ditolak, berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan lansia tentang konsumsi obat yang aman dengan perilaku minum obat p 0,05.
Nilai OR pada analisis ini diketahui sebesar 0,129 0,015-1,093 berarti bahwa lansia yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang
konsumsi obat yang aman memiliki peluang sebesar 0,13 lebih besar lansia tersebut berperilaku kurang baik dalam minum obat daripada lansia
yang memiliki pengetahuan baik tentang konsumsi obat yang aman.
2. Hubungan sikap lansia terhadap konsumsi obat yang aman dengan
perilaku minum obat Tabel 5.10 Hubungan Sikap Lansia Terhadap Konsumsi Obat yang
Aman Dengan Perilaku Minum Obat
Berdasarkan tabel 5.10 di atas diketahui bahwa dari 30 lansia yang memiliki sikap kurang baik terdapat 17 lansia 56,7 yang berperilaku
kurang baik dalam minum obat dan hanya 13 lansia 43,3 yang berperilaku baik dalam minum obat sedangkan dari 42 lansia yang
memiliki sikap baik terdapat 15 lansia 35,7 yang berperilaku kurang
Sikap Lansia
Terhadap Konsumsi
Obat yang Aman
Perilaku Minum Obat Total
OR 95 CI Pvalue
Kurang Baik
Baik n
N N
Kurang Baik Baik
17 15
56,7 35,7
13 27
43,3 64,3
30 42
100,0 100,0
2,354 0,902-6,142
0,128
Total 32
44,4 40
55,6 72
100,0
baik dalam minum obat dan 27 lansia 64,3 yang berperilaku baik dalam minum obat.
Hasil uji statistik ini memperoleh nilai probabilitas sebesar 0,128 dilihat dari nilai Continuity Correction tabel 2x2, dan tidak ada nilai E5
pada uji Chi-Square dengan CI 95 dan α 5berarti p-value α yang
artinya Ho diterima, berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap lansia terhadap konsumsi obat yang aman dengan perilaku minum
obat p 0,05. Nilai OR pada analisis ini diketahui sebesar 2,354 0,902-6,142
berarti bahwa lansia yang memiliki sikap kurang baik terhadap konsumsi obat yang aman memiliki peluang sebesar 2,3 kali lebih besar lansia
tersebut berperilaku kurang baik dalam minum obat daripada lansia yang memiliki sikap baik terhadap konsumsi obat yang aman.