perintah Undang-undang melainkan disebabkan karena kesibukan Hakim dalam menjalankan tugas pokoknya sehari-hari yakni memeriksa, mengadili, dan
menyelesaikan perkara-perkara yang di distribusikan kepadanya, sehingga penandatanganan register pengawasan dan pengamatan dilakukan Hakim
WASMAT setelah ia selesai melakukan kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan guna memastikan kebenaran akan keberadaan terpidana yang dimaksud.
129
2. Checking on the Spot
Undang-undang mengamanatkan kepada Hakim WASMAT untuk mengadakan cheking on the spot paling sedikit 3 tiga bulan sekali ke Lembaga
Pemasyarakatan untuk memeriksa kebenaran berita acara pelaksanaan putusan pengadilan yang ditandatangani oleh Jaksa, Kepala Lembaga Pemasyarakatan dan
terpidana ; apakah terpidana telah diserahkan oleh Jaksa ke pihak Lembaga Pemasyarakatan tepat pada waktunya dan apakah hukuman pidana yang
dijatuhkan telah dilaksanakan secara nyata oleh Lembaga Pemasyarakatan; dan sebagainya.
Untuk kegiatan ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa Hakim WASMAT sudah melakukan checking on the spot ke Lembaga Pemasyarakatan
seperti yang diperintahkan oleh Undang-undang. Bahkan kunjungan Hakim WASMAT dapat lebih sering dilakukan bila ada undangan dari pihak Lembaga
Pemasyarakatan untuk mengikuti sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan. Hasil
129
Hasil wawancara dengan Bapak Gerchat Pasaribu, Op.,Cit.
Thurman S.M. Hutapea : Peran Hakim Pengawas Dan Pengamat Terhadap Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Siborongborong, 2009
wawancara dengan Hakim WASMAT yang ada mengatakan walaupun sibuk dengan tugas-tugas pokok akan tetapi melakukan kunjungan ke Lembaga
Pemasyarakatan checking on the spot harus dilakukan, tetapi dengan jadwal yang diatur tersendiri oleh Hakim WASMAT dan tentunya disesuaikan dengan
padatnya kegiatan seorang Hakim WASMAT yang juga sebagai Hakim peradilan umum. Jarak antara Pengadilan Negeri Tarutung dan Lembaga Pemasyarakatan
Klas. II B Siborong-borong yang lumayan jauh juga merupakan salah satu faktor yang membuat pelaksanaan checking on the spot oleh Hakim WASMAT harus
menggunakan jadwal tertentu.
130
Kegiatan checking on the spot ini dinyatakan oleh Hakim WASMAT cukup baik, namun frekwensi kunjungan minimal 3 tiga bulan sekali yang
ditentukan oleh Undang-undang dianggap terlalu sedikit atau dianggap masih kurang karena selama kurun waktu 3 tiga bulan berjalan jumlah putusan yang di
eksekusi oleh Jaksa dan dilaksanakan oleh pihak Lembaga Pemasyarakatan sudah cukup lumayan banyaknya, membuat Hakim WASMAT agak keteter apalagi
Hakim WASMAT di Pengadilan Negeri Tarutung hanya 1 satu orang dengan kata lain bahwa tidak perlu ada pembatasan kunjungan, akan tetapi harus
dilakukan kesesuaian antara jumlah Hakim WASMAT dengan jumlah putusan yang dibuat sehingga tugas Hakim WASMAT dapat terselesaikan.
131
130
Hasil wawancara dengan Bapak Frans Efendi Manurung, Hakim WASMAT pada Pengadilan Negeri Tarutung, pada tanggal 3 Maret 2009.
131
Ibid.
Thurman S.M. Hutapea : Peran Hakim Pengawas Dan Pengamat Terhadap Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Siborongborong, 2009
Terhadap frekwensi kunjungan Hakim WASMAT pada umumnya pada terpidana tidak mengetahui persis akan berapa kali dalam satu tahun berjalan
namun ketika ditanya pernahkah dikunjungi Hakim WASMAT rata-rata menjawab “pernah” dan hal ini dipertegas oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan
bahwa kunjungan Hakim WASMAT ke Lembaga Pemasyarakatan Klas. II B Siborong-borong checking on the spot telah berjalan dengan baik dan waktu
kunjungan yang tidak teratur dapat dimaklumi sesuai dengan jarak tempuh dan kesibukan Hakim WASMAT itu sendiri dan peluang untuk menambah frekwensi
kunjungan juga terbuka kepada Hakim WASMAT saat ini apalagi Hakim WASMAT tersebut aktif mengikuti sidang-sidang yang dilakukan Tim Pengamat
Pemasyarakatan.
132
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh jawaban dari Hakim WASMAT bahwa mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan hanya 3 tiga bulan sekali atau 4
empat kali dalam se-tahun jelas tidak dapat memenuhi target sebagaimana yang diinginkan oleh pedoman pelaksanaan tugas, yaitu mengadakan checking on the
spot 3 tiga bulan sekali. Memang limit waktu yang ditentukan ini minimal, tetapi apabila dibandingkan dengan peran dan tanggung jawab seorang Hakim
WASMAT yang besar bahkan hingga ikut mengawasi pelaksanaan pemberian hak-hak narapidana dan mengamati perilaku narapidana yang tidak bisa hanya
dilihat selintas saja, dimana Hakim WASMAT harus mencapai sasaran penilaian tentang pelaksanaan pemidanaan, yaitu ; apakah pelaksanaan masa pidana sudah
132
Hasil wawancara dengan Bapak Sardiaman Purba, Op.,Cit.
Thurman S.M. Hutapea : Peran Hakim Pengawas Dan Pengamat Terhadap Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Siborongborong, 2009
tepatnyata; apakah sudah dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pemasyarakatan; serta apakah keadaan Lembaga Pemasyarakatan sudah
memenuhi pengertian bahwa pidana yang dijatuhkan “tidak dimaksudkan untuk menderitakan dan tidak diperkenankan merendahkan martabat manusia” yang
semuanya sangat erat dengan penegakan Hak Asasi Manusia, maka waktu kunjungan Hakim WASMAT ke Lembaga Pemasyarakatan “checking on the
spot” yang ditetapkan oleh Undang-undang dirasakan sudah sangat maksimal. Kalau kita kembali kepada ide dasar pembentukan Hakim WASMAT
yang dilaksanakan dengan judge de’I application des peines waktu yang seharusnya dibutuhkan oleh Hakim WASMAT adalah 1 sd 2 bulan sekali, karena
pada prinsipnya Hakim inilah yang memimpin dan mengatur perlakuan-perlakuan dan pembinaan kepada narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan.
133
Melalui kegiatan checking on the spot diharapkan bisa merubah perilaku terpidana, karena pihak terpidana merasa diperhatikan, baik pemberian akan hak-
haknya maupun perlakuan terhadap dirinya. Seperti yang dikemukakan Lawrence M. Friedman dalam teorinya “as a tool of social enginering” disamping
komitmen “negara tidak berhak membuat warga binaan pemasyarakatan menjadi lebih buruk atau jahat dari sebelum dijatuhi pidana.”, seperti yang tertuang dalam
10 sepuluh Prinsip Dasar Pemasyarakatan.
133
Lintong Oloan Siahaan, Jalannya Peradilan Perancis Lebih Cepat dari Peradilan Kita Jakarta : Ghalia Indonesia, 1981, hal. 105.
Thurman S.M. Hutapea : Peran Hakim Pengawas Dan Pengamat Terhadap Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Siborongborong, 2009
3. Observasi