Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Keranga Konsep

16 Berdasarkan latar belakang di atas penulis merasa tertarik untuk meneliti berbagai persepsi yang tersebar di kalangan ibu – ibu rumah tangga di kelurahan Asam Kumbang kecamatan Medan Selayang tentang berita poligami yang disajikan di tabloid Nova.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimana persepsi ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang terhadap berita poligami di tabloid Nova?”.

I.3. Pembatasan Masalah

Suatu penelitian ilmiah agar tidak mengambang, perlu diberikan suatu batasan agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas dan sistematis. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, adapun yang menjadi batasanfokus penelitian ini adalah : 1. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yang hanya menggambarkan suatu situasi atau peristiwa penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 2. Jenis berita yang menjadi objek penelitian hanya berita tentang poligami. 3. Penelitian ini hanya dilakukan pada tabloid Nova edisi 4 Desember 2006 sampai dengan 31 Maret 2007. Universitas Sumatera Utara 17 4. Objek penelitian ini adalah ibu – ibu rumah tangga di kelurahan Asam Kumbang kecamatan Medan Selayang dengan usia 25-50 tahun. 5. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi ibu – ibu rumah tangga tentang berita poligami yang disajikan di tabloid Nova. I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan ibu – ibu rumah tangga di kelurahan Asam Kumbang kecamatan Medan Selayang tentang fenomena poligami. 2. Untuk mengetahui persepsi yang terbentuk di kalangan ibu – ibu rumah tangga di kelurahan Asam Kumbang kecamatan Medan Selayang terhadap berita poligami di tabloid Nova.

I.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara akademis, penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap keilmuan ilmu komunikasi. 2. Secara teoritis, penelitian berguna untuk memperkaya khasanah penelitian, dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti serta mahasiswa ilmu komunikasi FISIP USU, mengenai poligami dan persepsi khalayak. Universitas Sumatera Utara 18 3. Secara praktis, melalui penelitian ini dapat diketahui bagaimana persepsi khalayak di kelurahan Asam Kumbang kecamatan Medan Selayang terhadap berita poligami yang disajikan di tabloid Nova.

I.5. Kerangka Teori

Adapun teori – teori yang dianggap relevan dengan masalah penelitian ini adalah :

I.5.1. Teori Agenda Setting

Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw adalah orang yang pertama kali yang memperkenalkan teori agenda setting ini. Teori ini muncul sekitar tahun 1973 dengan publikasi pertamanya berjudul ‘The Agenda Setting Function of The Mass Media” Public Opinion Quarterly no. 37. Secara singkat teori penyusunan agenda ini mengatakan media tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita pikir, tetapi media tersebut benar-benar berhasil memberitahu kita berpikir tentang apa. Media massa selalu berhasil mengarahkan pada kita apa yang harus kita lakukan. Media memberikan agenda- agenda lewat pemberitaannya, sedangkan masyarakat akan mengikutinya. Menurut asumsi teori ini media punya kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita lihat atau tokoh siapa yang harus kita dukung. Coba Anda perhatikan hal-hal yang kita anggap penting untuk dibicarakan dalam pertemuan antar pribadi. Hal-hal itu pulalah yang juga menjadi pusat perhatian media. Memang, kita dapat mengatakan bahwa tidak ada peristiwa penting dapat terjadi tanpa liputan media. Jika memang media tidak meliputnya, Universitas Sumatera Utara 19 maka itu berarti tidak penting. Tetapi, apakah media memusatkan perhatian hanya pada suatu peristiwa karena itu memang benar-benar penting atau perhatian medialah yang membuat peristiwa itu penting? Sebenarnya, media mengarahkan kita untuk menusatkan perhatian pada subjek tertentu yang diberitakan media. Ini artinya, media menentukan agenda kita. I.5.2. Media Massa Berdasarkan fungsinya media massa dibagi ke dalam media cetak dan media elektronik. Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu instansi atau organisasi. Pesan yang disampaikan melalui media massa bersifat umum public karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Kemampuan media massa dapat menimbulkan keserempakan stimultaneity pada pihak – pihak khalayak dalam menerima pesan – pesan yang disebarkan. Ada beberapa jenis media massa, yaitu media yang berorientasi pada aspek : 1 penglihatan verbal visual, misalnya media cetak ; 2 pendengaran audio semata – mata radio, tape recorder, verbal vokal ; dan 3 pada pendengaran dan penglihatan televisi, film, video yang bersifat verbal visual lokal Liliweri, 2001:3007. Jenis media yang secara tradisional termasuk ke dalam media massa adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media – media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan tabloid. Universitas Sumatera Utara 20 Marshall McLuhan mengembangkan model inovatif untuk membantu menjelaskan tentang media massa. Dalam pemikiran McLuhan, buku, majalah, tabloid dan surat kabar adalah media yang panas hot media karena membutuhkan tingkat berpikir yang tinggi untuk menggunakannya. Misalnya, untuk membaca sebuah buku seseorang harus membenamkan dirinya untuk memperoleh apa saja dari buku tersebut. Hubungan antara media dan pembaca sangat erat. Hal ini juga sama dengan tabloid dan surat kabar. McLuhan juga memikirkan bahwa film sebagai media yang panas karena melibatkan penonton secara menyeluruh. Layar yang besar menuntut perhatian penuh dari penonton , dan tertutup, karena ruangan penonton yang gelap menutup gangguan – gangguan yang timbul. Secara berbeda, McLuhan mengklasifikasikan media elektronik, khususnya televisi, sebagai media yang dingin cool media karena dapat digunakan dengan keterlibatan intelektual yang sedikit dan hampir tidak memerlukan usaha yang keras. Walaupun televisi memiliki banyak hal yang berhubungan dengan pancaindera dari film, termasuk penglihatan, gerakan, dan suara, tetapi tidak membuat penonton dibanjiri oleh hal itu selain mendorong kesadaran dengan segera. Ketika radio didengarkan, hanya sebagai suara latar belakang saja, tidak memerlukan keterlibatan pendengar sama sekali, dan McLuhan menyebutnya sebagai media yang dingin. Akan tetapi radio adalah media yang panas, ketika mengikutsertakan khayalan pendengar, seperti drama radio.

I.5.3. Berita

We cannot not communicate. Kita manusia tidak dapat tidak berkomunikasi. Demikian bunyi proposisi dasar dalam perspektif ilmu Universitas Sumatera Utara 21 komunikasi. Hukum dasar tersebut pada dasarnya menegaskan bahwa setiap tingkah laku manusia adalah mengandung pesan. Dari cara berpakaian hingga gerak tubuh kita, disadari atau tidak, adalah pesan yang hendak disampaikan kepada orang lain. Bila dilihat dari tujuan penyampaiannya penerima pesan, komunikasi dibedakan menjadi komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Komunikasi yang terakhir pada lazimnya menggunakan media massa sebagai sarana medium untuk menyampaikan pesan. Salah satu bentuk komunikasi massa adalah berita. Karena bersifat massal, maka berita sebagai bentuk komunikasi memiliki kekhasan berupa penerapan prinsip dan kode etik jurnalistik sebagai koridor penyampaian informasi sehingga tidak bias dari kepentingan khalayaknya. Secara bahasa kata jurnalistik atau journalistic dalam Bahasa Inggris berasal dari kata du jour atau journal yang berasal dari Bahasa Perancis, yang artinya hari atau catatan harian. Secara istilah, jurnalistik adalah proses penulisan dan penyebaran informasi berupa berita, feature, dan opini melalui media massa. Informasi berarti keterangan, pesan, gagasan, atau pemberitahuan tentang suatu masalah atau peristiwa. Dalam definisi jurnalistik yang dimaksud dengan informasi adalah news berita, views pandangan atau opini, dan karangan khas yang disebut feature berisikan fakta dan opini. Penulisan informasi adalah aktivitas penulisan atau penyusunan berita, opini, dan feature untuk dipublikasikan atau dimuat di media massa. Pelakunya adalah wartawan journalist dan penulis writer. Universitas Sumatera Utara 22 Tidak ada definisi baku yang menjelaskan tentang definisi berita. Menurut Mitchel V. Charnley, berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. Berita news berasal dari bahasa Latin yaitu Novus Noval yang berarti baru new. Artinya berita selalu merupakan kejadian yang bersifat baru, yaitu baru diketahui oleh penerima berita. Dikalangan wartawan ada yang mengartikan news sebagai singkatan dari : - North - utara - East - timur - West - barat - South - selatan Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari keempat penjuru angin tersebut, laporan dari mana – mana, dari berbagai tempat di duni a ini Effendy, 1993:130. Berita adalah laporan tentang gagasan, kejadian atau konflik yang baru terjadi, yang menarik bagi konsumen berita dan menguntungkan bagi pembuat berita itu sendiri. Atau berita adalah segala sesuatu yang pada waktu tertentu menarik hati sejumlah orang, dan berita yang baik adalah yang paling menarik bagi banyak orang pembaca atau pendengar. William S. Maulsby mendefenisikan berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut. Universitas Sumatera Utara 23 Prof. Mitchel V. Charnley dalam bukunya “Reporting”, mendefenisikan berita adalah laporan tercapat mengenai fakta dan opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau keduanya, bagi sejumlah besar penduduk Effendy, 1993:131.

I.5.4. Teori Persepsi

Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses yang terjadi dalam pengamatan seseorang terhadap orang lain. Persepsi juga diartikan sebagai proses, pemahaman terhadap informasi yang disampaikan oleh orang lain yang saling berkomunikasi, berhubungan atau bekerjasama. Jadi setiap orang tidak terlepas dari proses persepsi. Hal ini juga sejalan dengan apa yang dikemukakan Le Boueuf Effendy, 1992:48 yang mengatakan bahwa persepsi adalah pemahaman kita terhadap apa yang kita alami. Penafsiran kita terhadap apa yang kita lihat dan kita dengar yang dipengaruhi oleh kombinasi antar pengalaman masa lalu, keadaan serta psikologi yang benar – benar sama. Bagi setiap orang apa yang dipersepsikan itulah kenyataannya Rakhmat, 2000:55. Menurut Desiderato persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi sensory stimuli Rakhmat, 2000:55 : sensasi adalah bagian dari persepsi, walaupun begitu menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. Menurut Kenneth E. Anderson, atensi atau perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat Universitas Sumatera Utara 24 stimuli lainnya melemah Rakhmat, 2000:52. Terdapat dua faktor eksternal dan internal dalam menarik perhatian : 1. Faktor eksternal penarik perhatian yaitu :  Gerakan  Intensitas stimuli  Kebauran Novelty  Perulangan 2. Faktor internal penarik perhatian yaitu :  Faktor biologis  Faktor sosiopsikologis Rakhmat, 2000:53 Sensasi berasal dari kata “sense”, artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. “Bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf – dengan ‘bahasa’ yang dipahami oleh ‘komputer’ otak – maka terjadilah proses sensasi,” kata Dennis Coon. “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan indera,” tulis Benyamin B. Wolman. Apapun definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat indralah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunia. Tanpa alat indera manusia sama, bahkan mungkin lebih dari rumput-rumputan, karena rumput dapat juga mengindera cahaya dan humiditas Rakhmat, 2000:49. Universitas Sumatera Utara 25 Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Demikian definisi yang diberikan oleh Kenneth E. Andersen. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada alah atu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Ekspektasi atau harapan adalah sesuatu hal yang diinginkan atau cita – citakan oleh seseorang atau kelompok orang agar dapat terwujud atau tercapai. Ekspektasi setiap individu bergantung kepada orientasi budaya yang dimilikinya. Orientasi budaya individu tersebut, nantinya akan sangat menentukan prilaku dan harapan yang akan memberi makna pada sejumlah nilai yang akan diperolehnya. Orientasi tersebut berkaitan dengan variabel sistem sosial, yang terdiri dari : a. Faktor demografis, antara lain : jenis kelamin, usia dan lain-lain. b. Faktor etnografis, antara lain :suku bangsa, bahasa dan lain-lain. c. Faktor status sosial dan ekonomi, antara lain : tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan. d. Afiliansi kelompok formal dan informal, antara lain : organisasi profesi yang terdiri dari seni budaya, olah raga, organisasi kekeluargaan dan lain- lain. Motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu untuk memenuhi keinginan atau kebutuhannya. Untuk mendapatkan apa yang menjadi harapan seseorang, tentu saja sangan diperlukan peranan motivasi dari diri seseorang. Adapun keberadaan dan motivasi seseorang dipenuhi oleh faktor – faktor :  Suasana mental Universitas Sumatera Utara 26  Suasana emosional Rakhmat, 2000:56 Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Kita tidak menyadari pekerjaan memori pada dua tahap yang pertama. Kita hanya mengetahui memori pada tahap ketiga pemanggilan kembali. Pemanggilan diketahui dengan empat cara yaitu : 1. Pengingatan Recall adalah proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara verbatin kata demi kata, tanpa petunjuk yang jelas. 2. Pengenalan Recognation. Agak sukar untuk mengingat kembali sejumlah fakta, akan tetapi lebih mudah mengenalnya kembali. 3. Bekerja lagi Relearting. Menguasai kembali pelajaran sudah pernah kita peroleh termasuk pekerjaan memori. 4. Redintegrasi Redintegration adalah merekonstruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil Rakhmat, 2000:62-63. William James mengatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data – data yang kita proses dari lingkungan yang diserap oleh indera serta sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan ingatan memori kita dan kemudian diolah kembali didasarkan pengalaman yang kita miliki. Sementara itu Philip Kotler mengidentifikasikan persepsi sebagai berikut : “Perception is the process by wich and individual selects, organizes and interprets information inputs to create a meaningful pictures of the world”. Universitas Sumatera Utara 27 Persepsi adalah proses dimana individu memilih, menyusun dan mengartikan informasi yang masuk untuk membuat gambaran berarti dari dunia. Ada beberapa hal khusus yang dibawa Philif Kotler sebagai faktor tambahan dalam penyaringan yaitu : 1. Sifat fisik rangkastimuli yang diterima 2. Pengaruh rangsanganstimuli terhadap alat indera komunikasi 3. Suasana ketika induvidu menerima rangsangan tadi Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu hal penting yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang akan menerima segala sesuatu berupa informasi ataupun segala rangsangan yang dating dari lingkungannya, dalam batas – batas kemampuannya. Segala rangsangan yang diterimanya tersebut diolah dan selanjutnya diproses. Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja. Tentu saja ada faktor – faktor yang mempengaruhi. Faktor – faktor itulah yang menyebabkan dua orang yang melihat sesuatu mungkin memberi interpretasi yang berbeda tentang yang dilihatnya itu. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat 3 faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang yaitu : 1. Diri orang yang bersangkutan sendiri. Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberi interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi seperti sikap, motif, kepentingan, minat, pengalaman dan harapannya. 2. Sasaran persepsi tersebut. Sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau peristiwa, sifat – sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi Universitas Sumatera Utara 28 orang yang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran tindak tanduk, dan ciri – ciri lain dari sasaran persepsi itu turut menentukan cara pandang orang melihatnya. 3. Faktor situasi. Persepsi harus dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu pula mendapatkan perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam pertumbuhan persepsi seseorang.

I.6. Keranga Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkina hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada perumusan hipotesa Nawawi, 1995:40. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995:57. Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Tradisi poligami adalah tradisi yang sama tuanya dengan peradaban manusia. Tercatat dalam sejarah Israel Kuno bahwa Raja Solomo Nabi Sulaiman memiliki 700 istri dan 300 selir. Sementara Raja David Nabi Daud punya enam istri dan sejumlah selir. Dalam sejarah masyarakat Islam formatif tercatat beberapa tokoh yang juga memiliki banyak istri. Sejarah mencatat Mughirah Shuebah memiliki 80 istri sepanjang hidupnya. Muhammad Thayib 423 H Universitas Sumatera Utara 29 pernah menikahi sejumlah 900 perempuan, bahkan salah seorang pemimpin besar kekhalifahan Abbasiyah yang membawa Islam ke zaman keemasan, Harun ar- Rasyid, membangun tempat besar khusus untuk lebih dari seribu selirnya. Demikian pula yang terjadi pada raja – raja Jawa terdahulu. Kenyataan itu memberikan kesadaran kepada kita bahwa poligami sebenarnya menemukan kedekatannya dengan budaya. Sering terdapat kaitan antara poligami dengan akses kekuasaan dan ekonomi dibanding ajaran keagamaan. Poligami saat ini begitu santer dibicarakan di masyarakat khususnya di kalangan perempuan. Hal ini mencuat ketika berita tentang menikahnya KH Abdullah Gymnastiar yang akrab dipanggil Aa Gym untuk yang kedua kalinya. Karena sosok Aa Gym di mata sebagian besar perempuan adalah seorang pemimpin keluarga yang ideal dan penuh keteladanan, disamping beliau sebagai ustadz terkenal yang wajahnya tidak asing lagi sering muncul di berbagai media massa. Keputusan Aa Gym menikah lagi menjadi pukulan tersendiri bagi kaum hawa yang selama ini mengidolakannya. Hampir sebagian besar perempuan berkomentar kecewa atas pernikahan Aa Gym itu, karena bagi mereka walaupun agama membolehkan berpoligami secara syar’i namun yang akan merasakan pahitnya adalah kaum hawa. Poligami sebenarnya sudah lama menjadi polemik di kalangan umat Islam Indonesia maupun di kalangan non-Islam. Persoalannya adalah masih relavankah poligami untuk diterapkan saat di sebuah era dimana komitmen untuk mengakui kesamaan harkat dan martabat laki – laki dan perempuan sudah sedemikian kuat. Menurut pendapat mereka poligami menjadikan seorang wanita teraniaya, Universitas Sumatera Utara 30 tertindas, kehilangan harga dirinya. Apalagi cemoohan masyarakat sekitar yang memang sebagian besar memandang rendah pelaku poligami. Hal ini kemudian dijadikan jastifikasi pembenar oleh sebagian kalangan untuk menolak keabsahan poligami sebagai sebuah realita hukum Islam. Bahkan, tidak jarang kalangan Islam Liberal, termasuk feminisme memandang poligami sebagai salah satu bentuk penindasan atau tindakan diskriminatif atas perempuan. Kaum feminis radikal memandang, bahwa kebolehan poligami merupakan deklarasi penindasan laki – laki atas perempuan yang tiada akhir. Mereka menuduh agama Islam – yang membolehkan poligami- telah bertindak bias gender. Pandangan seperti ini telah merasuk pikiran banyak aktivis perempuan dewasa ini dan sebagian besar masyarakat. Bahkan pandangan seperti ini seakan – akan memperoleh legitimasi dengan adanya praktik – praktik poligami di tengah masyarakat kita yang tidak sesuai dengan tuntutan Islam. Ditambah lagi dengan adanya sosialisasi yang sistematis dan berkesinambungan tentang pencitraburukan ibu tiriistri muda, baik melalui film maupun cerita – cerita rakyat http:id.wikipedia.orgwikipoligami . Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder, atau komunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan karena apabila komunikasi itu diboikot oleh khalayak sudah pasti komunikasi itu akan gagal mencapai tujuannya. Khalayak bisa didefinisikan beberapa individu, keluarga dan masyarakat. Ada tiga aspek yang perlu diketahui oleh seorang komunikator menyangkut Universitas Sumatera Utara 31 khalayaknya, yakni aspek sisiodemografik, aspek profil psikologis dan aspek karakteristik perilaku khalayak Cangara, 2000:151. Tidak bisa dipungkiri, audience yang dimaksud dalam komunikasi massa ini sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku atau ratusan pembaca jurnal ilmiah. Masing – masing audience ini berbeda satu sama lain. Mereka berbeda dalam cara berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman dan orientasi hidupnya. Tetapi masing – masing individu ini juga saling mereaksi satu sama lain terhadap pesan yang diterimanya. Khalayak memiliki sifat – sifat sebagaimana yang ada pada konsep massa, namun lebih spesifik teragregat pada suatu media massa. Sifat dari audien massa umpamanya : 1. Terdiri dari jumlah yang besar. Pendengar radio, televisi, atau pembaca koran adalah massa dalam jumlah yang besar. Sulit memprediksi jumlah mereka. 2. Suatu pemberitaan media massa dapat ditangkap oleh masyarakat dari berbagai tempat, sehingga sifat audien massa juga ada tersebar dimana-mana, terpencar, dan tidak mengelompok pada wilayah tertentu. 3. Pada mulanya audiensi massa tidak interaktif, artinya antara media massa dan pendengar atau pemirsanya tidak saling berhubungan, namun saat ini konsep ini mulai ditinggal, karena audien massa dan media massa dapat berinteraksi satu dengan lainnya melalui komunikasi telepon. Dengan demikian, maka audiensi massa memiliki pilihan berinteraksi atau tidak berinteraksi dengan media massa. 4. Terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang sangat heterogen. Audiensi massa tidak dapat dikategorikan terdiri dari segmentasi tertentu, kalaupun ada Universitas Sumatera Utara 32 seperti dalam acara – acara televisi dan radio maupun media cetak, maka heterogenitas dalam segmen tersebut tidak dapat dihindari. 5. Tidak terorganisir dan bergerak sendiri. Karena sifatnya yang besar, maka audiensi massa sulit diorganisir dan akhirnya bergerak sendiri – sendiri.

I.7. Variabel Operasional

Dokumen yang terkait

Terpaan “Reportase Investigasi” Dan Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga(StudiKorelasional Tentang Terpaan “Reportase Investigasi” Trans Tv Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga Di Lingkungan Iv Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan)

0 63 106

Perilaku Ibu Rumah Tangga Terhadap Penggunan Air Sungai Siak Sebagai Sumber Air Bersih Di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Tahun 2004

0 44 79

Pengaruh Sosial Ekonomi dan Budaya terhadap Partisipasi Ibu Rumah Tangga dalam Pengelolan Sampah di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar Tahun 2011

0 71 117

Terpaan Acara Infotainment di Televisi Dan Persepsi Ibu Rumah Tangga (Study Korelasional Mengenai Terpaan Acara Infotaiment di Televisi terhadap Persepsi Ibu Rumah Tangga di Lingkungan III Kelurahan Sunggal Medan tentang Fenomena Perceraian)

9 106 121

Persepsi Ibu Terhadap Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih di Kelurahan Jati Karya Binjai 2008

0 34 46

PERSEPSI IBU RUMAH TANGGA TENTANG SINETRON LIONTIN 2 DI RCTI(Studi pada Ibu Rumah Tangga RT. 05 RW. 01 Kelurahan Ketawanggede Kecamatan Lowokwaru Malang)

0 3 2

PERSEPSI IBU RUMAH TANGGA TENTANG PENAMPILAN MODEL IKLAN FRESTEA GREEN MY BODY ( Studi Persepsi Ibu-ibu Anggota PKK Kelurahan Merjosari Kota Malang )

0 17 2

OPINI IBU RUMAH TANGGA SURABAYA TERHADAP LELAKI TOLAK POLIGAMI (Studi Deskriptif Opini Ibu Rumah Tangga Surabaya Terhadap Lelaki Tolak Poligami Pasca Pemberitaan Di Harian Surya).

0 8 89

pandangan keristen tentang poligami stud

0 2 18

OPINI IBU RUMAH TANGGA SURABAYA TERHADAP LELAKI TOLAK POLIGAMI (Studi Deskriptif Opini Ibu Rumah Tangga Surabaya Terhadap Lelaki Tolak Poligami Pasca Pemberitaan Di Harian Surya)

0 0 25