67
5. Gangguan 5.1 Gangguan Saluran
Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasnya selalu ada. Di dalam media cetak gangguan bisa berupa suatu kesalahan cetak, kata yang hilang, atau
paragraf yang dihilangkan. Itu juga termasuk gambar tak jelas di pesawat televisi, gangguan gelombang radio, baterai yang sudah aus atau juga langganan majalah
yang tidak datang. Semuanya itu merupakan gangguan. Kenyataannya, semakin komplek teknologi yang digunakan masyarakat, semakin besar peluang
munculnya gangguan. Semakin banyak variasi program acara yang disajikan, semakin meningkat munculnya gangguan.
Salah satu solusi untuk mengatasi adanya gangguan terhadap saluran misalnya adalah pengulangan acara yang disajikan. Loyalitas kita pada stasiun
televisi tertentu atau pada produk iklan tertentu salah satu usaha mengatasi gangguan itu. Termasuk di sini, penyiar radio yang berusaha mengulangi nomor
telepon yang disebutnya, atau pengulangan iklan yang disiarkan sepanjang program acara tetevisi, iklan department store yang dimunculkan tidak hanya pagi
tetapi juga sore hari merupakan usaha mengatasi gangguan.
Gangguan yang berhubungan dengan saluran mungkin ada dimana-mana dan menjadi penghambat dalam komunikasi massa, tetapi tidak demikian dengan
gangguan semantik kata ataun psikologis. Semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata kalimat. Oleh karena itu, gangguan
semantik berarti gangguan yang berhubungan dengan bahasa. Gangguan semantik lebih rumit, kompleks dan seringkali muncul. Bisa dikatakan, gangguan semantik
5.1 Gangguan Semantik
Universitas Sumatera Utara
68 adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau
penerima itu sendiri. Di dalam komunikasi antar persona, kita telah mengetahui gangguan
semantik seperti kendala bahasa, perbedaan pendidikan, status sosial ekonomi, tempat tinggal, jabatan, umur, pengalaman dan minat. Hambatan semantik dalam
komunikasi massa berbeda baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari hambatan yang terjadi pada komunikasi antar persona. Dari banyaknya perbedaan
yang terjadi pada audience sangatlah mustahil memberikan pesan yang sangat tepat melalui berbagai seperangkat nilai, kebutuhan, hobi, harapan, suasana hati,
minat, pengalaman hidup, kemampuan bahasa individu tertentu. Akan tetapi, media massa berusaha untuk mencoba mengatasi itu semua. Media dianggap
sukses mengatasi itu semua disebabkan karena memakai pesan yang sederhana dan umum, yang mengarahkan sasarannya pada nilai, minat yang melekat pada
diri audience yang paling rendah sekalipun dan seterusnya.
II.2. Media Massa II.2.1 Pengertian Media Massa
Dalam komunikasi massa, media massa merupakan alat atau sarana dalam pentransferan informasi. Dijelaskan pula bahwa media massa digunakan untuk
menunjukkan penerapan suatu alat teknis media yang menyalurkan atau merupakan wadah komunikasi massa.
Dari pengertian tersebut media massa juga diartikan sebagai sarana penyampai pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas, misalnya
surat kabar. Secara umum media massa berfungsi sebagai alat yang bertujuan
Universitas Sumatera Utara
69 menyalurkan pesan kepada khalayak. Sehingga tampaklah bahwa media massa
diperuntukkan untuk massa. Melalui media massa, berbagai rangkaian peristiwa di masyarakat
disajikan. Pada akhirnya peran yang dilakukan media massa baik sebagai toko informasi maupun institusi dengan demikian memiliki hubungan erat dengan
kebutuhan manusia. Salah satu kebutuhan manusia yang paling esensi, baik individu maupun
masyarakat adalah kebutuhan untuk merancang dan mendapatkan informasi. Melalui informasi dapat menambah pengetahuan dan memperluas cakrawala
pemikiran. Dalam hubungan seperti ini, media massadapat dikatakan sebagai sumber
dominan dalam penyebaran informasi karena dapat menjangkau khalayak secara luas dan banyak.
II.2.2. Fungsi Media Massa
Berbicara komunikasi massa, langsung dapat diidentikkan dengan media massa. Dimana media massa bertujuan untuk memenuhi kebutuhan khalayak akan
informasi. Tujuan lain dari media massa adlah sebagai berikut :
1. Informasi
Menyediakan informasi dan kondisi dalam masyarakat dan dunia.
Menunjukkan hubungan kekuasaan.
Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan korelasi.
2. Korelasi
Universitas Sumatera Utara
70
Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna dan peristiwa dan informasi.
Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.
Melakukan sosialisasi.
Membentuk kesepakatan.
Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.
3. Kesinambungan
Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan yang khusus serta perkembangan budaya baru.
Meningkatkan serta mengembangkan budaya baru.
4. Hiburan
Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi.
Meredakan ketegangan sosial. 5. Mobilisasi
Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang,
pembangunan, ekonomi, pekerjaan dan kadang-kadang dalam bidang agama Mc.Quail, 1994:70.
II.3. Berita
Sebagai produk di surat kabar, berita disiarkan untuk memenuhi kebutuhan akan rasa ingin tahu masyarakat. Kendati berita adalah hal yang
terpenting dari surat kabar tapi untuk mendapatkan batasannya atau definisinya
sangatlah sukar karena berita mencakup banyak faktor variabel.
Universitas Sumatera Utara
71 Irving Resenthall mengatakan berita lebih mudah untuk dikenali atau
diketahui daripada diberi balasan. Meskipun demikian berita tetap bisa didefinisikan tapi dengan pandangan yang berbeda dari yang memberi definisi.
Dr.Williard C. Blayer dalam “News Writing and Editing” mendefinisikan berita sebagai sesuatu yang aktual yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat di
dalam surat kaba karena ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca, atau karena ia dapat menarik pembaca itu .
Berita menurut William S. Maulsby dalam “Getting the News” didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar tidak memihak dari fakta-fakta
yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
Tapi dari semua yang terpenting adalah berita harus dibentuk berdasarkan peristiwa yang faktual atau benar-benar terjadi agar tidak ada perekayasaan berita.
Karena masyarakat akan banyak dipengaruhi oleh isi, warna dan arah berita. Menurut ensiklopedi pers Indonesia, berita adalah laporanpemberitahuan
mengenai terjadinya peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi aktual yang disampaikan dalam media massa.
Sedangkan menurut Daugal, dalam bukunya “Interpretative Reporting” menyatakan berita adalah apa saja yang menarik hati orang banyak dan berita
yang terbaik adalah yang dapat menarik perhatian orang sebanyak-banyaknya. Berita adalah fakta. Berita adalah laporan tentang fakta. Suatu peristiwa
menjadi berita hanya apabila ditemukan, dilaporkan oleh wartawan dan dimuat pada media yang bersangkutan. Dengan demikian berita tersebut termasuk kepada
kesadaran publik hingga akhirnya menjadi pengetahuan publik secara aktual.
Universitas Sumatera Utara
72 Suatu peristiwa membutuhkan sejumlah fakta untuk menjadi berita.
Kelengkapan fakta dalam laporan suatu peristiwa merupakan suatu syarat dari sebuah berita agar dapat dikatakan faktual. Dengan demikian, fakta merupakan
suatu kerangka dari suatu peristiwa yang diberitakan. Dimana fakta yang disajikan dalam suatu berita tersebut benar-benar nyata dan dapat dibuktikan kebenarannya
oleh siapapun, langsung di tempat kejadian. Ada suatu standart yang dipakai dalam menentukan kelayakan berita.
Standart tersebut biasanya berita tersebut harus memiliki nilai berita yang tinggi, cuatan dari berita dan sebagainya. Dinama nilai berita juga mempengaruhi posisi
penempatan berita disurat kabar. Syarat-syarat yang menentukan nilai berita :
1. Timeless kebaruan, aktualitas
2. Proximity jarak
3. Prominance cuatan
4. Human interest daya tarik kemanusiaan
5. Consequence dampak yang ditimbulkan.
Adapula yang menyebutkan sebuah berita haru mencakup aspek sebagai berikut :
1. Benar
2. Cepat
3. Lengkap
4. Objektif
5. Baik susunannya.
Universitas Sumatera Utara
73 Berita merupakan produk dari media massa khususnya surat jabar, isi
berita haruslah bersifat : 1.
Tidak memihak kecuali kepada kebenaran. 2.
Isi uraian harus berimbang. 3.
Isi uraian harus adil, jujur terbuka. 4.
Isi uraian tidak melanggar azas praduga tak bersalah.
II.4. Teori Persepsi