Mineral dan Vitamin c. Laksatif Preparat obat batuk dan Flu Obat-obat sistem saraf pusat 1 Sedativa-hipnotika

d. Peningkatan kesehatan e. Mengurangi rasa sakit

2. Obat yang Sering Diminum Lansia

Menurut Stanley Beare 2006 produk obat yang paling sering digunakan oleh lansia adalah : a. Analgesic aspirin, asetaminofen dan ibuprofen

b. Mineral dan Vitamin c. Laksatif

d. Preparat obat batuk dan Flu

Obat yang sering diresepkan pada lansia dalam Farklin 2009, yaitu:

a. Obat-obat sistem saraf pusat 1 Sedativa-hipnotika

Jenis obat diantaranya, Anesfer, Dormicum, Estalin, Sedacum, dan Sezolam. Efek yang dihasilkan untuk antidepresan, obat tidur dan anestesi. Efek samping obat yang ditimbulkan pada lansia, pasien merasa tidak enak badan setelah bangun tidur dapat terjadi sepanjang hari, sempoyongan, kekakuan dalam bicara dan kebingungan beberapa waktu sesudah minum obat. 2 Analgetika Jenis obat diantaranya, Acetram, Corsadol, Aspirin bayer, Pamol, Panadol dan Sanmol. Efek yang dihasilkan untuk meredakan nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot dan demam. Dengan menurunnya fungsi respirasi karena bertambahnya umur, maka kepekaan terhadap efek respirasi obat-obat golongan opioid analgetika-narkotik juga meningkat. 3 Antidepresansia Jenis obat diantaranya, Deproz, Antiprestin, Ludios, Sandepril, dan Valdoxan. Efek yang dihasilkan untuk mengobati gejala-gejala depresi, insomnia. Sering menimbulkan efek samping pada lansia, antara lain berupa mulut kering, retensi urin, konstipasi, hipotensi postural, kekaburan pandangan, kebingungan, dan aritmia jantung. b. Obat-obat kardiovaskuler 1 Antihipertensi Jenis obat diantaranya, Cardura, Catapres, Captopril, dan Dopamet. Efek yang dihasilkan untuk mengatasi darah tinggi. Pengobatan hipertensi pada lansia sering menjadi masalah, tidak saja dalam hal pemilihan obat, penentuan dosis dan lamanya pemberian, tetapi juga menyangkut keterlibatan pasien secara terus menerus dalam proses terapi. Hal ini karena pengobatannya umumnya jangka panjang. 2 Obat-obat antiaritmia Jenis obat seperti Tiaryt. Efek yang dihasilkan untuk menekan dan mencegah terjadinya aritmia ventrikuler dan supraventrikuler yang membahayakan jiwa. Pengobatan antiaritmia pada lansia akhir-akhir ini semakin sering dilakukan mengingat makin tingginya angka kejadian penyakit jantung koroner pada kelompok ini. 3 Glikosida jantung Jenis obat diantaranya, Fargoxin, Digoxin, dan Indop. Digoksin merupakan obat yang diberikan pada penderita lansia dengan kegagalan jantung atau aritmia jantung. Gejala intoksikasi digoksin sangat beragam mulai anoreksia, kekaburan penglihatan, dan psikosis hingga gangguan irama jantung yang serius. c. Antibiotika Jenis obat diantaranya, Ciprofloxacin, Garamycin, dan Claforan. Efek yang dihasilkan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh mikroba. Pemakaian antibiotika golongan aminoglikosida dan laktam perlu diwaspadai karena ekskresi utamanya melalui ginjal. Penurunan fungsi ginjal karena lansia akan mempengaruhi eliminasi antibiotika tersebut, di mana waktu paruh obat menjadi lebih panjang waktu paruh gentasimin, kanamisin, dan netilmisin dapat meningkat sampai dua kali lipat dan memberi efek toksik pada ginjal nefrotoksik, maupun organ lain misalnya ototoksisitas. d. Obat-obat antiinflamasi Jenis obat diantaranya, Aktofen, Antalgin, Cataflam, dan Arcoxia. Obat- obat golongan antiinflamasi relatif lebih banyak diresepkan pada lansia, terutama untuk keluhan-keluhan nyeri sendi osteoaritris. Berbagai studi menunjukkan bahwa obat-obat antiinflamasi non-steroid AINS, seperti misalnya indometasin dan fenilbutazon, akan mengalami perpanjangan waktu paruh jika diberikan pada lansia, karena menurunnya kemampuan metabolisme hati.

e. Laksansia