Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagai perantara keuangan financial intermediary, bank menghimpun dana dari masyarakat yang
kelebihan dana dan kemudian menyalurkan kredit kepada masyarakat yang kekurangan dana. Menurut Siamat 2005:6 “proses intermediasi dilakukan oleh
lembaga keuangan dengan cara membeli sekuritas primer yang diterbitkan oleh unit defisit dan dalam waktu yang sama mengeluarkan sekuritas sekunder kepada
penabung atau unit surplus.” Sekuritas primer misalnya saham, obligasi, commercial paper, perjanjian kredit, dan sebagainya, sedangkan sekuritas
sekunder antara lain giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, polis
asuransi, reksa dana , dan sebagainya.
2. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Sebagaimana layaknya manusia, di mana kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam kehidupannya. Tubuh yang sehat akan meningkatkan
kemampuan kerja dan kemampuan lainnya. Begitu pula dengan perbankan harus selalu dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya
Untuk melihat suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi
yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebgai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk
bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Peraturan Gubernur Bank Indonesia Nomor 6102004 Tahun 2004 mengenai tingkat kesehatan perbankan adalah hasil penilai kuantitatif dan
atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar
CAMELS. Sementara untuk Kantor Cabang Bank Asing penilaian hanya dilakukan pada faktor Kualitas aset dan manajemen. Menurut Siamat 2005:208
Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank. Sedangkan penilaian kualitatif berkaitan
dengan penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil penelitian kuantitatif, penerapan manajemen resiko, dan kepatuhan bank.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor : 610PBI2004 pasal 3, Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor
sebagai berikut 1.
Permodalan capital Yang meliputi penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai
berikut :
a. Kecukupan, komposisi, dan proyeksi trend ke depan permodalan
serta kemampuan permodalan bank dalam mengcover aset bermasalah
b. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang
berasal dari keuntungan, rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan,
dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank.
2. Kualitas Aset asset quality
Yang meliputi penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai berikut :
a. Kualitas aset produktif, konsentrasi eksposur risiko kredit,
perkembangan aktiva produktif bermasalah, dan kecukupan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP
Universitas Sumatera Utara
b. Kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang review
internal, sistem dokumentasi, dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
3. Manajemen management
Yang meliputi penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai berikut :
a. Kualitas manajemen umum dan penerapan manajemen resiko
b. Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen
kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya. 4.
Rentabilitas earning Yang meliputi penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai
berikut :
a. Pencapaian Return On Assets ROA, Return On Equity ROE,
Net Interest Margin NIM, dan tingkat efisiensi bank b.
Perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan, penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan
biaya, dan prospek laba operasional.
5. Likuiditas liquidity
Yang meliputi penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai berikut :
a. Rasio aktivapasiva likuid, potensi maturity mismatch, kondisi
Loan to Deposit Ratio LDR, proyeksi cash flow, dan konsentrasi pendanaan
b. Kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas assets and
liabilities ManagementALMA, akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas pendanaan.
6. Sensitivitas terhadap risiko pasar sensitivity to market risk
Yang meliputi penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan modal bank dalam mengcover potensi kerugian
sebagai akibat fluktuasi adverse movement suku bunga dan nilai tukar
b. Kecukupan penerapan manajemen risiko pasar
Menurut Kasmir 2004:260, disamping dengan penilaian analisis CAMELS yang juga mempengaruhi hasil penilaian terhadap kesehatan bank
adalah penilaian terhadap : 1.
Pelaksanaan pemberian Kredit Usaha Kecil KUK harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. Pelaksanaan pemberian kredit ekspor sesuai dengan ketentuan yang telah
diterapkan.
Universitas Sumatera Utara
3. Pelanggaran terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit
BMPK. 4.
Pelanggaran terhadap Posisi Devisa Netto PDN
Menurut Rizky 2008:126, hasil penilaian faktor CAMELS tersebut ditetapkan dalam lima peringkat komposit PK yaitu: Sangat Baik PK-1, Baik
PK-2, Cukup baik PK-3, Kurang Baik PK-4, dan Tidak Baik PK-5. Menurut Siamat 2005:217, “peringkat komposit adalah peringkat akhir hasil
penilaian tingkat kesehatan bank. Penentuan peringkat komposit ini dilakukan dengan menetapkan peringkat setiap komponen berdasarkan perhitungan dan
analisis.” Kriteria penetapan peringkat komposit bank umum diartikan sebagai berikut:
a. PK-1 : Mencerminkan bank tergolong sangat baik dan mampu mengatasi
pengaruh negatif dari kondisi perekonomian dan industri keuangan b.
PK-2 : Mencerminkan bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan, namun
bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin
c. PK-3 : Mencerminkan bank tergolong cukup baik, namun terdapat
beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk apabila bank tidak segera melakukan tindakan korektif.
d. PK-4 : Mencerminkan bank tergolong kurang baik dan sangat sensitif
terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan atau bank memiliki kelemahan keuangan yang serius atau kombinasi dari
kondisi beberapa faktor yang tidak memuaskan, yang apabila tidak
Universitas Sumatera Utara
dilakukan tindakan korektif yang efektif berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya.
e. PK-5 : Mencerminkan bank tergolong tidak baik dan sangat sensitif
terhadap pengaruh negatif perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya
3. Analisis Laporan Keuangan Menurut Halsey,dkk 2005:3 analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari
alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat
dalam analisis bisnis. Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, salah satu informasi penting yang perlu disediakan oleh perusahaan adalah informasi laporan keuangan. Mengapa informasi laporan
keuangan ini penting ? Laporan keuangan ini penting karena melalui informasi laporan keuangan, kita bisa melihat sejauhmana perkembangan yang telah terjadi
dalam suatu perusahaan dan juga berdasar informasi tersebut kita nantinya bisa menyusun langkah–langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk memperbaiki
kinerja perusahaan. Hal ini bisa juga dianalogikan dengan laporan kesehatan seseorang yang biasa dipakai oleh tenaga medis untuk melihat perkembangan
seseorang atau untuk mengambil suatu tindakan medis untuk meningkatkan kesehatan seseorang.
Informasi laporan keuangan ini sangat berguna, tidak saja bagi manajer seperti untuk mengetahui sejauhmana perkembangan finansial perusahaan selama
suatu periode, tetapi juga bisa berguna bagi para investor saham untuk melihat
Universitas Sumatera Utara
prospek perusahaan di masa yang akan datang. Para kreditor misalnya bank perlu mengetahui informasi laporan keuangan ini untuk melihat risiko perusahaan
Selain itu, pihak pemerintah juga memanfaatkan informasi ini untuk keperluan pajak.
Menurut Kasmir 2004:240 secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki.
2. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis-jenis kewajiban baik jangka pendek lancar maupun jangka panjang.
3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal bank pada waktu tertentu.
4. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut.
5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang