Laksansia Obat yang Sering Diminum Lansia

e. Laksansia

Jenis obat diantaranya, Bicolax, Microlax, dan Laxasium. Pada lansia umumnya akan terjadi penurunan motilitas gastrointestinal, yang biasanya dikeluhkan dalam bentuk konstipasi. Pemberian obat-obat laksansia jangka panjang sangat tidak dianjurkan, karena di samping menimbulkan habituasi juga akan memperlemah motilitas usus. Daftar obat yang tidak dianjurkan pemberiannya kepada lansia karena adanya efek samping yang serius dalam Maryam 2008: a. Psikofarmaka: diazepam, lorazepm, fluoksetin, semua senyawa barbital terkecuali fenobarbital dan untuk epilepsi b. analgetik dan obat rema: naproksen, piroksikam, indometasin c. Obat jantung: disopiramida, dipirimadol, amiodaron, metildopa, nifedipin d. Antihistamin: siproheptadin, prometazin, deksklorfeniramin e. Obat parkinson: orfenadrin f. Obat anti-bakteril:nitrofurantoin g. Hormon pria: testosteron h. Obat lambung: simetidin, emulsi parafin Banyak obat yang dapat menyebabkan kerusakan kognitif pada lansia seperti: amantadine, aspirin, klorpromazin, simetidin, diazepam, difenhidramin, flurazepam, haloperidok, meperidin, metildopa, reserpin, triazolam dan kemungkinan 2 atau lebih dari obat-obat ini akan diresepkan secara bersamaan cukup tinggi Stanley Beare, 2006. Sebagian dari perubahan farmakokinetik ini sukar untuk diramalkan, petugas kesehatan, termasuk perawat harus memulai terapi dengan dosis efektif yang paling rendah. Titrasi dosis yang hati-hati, dengan sedikit peningkatan jumlah dalam dosis obat, mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan pengobatan. Dosis yang konservatif dapat membantu mencegah keracunan dan membantu pasien menghemat biaya tambahan untuk obat yang tidak perlu Stanley Beare, 2006. Obat oral adalah obat yang paling aman dan paling mudah diberikan, kecuali jika klien menderita gangguan fungsi cerna atau tidak mampu menelan Potter, Ferry 2005. Kadang-kadang sulit menelan tablet yang terlalu besar, tetapi sebaliknya tablet yang kecil sulit dipegang karena tangan dan jari-jari mulai kaku. Kadang-kadang sulit mengeluarkan obat dari wadahnya. Obat cair sepertinya pilihan yang baik, tetapi tetap ada kendala karena mulai sulit untuk menuangkan obat dari botolnya dan tidak tepat dalam mengisi sendok dengan takaran yang seharusnya. Juga mulai sulit untuk membawa sendok kearah mulut karena tangan mulai gemetar dan tidak lentur lagi Hanna Andar, 2009.

3. Masalah Dalam Peresapan Obat Pada Lansia