Merupakan laba yang telah diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran hutang pajak.
j. Rugi tahun berjalan
Merupakan rugi yang telah diderita dalam tahun buku yang sedang berjalan.
2. Modal pelengkap terdiri dari :
a. Cadangan revaluasi aktiva tetap
Merupakan cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang dimiliki bank.
b. Penyisihan penghapusan aktiva produktif
Merupakan cadangan yang dibentuk dengan cara membebankan kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterima seluruh
atau sebagian aktiva produktif maksimum 1,25 dari ATMR
c. Modal pinjaman
Merupakan pinjaman yang didukung oleh warkat-warkat yang memiliki sifar seperti modal maksimum 50 dari jumlah modal inti.
d. Pinjaman subordinasi
Merupakan pinjaman yang telah memenuhi syarat seperti ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman, memperoleh
persetujuan BI dan tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan perjanjian lainnya.
Menurut Siamat 2005:253, Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR terdiri atas:
1 aktiva neraca yang diberikan bobot sesuai kadar resiko kredit yang
melekat pada setiap pos aktiva, 2 beberapa pos dalam daftar kewajiban komitmen dan kontijensi off
balance sheet account yang diberikan bobot dan sesuai dengan kadar resiko kredit yang melekat pada setiap pos, setelah terlebih dahulu
diperhitungkan dengan bobot faktor konversi.
b. Debt to Equity Ratio “Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari modal
bank sendiri.” Dendawijaya,2005:121. Menurut Tangkilisan 2003:155
Universitas Sumatera Utara
“Perhitungan yang menggunakan hutang jangka pendek maupun jangka panjang disebut juga dengan istilah struktur keuangan financial structure.”
Menurut Masyhud 2004:307, “Mengenai kemampuan permodalan yang dapat disediakan calon debitur sesuai dengan struktur permodalan atau DER yang
disepakati, bank harus mendapatkan keyakinan bahwa dana sendiri tersebut benar- benar berasal setoran modal pemegang saham dan bukan berasal dari pinjaman
dari pihak ketiga”
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : DER = Total Kewajiban x 100
Total Ekuitas
Semakin besar DER menunjukkan bahwa struktur modal lebih banyak memanfaatkan hutang dibandingkan dengan ekuitas. Semakin besar Debt Equity
Rasio mencerminkan solvabilitas perusahaan semakin rendah sehingga kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya rendah, hal ini berarti bahwa
risiko perusahaan financial risk relatif tinggi. Adanya risiko yang tinggi menyebabkan investasi pada suatu saham akan kurang menarik terutama bagi
investor yang bukan risk taker, akibatnya harga saham akan turun
c. Non Performing Loan
Menurut Siamat 2005:358, “Non Performing Loan atau sering disebut kredit bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan
pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur.” Apabila kredit dikaitkan dengan tingkat
kolektibilitasnya, maka yang digolongkan kredit bermasalah adalah kredit yang
Universitas Sumatera Utara
memiliki kualitas dalam perhatian khusus special mention, kurang lancar substandard, diragukan doubtful, dan macet loss.
Menurut Almilia 2002:7, “Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.”
Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar yaitu kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet. Sebaliknya apabila semakin
rendah NPL maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk
kredit kepada bank lain. Menurut Rizky dan Majidi 2008:228, “Rasio NPL dapat dihitung dengan
membandingkan total NPL dengan total kredit dinyatakan dalam persen.”
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : NPL = Kredit bermasalah x 100
Total kredit
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 69PBI2004 maksimal kredit bermasalah non-performing loan yang diperkenankan secara neto adalah
maksimal 5 dari total kredit
Universitas Sumatera Utara
d. Operating Ratio