76 mengadakan pengategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses
mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. 3.
Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dala bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi,
dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.
II.5. Teori Agenda Setting
Agenda setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw dalam public Opinion Quarterly tahun 1972, berjudul The Agenda Setting Function of Mass
Media. Asumsi dasar teori agenda setting adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk
menganggapnya penting. Jadi, apa yang dianggap penting bagi media, maka penting juga bagi masyarakat. Oleh karena itu, apabila media massa memberi
perhatian pada isi tertentu dan mengabaikan yang lainnya, akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum. Asumsi ini berasal dari asumsi lain bahwa
media massa memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar dan bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.
Teori agenda setting mengganggap bahwa masyarakat akan belajar mengenai isu- isu apa, dan bagaimana isu-isu tersebut disusun berdasarkan tingkat
kepentingannya Effendy dalam Bungin Burhan, 2000:287. McCombs dan Donald Shaw mengatakan pula, bahwa audience tidak
hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik
dari cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut. Misalnya, dalam merefleksikan apa yang dikatakan oleh para kandidat dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
77 kampanye pemilu, media massa terlihat menentukan mana topik yang penting.
Dengan kata lain, media massa menetapkan ‘agenda’ kampanye tersebut dan kemampuan untuk mempengaruhi perubahan kognitif individu ini merupakan
aspek terpenting dari kekuatan komunikasi massa Effendy dalam Burhan Bungin, 2000:288.
Mengikuti pendapat Chaffe dan Berger 1997 ada beberapa catatan yang perlu dikemukakan untuk memperjelas teori ini ;
1. Teori itu mempunyai kekuatan penjelas untuk menerangkan mengapa orang-
orang sama-sama menganggap penting suatu isu; 2.
Teori itu mempunyai kekuatan memprediksikan bahwa jika orang-orang mengekspos pada satu media yang sama, mereka akan merasa isu yang sama
tersebut penting. 3.
Teori itu dapat dibuktikan salah jika orang-orang tidak mengekspos media yang sama maka mereka tidak akan punya kesamaan bahwa isu media itu
penting. Sedangkan Stephen W. Littlejohn 1992 mengatakan agenda setting ini
beroperasi dalam 3 bagian : 1.
Agenda media itu sendiri harus diformat. Proses ini akan memunculkan masalah bagaimana agenda media itu terjadi pada waktu pertama kali.
2. Agenda media dalam banyak hal mempengaruhi atau berinteraksi dengan
agenda publik atau kepentingan isu tertentu bagi publik. Pernyataan ini memunculkan pernyataan, seberapa besar kekuatan media mampu
mempengaruhi agenda publik dan bagaimana publik itu melakukannya?
Universitas Sumatera Utara
78 3.
Agenda publik mempengaruhi atau berinteraksi ke dalam agend kebijakan. Agenda kebijakan adalah pembuatan kebijakan publik yang dianggap penting
bagi individu. Dengan demikian, agenda setting ini memprediksikan bahwa agenda
media mempengaruhi agenda publik, sementara agenda publik itu sendiri akhirnya mempengaruhi agenda kebijakan.
Untuk lebih memperjelas tentang tiga agenda agenda media, agenda khalayak dan agenda kebijakan dalam teori agenda setting ini ada beberapa
dimensi yang berkaitan seperti yang dikemukakan oleh Mannheim sebagai berikut :
1. Untuk Agenda Media, dimensi-dimensi :
a. visibility visibilitas, yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita.
b. audience salience tingkat menonjol bagi khalayak, yakni relevansi isi
berita dengan kebutuhan khalayak. c.
valence valensi, yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.
2. Untuk Agenda Khalayak, dimensi-dimensi : a.
familiarity keakraban, yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu.
b. personal salience penonjolan pribadi, yakni relevansi kepentingan
individu dengan ciri pribadi. c.
favorability kesenangan, yakni pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita.
3. Untuk Agenda Kebijakan, dimensi-dimensi :
Universitas Sumatera Utara
79 a.
support dukungan, yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu.
b. likelihood of action kemungkinan kegiatan, yakni kemungkinan
pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan. c.
freedom of action kebebasan bertindak, yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintah Nurudin, 2004:186-188.
Universitas Sumatera Utara
80
BAB III DESKRIPSI OBJEK LOKASI PENELITIAN
III.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1.1 Sejarah Singkat Daerah Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan
Medan Selayang
Daerah penelitian Kelurahan Asam Kumbang termasuk ke dalam Kecamatan Medan Selayang Kotamadya Medan Daerah Tingkat II Medan yang
meliputi berbagai aspek sebagaimana dibawah ini : Luas Kelurahan terdiri dari :
Luas pemukiman : 300 km
2
Luas kuburan : 0,02 km
2
Luas pekarangan : 0,50 km
2
Luas taman : -
Perkantoran : -
Luas prasarana umum lainnya : 0,48 km
2
Total luas : 4,00 km
2
Kecamatan Medan Selayang mempunyai 6 kelurahan yang terdiri dari 63 lingkungan :
1. Kelurahan Asam Kumbang : 10 lingkungan
2. Kelurahan Tanjung Sari : 14 lingkungan
3. Kelurahan Selayang I : 10 lingkungan
4. Kelurahan Selayang II : 17 lingkungan
5. Kelurahan Sempakata : 6 lingkungan
6. Kelurahan Beringin : 6 lingkungan
Universitas Sumatera Utara