saing sebuah koran. Itu pulalah kenapa, tak sedikit investasi yang dikeluarkan agar daya saing dengan
media lain kuat. Industrialisasi adalah salah satu konsekuensi media massa. Media massa
jelas mempekerjakan banyak orang beserta banyak struktur yang kompleks. Akibatnya, media ini perlu dikelola seperti halnya “industri”. Jadi apa yang terjadi
pada perusahaan koran atau televisi misalnya, sama seperti perusahaan pada umumnya. Jika di perusahaan umum ada peraturan tentang karyawan, kebijakan
pimpinan, membuat produk, maka koran juga tak jauh berbeda. Intinya adalah, media massa tak lain adalah industri yang dikelola seperti industri secara umum.
Ciri yang melekat pada diri komunikator yang dideskripsikan di atas menunjukkan bahwa komunikator dalam komunikasi massa itu begitu kompleks
dan tidak hanya dikelola oleh satu orang saja. Munculnya spesialisasi, perwakilan, dan kompleksitas yang melekat pada diri komunikator menjadi bukti bahwa
komunikator dalam komunikasi massa adalah lembaga media yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
65
2. Isi
Masing-masing media punya kebijakan sendiri-sendiri dalam isinya. Sebab, masing-masing itu tidak hanya melayani masyarakat yang beragam tetapi
juga menyangkut individu atau kelompok sosial. Bagi Ray Eldon Hiebert dkk 1985 isi media setidak-tidaknya bisa dibagi ke dalam lima kategori yakni ; 1
berita dan informasi, 2 analisis dan interpretasi, 3 pendidikan dan sosialisasi, 4 hubungan masyarakat dan persuasi, 5 iklan dan bentuk penjualan lain, dan 6
hiburan.
3. Khalayak
Tidak bisa dipungkiri, khalayak yang dimaksud dalam komunikasi massa ini sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku atau
ratusan pembaca jurnal ilmiah. Masing-masing khalayak ini berbeda satu sama lain. Mereka berbeda dalam cara berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang
diterimanya, pengalaman dan orientasi hidupnya. Tetapi masing-masing individu ini juga saling mereaksi satu sama lain terhadap pesan yang diterimanya.
Menurut Hiebert dan kawan-kawan, khalayak dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai 5 lima karakteristik :
1. Khalayak cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi
pengalaman dan pengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Individu- individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan
seleksi kesadaran. 2.
Khalayak cenderung besar. Luas di sini berarti tersebar ke wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu ukuran luas ini sifatnya bisa
relatif. Sebab, ada media tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan, ada
Universitas Sumatera Utara
66 yang mecapai jutaan. Baik ribuan atau jutaan itu tetap bisa disebut khalayak
meskipun jumlahnya berbeda. Tetapi, perbedaan ini bukan sesuatu yang prinsip. Jadi tak ada ukuran pasti tentang luasnya khalayak itu.
3. Khalayak cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan
ketegori sosial. Beberapa media tertentu punya sasaran, tetapi
heterogenitasnya juga tetap ada. 4.
Khalayak cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain. 5.
Khalayak secara fisik dipisahkan dari komunikator, dapat juga dikatakan khalayak dipisahkan oleh ruang dan waktu.
4. Umpan Balik
Ada dua umpan balik feedback dalam komunikasi yakni umpan balik langsung immediated feedback dan tidak langsung delayed feedback. Umpan
balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar
persona yang melibatkan dua orang atau komunikasi kelompok. Di dalam komunikasi massa umpan balik biasanya tidak secara langsung. Artinya, antara
komunikator dengan komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi kontak langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama
lain. Umpan balik secara tidak langsung misalnya bisa ditunjukkan dalam
letter to the editorsurat pembacapembaca menulis. Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumberkomunikator
setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan.
Universitas Sumatera Utara
67
5. Gangguan 5.1 Gangguan Saluran
Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasnya selalu ada. Di dalam media cetak gangguan bisa berupa suatu kesalahan cetak, kata yang hilang, atau
paragraf yang dihilangkan. Itu juga termasuk gambar tak jelas di pesawat televisi, gangguan gelombang radio, baterai yang sudah aus atau juga langganan majalah
yang tidak datang. Semuanya itu merupakan gangguan. Kenyataannya, semakin komplek teknologi yang digunakan masyarakat, semakin besar peluang
munculnya gangguan. Semakin banyak variasi program acara yang disajikan, semakin meningkat munculnya gangguan.
Salah satu solusi untuk mengatasi adanya gangguan terhadap saluran misalnya adalah pengulangan acara yang disajikan. Loyalitas kita pada stasiun
televisi tertentu atau pada produk iklan tertentu salah satu usaha mengatasi gangguan itu. Termasuk di sini, penyiar radio yang berusaha mengulangi nomor
telepon yang disebutnya, atau pengulangan iklan yang disiarkan sepanjang program acara tetevisi, iklan department store yang dimunculkan tidak hanya pagi
tetapi juga sore hari merupakan usaha mengatasi gangguan.
Gangguan yang berhubungan dengan saluran mungkin ada dimana-mana dan menjadi penghambat dalam komunikasi massa, tetapi tidak demikian dengan
gangguan semantik kata ataun psikologis. Semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata kalimat. Oleh karena itu, gangguan
semantik berarti gangguan yang berhubungan dengan bahasa. Gangguan semantik lebih rumit, kompleks dan seringkali muncul. Bisa dikatakan, gangguan semantik
5.1 Gangguan Semantik
Universitas Sumatera Utara
68 adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau
penerima itu sendiri. Di dalam komunikasi antar persona, kita telah mengetahui gangguan
semantik seperti kendala bahasa, perbedaan pendidikan, status sosial ekonomi, tempat tinggal, jabatan, umur, pengalaman dan minat. Hambatan semantik dalam
komunikasi massa berbeda baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari hambatan yang terjadi pada komunikasi antar persona. Dari banyaknya perbedaan
yang terjadi pada audience sangatlah mustahil memberikan pesan yang sangat tepat melalui berbagai seperangkat nilai, kebutuhan, hobi, harapan, suasana hati,
minat, pengalaman hidup, kemampuan bahasa individu tertentu. Akan tetapi, media massa berusaha untuk mencoba mengatasi itu semua. Media dianggap
sukses mengatasi itu semua disebabkan karena memakai pesan yang sederhana dan umum, yang mengarahkan sasarannya pada nilai, minat yang melekat pada
diri audience yang paling rendah sekalipun dan seterusnya.
II.2. Media Massa II.2.1 Pengertian Media Massa
Dalam komunikasi massa, media massa merupakan alat atau sarana dalam pentransferan informasi. Dijelaskan pula bahwa media massa digunakan untuk
menunjukkan penerapan suatu alat teknis media yang menyalurkan atau merupakan wadah komunikasi massa.
Dari pengertian tersebut media massa juga diartikan sebagai sarana penyampai pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas, misalnya
surat kabar. Secara umum media massa berfungsi sebagai alat yang bertujuan
Universitas Sumatera Utara
69 menyalurkan pesan kepada khalayak. Sehingga tampaklah bahwa media massa
diperuntukkan untuk massa. Melalui media massa, berbagai rangkaian peristiwa di masyarakat
disajikan. Pada akhirnya peran yang dilakukan media massa baik sebagai toko informasi maupun institusi dengan demikian memiliki hubungan erat dengan
kebutuhan manusia. Salah satu kebutuhan manusia yang paling esensi, baik individu maupun
masyarakat adalah kebutuhan untuk merancang dan mendapatkan informasi. Melalui informasi dapat menambah pengetahuan dan memperluas cakrawala
pemikiran. Dalam hubungan seperti ini, media massadapat dikatakan sebagai sumber
dominan dalam penyebaran informasi karena dapat menjangkau khalayak secara luas dan banyak.
II.2.2. Fungsi Media Massa
Berbicara komunikasi massa, langsung dapat diidentikkan dengan media massa. Dimana media massa bertujuan untuk memenuhi kebutuhan khalayak akan
informasi. Tujuan lain dari media massa adlah sebagai berikut :
1. Informasi
Menyediakan informasi dan kondisi dalam masyarakat dan dunia.
Menunjukkan hubungan kekuasaan.
Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan korelasi.
2. Korelasi
Universitas Sumatera Utara
70
Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna dan peristiwa dan informasi.
Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.
Melakukan sosialisasi.
Membentuk kesepakatan.
Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.
3. Kesinambungan
Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan yang khusus serta perkembangan budaya baru.
Meningkatkan serta mengembangkan budaya baru.
4. Hiburan
Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi.
Meredakan ketegangan sosial. 5. Mobilisasi
Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang,
pembangunan, ekonomi, pekerjaan dan kadang-kadang dalam bidang agama Mc.Quail, 1994:70.
II.3. Berita
Sebagai produk di surat kabar, berita disiarkan untuk memenuhi kebutuhan akan rasa ingin tahu masyarakat. Kendati berita adalah hal yang
terpenting dari surat kabar tapi untuk mendapatkan batasannya atau definisinya
sangatlah sukar karena berita mencakup banyak faktor variabel.
Universitas Sumatera Utara
71 Irving Resenthall mengatakan berita lebih mudah untuk dikenali atau
diketahui daripada diberi balasan. Meskipun demikian berita tetap bisa didefinisikan tapi dengan pandangan yang berbeda dari yang memberi definisi.
Dr.Williard C. Blayer dalam “News Writing and Editing” mendefinisikan berita sebagai sesuatu yang aktual yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat di
dalam surat kaba karena ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca, atau karena ia dapat menarik pembaca itu .
Berita menurut William S. Maulsby dalam “Getting the News” didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar tidak memihak dari fakta-fakta
yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
Tapi dari semua yang terpenting adalah berita harus dibentuk berdasarkan peristiwa yang faktual atau benar-benar terjadi agar tidak ada perekayasaan berita.
Karena masyarakat akan banyak dipengaruhi oleh isi, warna dan arah berita. Menurut ensiklopedi pers Indonesia, berita adalah laporanpemberitahuan
mengenai terjadinya peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi aktual yang disampaikan dalam media massa.
Sedangkan menurut Daugal, dalam bukunya “Interpretative Reporting” menyatakan berita adalah apa saja yang menarik hati orang banyak dan berita
yang terbaik adalah yang dapat menarik perhatian orang sebanyak-banyaknya. Berita adalah fakta. Berita adalah laporan tentang fakta. Suatu peristiwa
menjadi berita hanya apabila ditemukan, dilaporkan oleh wartawan dan dimuat pada media yang bersangkutan. Dengan demikian berita tersebut termasuk kepada
kesadaran publik hingga akhirnya menjadi pengetahuan publik secara aktual.
Universitas Sumatera Utara
72 Suatu peristiwa membutuhkan sejumlah fakta untuk menjadi berita.
Kelengkapan fakta dalam laporan suatu peristiwa merupakan suatu syarat dari sebuah berita agar dapat dikatakan faktual. Dengan demikian, fakta merupakan
suatu kerangka dari suatu peristiwa yang diberitakan. Dimana fakta yang disajikan dalam suatu berita tersebut benar-benar nyata dan dapat dibuktikan kebenarannya
oleh siapapun, langsung di tempat kejadian. Ada suatu standart yang dipakai dalam menentukan kelayakan berita.
Standart tersebut biasanya berita tersebut harus memiliki nilai berita yang tinggi, cuatan dari berita dan sebagainya. Dinama nilai berita juga mempengaruhi posisi
penempatan berita disurat kabar. Syarat-syarat yang menentukan nilai berita :
1. Timeless kebaruan, aktualitas
2. Proximity jarak
3. Prominance cuatan
4. Human interest daya tarik kemanusiaan
5. Consequence dampak yang ditimbulkan.
Adapula yang menyebutkan sebuah berita haru mencakup aspek sebagai berikut :
1. Benar
2. Cepat
3. Lengkap
4. Objektif
5. Baik susunannya.
Universitas Sumatera Utara
73 Berita merupakan produk dari media massa khususnya surat jabar, isi
berita haruslah bersifat : 1.
Tidak memihak kecuali kepada kebenaran. 2.
Isi uraian harus berimbang. 3.
Isi uraian harus adil, jujur terbuka. 4.
Isi uraian tidak melanggar azas praduga tak bersalah.
II.4. Teori Persepsi
Ekspresi mengenal orang lain merupakan studi awal tentang persepsi. Darwin mendorong munculnya permasalahan persepsi dengan pernyataan, “Apa
ciri-ciri keputusan yang baik tentang orang lain?”. Secara etimologi, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal
dari bahasa Latin perceptio; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil.
Persepsi perception dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau
pengetian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Menurut DeVito 1997:75, persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan
banyaknya stimulus yang memengaruhi indra kita. Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti
komunikasi, sedangkan penafsiran interpretasi adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik decoding dalam proses komunikasi. Hal ini tampak
jelas pada definisi John R. Wenburg dan William W. Wilmot: “Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna”, atau definisi Rudolph F.
Universitas Sumatera Utara
74 Verderber: “Persepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi” dalam
Mulyana, 2005:167. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat,
kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi
derajat kesamaan persepsi antarindividu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya; semakin cenderung
membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas Mulyana, 2005:167-168.
II.4.1 Proses Persepsi
Salah satu pandangan yang dianut secara luas menyatakan bahwa psikologi, sebagai telaah ilmiah, berhubungan dengan unsur dan proses yang
merupakan perantara rangsangan di luar organisme dengan tanggapan fisik organisme yang dapat diamati terhadap rangsangan. Menurut rumusan ini, yang
dikenal dengan teori rangsangan-tanggapan stimulus-responsSR, persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah
rangsangan diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis lainnya yang mungkin adalah pengenalan, perasaan dan penalaran.
Seperti dinyatakan pada bagan berikut, persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan psikologis. Bahkan, diperlukan bagi orang yang paling
sedikit terpengaruh atau sadar akan adanya rangsangan menerima dan dengan cara menahan dampak dari rangsangan.
Universitas Sumatera Utara
75 Penalaran
Rangsangan Persepsi Pengenalan Tanggapan Perasaan
Bagan 1 Variabel Psikologis di antara Rangsangan dan Tanggapan
Rasa dan nalar bukan merupakan bagian yang perlu dari setiap situasi rangsangan-tanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan individu yang sadar dan
bebas terhadap satu rangsangan atau terhadap satu bidang rangsangan sampai tingkat tertentu dianggap dipengaruhi oleh akal atau emosi, atau kedua-duanya.
Persepsi, pengenalan, penalaran, dan perasaan kadang-kadang disebut variabel psikologis yang muncul di antara rangsangan dan tanggapan. Sudah
tentu, ada pula cara lain untuk mengonsepsikan lapangan psikologis, namun rumus S – R dikemukakan di sini karena telah diterima secara luas oleh para
psikolog dan karena unsur-unsur dasarnya mudah dipahami dan digunakan oleh ilmu sosial lainnya.
Dari segi psikologis dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Oleh karena itu, untuk mengubah tingkah laku
seseorang, harus dimulai dari mengubah persepsinya. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama berikut :
1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar,
internsitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2.
Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk
Universitas Sumatera Utara
76 mengadakan pengategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses
mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. 3.
Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dala bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi,
dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.
II.5. Teori Agenda Setting
Agenda setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw dalam public Opinion Quarterly tahun 1972, berjudul The Agenda Setting Function of Mass
Media. Asumsi dasar teori agenda setting adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk
menganggapnya penting. Jadi, apa yang dianggap penting bagi media, maka penting juga bagi masyarakat. Oleh karena itu, apabila media massa memberi
perhatian pada isi tertentu dan mengabaikan yang lainnya, akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum. Asumsi ini berasal dari asumsi lain bahwa
media massa memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar dan bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.
Teori agenda setting mengganggap bahwa masyarakat akan belajar mengenai isu- isu apa, dan bagaimana isu-isu tersebut disusun berdasarkan tingkat
kepentingannya Effendy dalam Bungin Burhan, 2000:287. McCombs dan Donald Shaw mengatakan pula, bahwa audience tidak
hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik
dari cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut. Misalnya, dalam merefleksikan apa yang dikatakan oleh para kandidat dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
77 kampanye pemilu, media massa terlihat menentukan mana topik yang penting.
Dengan kata lain, media massa menetapkan ‘agenda’ kampanye tersebut dan kemampuan untuk mempengaruhi perubahan kognitif individu ini merupakan
aspek terpenting dari kekuatan komunikasi massa Effendy dalam Burhan Bungin, 2000:288.
Mengikuti pendapat Chaffe dan Berger 1997 ada beberapa catatan yang perlu dikemukakan untuk memperjelas teori ini ;
1. Teori itu mempunyai kekuatan penjelas untuk menerangkan mengapa orang-
orang sama-sama menganggap penting suatu isu; 2.
Teori itu mempunyai kekuatan memprediksikan bahwa jika orang-orang mengekspos pada satu media yang sama, mereka akan merasa isu yang sama
tersebut penting. 3.
Teori itu dapat dibuktikan salah jika orang-orang tidak mengekspos media yang sama maka mereka tidak akan punya kesamaan bahwa isu media itu
penting. Sedangkan Stephen W. Littlejohn 1992 mengatakan agenda setting ini
beroperasi dalam 3 bagian : 1.
Agenda media itu sendiri harus diformat. Proses ini akan memunculkan masalah bagaimana agenda media itu terjadi pada waktu pertama kali.
2. Agenda media dalam banyak hal mempengaruhi atau berinteraksi dengan
agenda publik atau kepentingan isu tertentu bagi publik. Pernyataan ini memunculkan pernyataan, seberapa besar kekuatan media mampu
mempengaruhi agenda publik dan bagaimana publik itu melakukannya?
Universitas Sumatera Utara
78 3.
Agenda publik mempengaruhi atau berinteraksi ke dalam agend kebijakan. Agenda kebijakan adalah pembuatan kebijakan publik yang dianggap penting
bagi individu. Dengan demikian, agenda setting ini memprediksikan bahwa agenda
media mempengaruhi agenda publik, sementara agenda publik itu sendiri akhirnya mempengaruhi agenda kebijakan.
Untuk lebih memperjelas tentang tiga agenda agenda media, agenda khalayak dan agenda kebijakan dalam teori agenda setting ini ada beberapa
dimensi yang berkaitan seperti yang dikemukakan oleh Mannheim sebagai berikut :
1. Untuk Agenda Media, dimensi-dimensi :
a. visibility visibilitas, yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita.
b. audience salience tingkat menonjol bagi khalayak, yakni relevansi isi
berita dengan kebutuhan khalayak. c.
valence valensi, yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.
2. Untuk Agenda Khalayak, dimensi-dimensi : a.
familiarity keakraban, yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu.
b. personal salience penonjolan pribadi, yakni relevansi kepentingan
individu dengan ciri pribadi. c.
favorability kesenangan, yakni pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita.
3. Untuk Agenda Kebijakan, dimensi-dimensi :
Universitas Sumatera Utara
79 a.
support dukungan, yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu.
b. likelihood of action kemungkinan kegiatan, yakni kemungkinan
pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan. c.
freedom of action kebebasan bertindak, yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintah Nurudin, 2004:186-188.
Universitas Sumatera Utara
80
BAB III DESKRIPSI OBJEK LOKASI PENELITIAN
III.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1.1 Sejarah Singkat Daerah Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan
Medan Selayang
Daerah penelitian Kelurahan Asam Kumbang termasuk ke dalam Kecamatan Medan Selayang Kotamadya Medan Daerah Tingkat II Medan yang
meliputi berbagai aspek sebagaimana dibawah ini : Luas Kelurahan terdiri dari :
Luas pemukiman : 300 km
2
Luas kuburan : 0,02 km
2
Luas pekarangan : 0,50 km
2
Luas taman : -
Perkantoran : -
Luas prasarana umum lainnya : 0,48 km
2
Total luas : 4,00 km
2
Kecamatan Medan Selayang mempunyai 6 kelurahan yang terdiri dari 63 lingkungan :
1. Kelurahan Asam Kumbang : 10 lingkungan
2. Kelurahan Tanjung Sari : 14 lingkungan
3. Kelurahan Selayang I : 10 lingkungan
4. Kelurahan Selayang II : 17 lingkungan
5. Kelurahan Sempakata : 6 lingkungan
6. Kelurahan Beringin : 6 lingkungan
Universitas Sumatera Utara
81 Jumlah penduduk Kelurahan Asam Kumbang berjumlah 13250 jiwa,
dengan penduduk laki-laki sebanyak 6283 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 6966 jiwa. Jumlah kepala keluarga seluruhnya di Kelurahan Asam Kumbang
adalah 3505 kepala keluarga Profil Kelurahan Asam kumbang 2007. Dari data yang terkumpul baik primer maupun sekunder dapat
diinformasikan mengenai gambaran umum kependudukan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Lingkungan di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan
Selayang Tahun 2007
No. Lingkungan Jumlah KK
Jumlah Jiwa
1 Lingkungan I
368 1840
2 Lingkungan II
376 1353
3 Lingkungan III
383 1480
4 Lingkungan IV
472 1525
5 Lingkungan V
209 763
6 Lingkungan VI
250 820
7 Lingkungan VII
330 1280
8 Lingkungan VIII
475 1210
9 Lingkungan IX
367 1723
10 Lingkungan X
275 1276
Jumlah 3505
13250
Sumber : Profil Kelurahan Asam Kumbang 2007
Universitas Sumatera Utara
82
Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun
2007
No. Suku
Jumlah
1 Melayu
7632 2
Karo 1371
3 Jawa
1173 4
Batak 470
5 Mandailing
410 6
Dan lain-lain 775
Sumber : Profil Kelurahan Asam Kumbang 2007
Tabel 3.3 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan
Selayang Tahun 2007
No. Agama
Jumlah
1 Islam
9642 2
Kristen protestan 1371
3 Kristen khatolik
765 4
Budha 948
5 Hindu
524
Sumber : Profil Kelurahan Asam Kumbang 2007
Tabel 3.4 Distribusi Sarana Pendidikan di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2007
No. Pendidikan
Jumlah
1 TK
1 2
SD 3
3 SLTP
2
Sumber : Profil Kelurahan Asam Kumbang 2007
Universitas Sumatera Utara
83 Batas Wilayah daerah Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan
Selayang : - Sebelah utara berbatasan dengan Sunggal
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Selamat - Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Deli SerdangSungai Belawan
- Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Sari Jarak tempuh dari Kelurahan Asam Kumbang :
- Ke ibu kota kecamatan : 5 kilometer jaraj tempuh ¼ jam
- Ke ibu kota kabupaten : 11 kilometer jarak tempuh ½ jam
- ke ibu kota propinsi : 11 kilometer
III.1.2. Struktur Organisasi Kantor Lurah Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang
Struktur organisasi kantor lurah Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang adalah :
LURAH
JONI SEBAYANG
FUNGISIONAL SEKRETARIS
LURAH ODI BATUBARA
KAUR KESRA NUR’AIMAH
KAUR PEMERINTAHAN
BENDAHARA KAUR TRANTIB
KAUR EKBANG
Universitas Sumatera Utara
84
III.2 METODE PENELITIAN
Metode yang dipakai adalah metode deskriptif yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi atau bidang tertentu secara
faktual dan cermat Rakhmat, 2004:22. Ciri-ciri pokok metode deskriptif menurut Nawawi 1990:63 adalah :
1. Memutuskan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada penelitian,
dilakukan saat sekarang atau masalah-masalah yang bersifat aktual. 2.
Menggunakan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional
Penelitian deskriptif ini ditujukan untuk : a.
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.
b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek
yang berlaku. c.
Membuat perbandinganevaluasi.
III.3 POPULASI DAN SAMPEL III.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah ibu-ibu rumah tangga yang
bermukim di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang yang berusia 25 sd 50 tahun.
Universitas Sumatera Utara
85 Berdasarkan hasil penelitian ke kantor lurah dan juga dari pihak-pihak
kelurahan mengatakan bahwa jumlah ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang yang berusia 25-50 tahun adalah 3505
jiwa. Dengan data sebagai berikut :
Lingkungan Ibu-ibu Rumah
Tangga 25-50 Tahun
I 368
II 376
III 383
IV 472
V 209
VI 250
VII 320
VIII 475
IX 367
X 275
Jumlah 3505
III.3.2 Sampel
Nawawi 1993:141 berpendapat bahwa, sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
86 Dari populasi di atas, maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane
dengan presisi 10 dan tingkat kepercayaan 90 . Alasan menggunakan rumus ini adalah :
1. Responden yang diteliti bersifat homogen yaitu sama-sama berada di
dalam Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang. 2.
Jumlah populasi di atas 500 orang. Jika populasi di atas 500 maka peneliti boleh menggunakan rumus Taro Yamane.
Dengan demikian perhitungannya adalah :
1
2
+ =
d N
N n
1 1
, 3505
3505
2
+ =
1 05
, 35
3505 +
=
05 ,
36 3505
=
= 97 orang Keterangan : N = Populasi
n = Sampel d = Presisi yang digunakan adalah 10 atau 0,1
Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 97 orang. Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel digunakan Teknik
Purposive Sampling dan Teknik Accidental Sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu yang
Universitas Sumatera Utara
87 mempunyai tujuan untuk mengetahui persepsi ibu-ibu rumah tangga tentang
fenomena poligami dan berita poligami di dalam tabloid Nova.
III.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu :
1. Penelitian Kepustakaan Library Research
Yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.
2. Penelitian Lapangan Field Research
Yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, mengumpulkan data dari responden melalui :
Kuesioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan
tertulis yang harus dijawab pula oleh para responden Nawawi, 1991:117. Dalam hal ini peneliti akan menyebar kuisioner kepada ibu-ibu rumah
tangga di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang yang terpilih menjadi sampel.
Pengamatan Langsung observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian Nawawi, 1998:100. Observasi terhadap media cetak tabloid dilakukan
dalam rangka mengamati gejala yang akan diteliti dari berita poligami di tabloid Nova.
III.5 DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tertang konsep- konsep yang telah dikelompokkan dalam variabel-variabel agar lebih terarah.
Universitas Sumatera Utara
88 Definisi operasional pada penelitian ini adalah :
1. Tabloid adalah media komunikasi massa yang menyajikan gambar dan
tulisan yang diproduksi perusahaan pecetakan dalam penelitian ini berupa berita poligami.
2. Persepsi adalah sikap atau tanggapan yang ditimbulkan masyarakat ketika
membaca atau melihat berita poligami di tabloid Nova. 3.
Perhatian adalah adanya dorongan dari suatu objek atau kondisi, dimana seseorang digairahkan untuk memberikan respon-responnya. Dalam
penelitian ini perhatian yang dimaksud adalah adanya perhatian ibu-ibu rumah tangga terhadap berita poligami yang disajikan di tabloid Nova
sehingga menimbulkan sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan memori.
III.6 TEKNIK ANALISIS DATA
Analisa Tabel Tunggal
Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi variabel penelitian ke dalam sejumlah frekuensi dan presentasi.
III.7 LOKASI PENELITIAN
Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah ibu-ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan
Selayang Medan.
III.8 WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu yaitu terhitung dari tanggal 15
Juni 2007 sampai dengan 28 Juni 2007.
Universitas Sumatera Utara
89
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN