Reaksi Obat yang Tidak Diharapkan

2 Pasien sering lupa instruksi yang berkenaan dengan cara, frekuensi dan berapa lama obat harus diminum untuk memperoleh efek terapetik yang optimal. Untuk antibiotika, misalnya pasien sering menganggap bahwa hilangnya simptom memberi tanda untuk menghentikan pemakaian obat. 3 Pada penderita yang tremor, mengalami gangguan visual atau menderita artritis, jangan diberi obat cairan yang harus ditakar dengan sendok. 4 Untuk pasien lansia dengan katarak atau gangguan visual karena degenerasi makular, sebaiknya etiket dibuat lebih besar agar mudah dibaca.

7. Reaksi Obat yang Tidak Diharapkan

Efek samping tidak mungkin dihindari atau dihilangkan sama sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal mungkin dengan menghindari faktor-faktor risiko yang sebagian besar dapat diketahui. Dampak negatif masalah efek samping obat dalam klinik antara lain dapat menimbulkan keluhan atau penyakit baru karena obat, meningkatkan biaya pengobatan, mengurangi kepatuhan berobat serta meningkatkan potensi kegagalan pengobatan. Hal ini dapat terjadi karena pada pasien lansia kemungkinan terjadinya penurunan fungsi organ sehingga pada saat pemberian obat, dosisnya harus disesuaikan. Selain itu faktor kepatuhan minum obat, dimana untuk pasien lansia terkadang lupa untuk minum obat Shargel dan Andrew 1985. Polifarmasi merupakan salah satu dari faktor utama yang memberikan kontribusi, faktor resiko lain termasuk postur tubuh yang kecil terutama pada wanita, riwayat penyakit alergi, reaksi obat yang tidak di harapkan yang telah terjadi sebelumnya, berbagai macam penyakit kronis, gagal ginjal, berobat kepada beberapa orang dokter, status mental yang abnormal, tinggal sendiri, masalah keuangan, tidak patuh, dan masalah penglihatan atau pendengaran. Faktor resiko ini mungkin sering timbul secara bersamaan pada lansia. Reaksi obat yang tidak diharapkan mungkin menyebabkan perubahan kecil yang tidak menyenangkan atau perubahn penting pada dosis obat. Reaksi tidak diharapkan yang lebih serius mungkin cukup berat sehingga perlu dilakukan hospitalisasi. Dalam suatu penelitian melaporkan bahwa 1 dari setiap 5 orang pasien lansia yang masuk ke rumah sakit adalah akibat dari suatu reaksi obat yang tidak diharapkan. Obat-obat yang dapat menyebabkan hospitalisasi karena reaksi yang tidak diharapkan : analgesik, aspiri, kemoterapi, digoksin, insulin, prednison, teofilin, warfarin Stanley Beare, 2006. Banyak efek obat yang tidak di harapkan berhubungan dengan dosis atau konsentrasi dan ada kecenderungan obat untuk terakumulasi pada lansia. Untuk mencegah reaksi yang tidak diharapkan yang disebabkan oleh efek farmakologis yang berlebihan, perawat harus memahami bagaimana fisiologis, perubahan yang memengaruhi penumpukan obat di dalam tubuh. Efek yang tidak diharapkan seperti hipotensi ortostatik, keadaan mengantuk, pusing, pandangan kabur, atau konfusi. Gejala reaksi obat yang tidak diharapakan ini mungkin akan diatasi dengan menambah obat lain, yang hanya menambah masalah akibat penggunaan berbagai macam obat Stanley Beare, 2006.

8. Fisiologis dan Penimbunan Obat Pada Lansia