Hubungan sikap lansia terhadap konsumsi obat yang aman dengan

baik dalam minum obat dan 27 lansia 64,3 yang berperilaku baik dalam minum obat. Hasil uji statistik ini memperoleh nilai probabilitas sebesar 0,128 dilihat dari nilai Continuity Correction tabel 2x2, dan tidak ada nilai E5 pada uji Chi-Square dengan CI 95 dan α 5berarti p-value α yang artinya Ho diterima, berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap lansia terhadap konsumsi obat yang aman dengan perilaku minum obat p 0,05. Nilai OR pada analisis ini diketahui sebesar 2,354 0,902-6,142 berarti bahwa lansia yang memiliki sikap kurang baik terhadap konsumsi obat yang aman memiliki peluang sebesar 2,3 kali lebih besar lansia tersebut berperilaku kurang baik dalam minum obat daripada lansia yang memiliki sikap baik terhadap konsumsi obat yang aman. 79

BAB VI PEMBAHASAN

Bab VI ini akan membahas atau menjelaskan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap lansia tentang konsumsi obat yang aman terhadap perilaku minum obat yang dilakukan di Posbindu Cempaka, RW 06, Kelurahan Cempaka Putih Ciputat. Pembahasan yang akan dijelaskan meliputi keterbatasan penelitian, gambaran karakteristik responden, hasil analisis univariat dan hasil analisis bivariat dari variabel independen terhadap variabel dependen penelitian. A. Gambaran Karakteristik Responden 1. Usia Gambaran demografi usia dari 72 sampel yang diambil dalam penelitan ini sebagian besar adalah usia 60-67 sebanyak 58 orang 80,6, dan usia 67 sebanyak 14 orang 19,4 dengan rata-rata usia responden adalah 64 tahun. Usia minimum responden pada penelitian ini adalah berusia 60 tahun, dan usia maksimum adalah 75 tahun. dan yang paling banyak yang menjadi responden berusia 62 tahun. Hal ini mungkin karena pada usia 60-67 tahun lansia masih lebih kuat untuk melakukan aktifitas, sehingga lebih banyak yang berusia 60- 67 tahun yang datang ke posbindu.

2. Jenis kelamin

Pada penelitian ini didapatkan jumlah responden perempuan lebih banyak daripada laki-laki dengan jumlah sebanyak 59 responden perempuan 81,9, dibandingkan dengan laki-laki sebanyak 13 responden 18,1. Kemungkinan hal ini disebabkan populasi di Posbindu Cempaka, dari 88 orang lansia yang berada di wilayah Posbindu Cempaka, kelurahan Cempaka Putih, Ciputat, proporsi jenis kelamin perempuan jauh lebih besar daripada laki-laki. Hal ini sesuai dengan BPS RI - Susenas 2009, jumlah penduduk lanjut usia berdasarkan jenis kelamin jumlah lanjut usia perempuan sebesar 10,44 juta orang 8,96 dari seluruh penduduk perempuan, jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki yang hanya 8,88 juta orang 7,76 dari seluruh penduduk laki-laki. Dan juga Anna Woro 1999, melihat tingkat kesehatan dan kesejahteraan kian membaik maka angka harapan hidup penduduk Indonesia kian meningkat pula, khususnya perempuan di mana usia perempuan akan lebih panjang, sehingga rata-rata umur harapan hidup perempuan umumnya lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini sesuai juga dengan Azwar 1999 bahwa jenis kelamin juga mempengaruhi tingkat kesadaran berobat antara perempuan dan laki-laki, karena pada umumnya kaum perempuan memiliki kesadaran yang baik untuk berobat daripada kaum laki-laki. Sehingga menyebabkan perempuan lebih banyak datang keposbindu daripada laki-laki.