sebagai manusia yang masih dapat diperbaiki untuk menjadi baik kembali. Dalam hal itu masih memiliki masa depan yang perlu dijalaninya, seperti masyarakat pada
umumnya. Dalam hal usaha memperbaiki napi di dalam lembaga pemasyarakatan tidak terlepas dari harkat dan martabatnya sebagai manusia yang perlu dilindungi dan
diperhatikan oleh pembina napi di lembaga pemasyarakatan dengan mendapat kontrol dari Hakim WASMAT.
C. Peran dan Tanggung Jawab Hakim WASMAT
Untuk mengetahui apa yang menjadi peran dan tanggung jawab Hakim WASMAT, baiknya terlebih dahulu dilihat kepada apa yang dinginkan pembentuk
Undang-undang ketika Rancangan Undang-undang tentang KUHAP diajukan serta Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-undang tentang Hukum Acara
Pidana tersebut. Sebagaimana dikatakan Loebby Loqman, “bahwa pada proses pembentukan Undang-undang … adanya penetapan pokok pikiran yang melandasi
terjadinya suatu Undang-undang …, maka pada tahap pelaksanaan haruslah diberikan suatu pengetahuan yang cukup tentang pokok pikiran tersebut, agar sesuai suatu
pelaksanaan dengan tujuan dibentuknya Undang-undang tersebut, sesuai dengan pokok pikiran dasar dibentuknya Undang-undang itu.
74
Keterangan Pemerintah atas Rancangan KUHAP dalam Sidang Pleno DPR RI yang disampaikan pada tanggal 9 Oktober 1979 menyebutkan hal-hal yang berkaitan
74
Loebby Loqman, Pra-Peradilan di Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987, hal. 12.
Thurman S.M. Hutapea : Peran Hakim Pengawas Dan Pengamat Terhadap Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Siborongborong, 2009
dengan peran dan tanggung jawab Hakim WASMAT dalam sistim peradilan pidana di Indonesia, sebagai berikut:
1. melakukan pengawasan putusan pidana pengadilan;
2. mengetahui sampai dimana putusan pengadilan itu tampak hasil baik
buruknya pada diri narapidana; 3.
ikut serta mempertimbangkan seseorang karena sebagian besar duapertiga dari pidana yang dijatuhkan atas dirinya telah dijalani, maksudnya ikut serta
dalam mempertimbangkan seseorang narapidana dapat atau tidaknya diberi pelepasan bersyarat.
4. supaya hakim ini lebih dekat dengan hukum penitentiair dan tidak berarti
hakim ini menjadi Kepala Lembaga Pemasyarakatan; 5.
menempatkan Lembaga Pemasyarakatan dalam rangkaian proses peradilan pidana.
Dibandingkan ketentuan dalam Pasal 36 Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Penjelasannya dirumuskan tentang hakim
pengawas dan pengamat sebagai berikut : Pasal 36 menyebutkan:
1 Pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara pidana dilakukan oleh
jaksa. 2
Pengawasan pelaksanaan putusan pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh ketua pengadilan yang bersangkutan berdasarkan
undang-undang.
3 Pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara perdata dilakukan oleh
panitera dan juru sita dipimpin oleh ketua pengadilan. 4
Putusan pengadilan dilaksanakan dengan memperhatikan nilai kemanusiaan dan keadilan.
Thurman S.M. Hutapea : Peran Hakim Pengawas Dan Pengamat Terhadap Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Siborongborong, 2009
Selanjutnya, Penjelasan Pasal 36 ayat 3 menjelaskan, ”Yang dimaksud dengan ”dipimpin” dalam ketentuan ini mencakup pengawasan dan tanggung jawab
sejak diterimanya permohonan sampai dengan selesainya pelaksanaan putusan”. Ketentuan Pasal 36 beserta penjelasannya tersebut menunjukkan pengaturan tentang
pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara pidana, yang harus diusahakan supaya terpelihara perikemanusiaan dan perikeadilan dan dapat diatur lebih lanjut dengan
peraturan perundang-undangan. Selanjutnya tersedia suatu ayat khusus yaitu ayat 2 tentang pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana, yang dilakukan oleh Ketua
Pengadilan Negeri.
75
Ketentuan-ketentuan lainnya yang berkaitan dengan peran dan tangggung jawab Hakim WASMAT dalam KUHAP dapat dilihat beberapa pasal sebagai berikut
Pasal 277 KUHAP menyebutkan : 1
Pada setiap pengadilan harus ada hakim yang diberi tugas khusus untuk membantu ketua dalam melakukan pengawasan dan pengamatan terhadap
putusan pengadilan yang menjatuhkan pidana perampasan kemerdekaan.
2 Hakim sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 yang disebut hakim
pengawas dan pengamat, ditunjuk oleh ketua pengadilan untuk paling lama dua tahun.
Pasal 278 KUHAP menyebutkan :
Jaksa mengirimkan tembusan berita acara pelaksanaan putusan pengadilan yang ditandatangani olehnya, kepala lembaga pemasyarakatan dan terpidana,
kepada pengadilan yang memutus perkara pada tingkat pertama dan panitera mencatatnya dalam register pengawasan dan pengamatan.
75
Oemar Seno Adji, Hukum Acara Pidana Dalam Prospeksi, Jakarta: Erlangga, 1984.
Thurman S.M. Hutapea : Peran Hakim Pengawas Dan Pengamat Terhadap Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Siborongborong, 2009
Pasal 279 KUHAP menyebutkan : Register pengawasan dan pengamatan sebagaimana tersebut pada pasal 278
wajib dikerjakan, ditutup dan ditandatangani oleh panitera pada setiap hari kerja dan untuk diketahui ditandatangani juga oleh hakim sebagaimana
dimaksud dalam pasal 277.
Pasal 280 KUHAP menyebutkan : 1
Hakim pengawas dan pengamat mengadakan pengawasan guna memperoleh kepastian bahwa putusan pengadilan dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
2 Hakim pengawas dan pengamat mengadakan pengamatan untuk bahan
penelitian demi ketetapan yang bermanfaat bagi pemidanaan, yang diperoleh bagi perilaku narapidana atau pembinaan lembaga
pemasyarakatan serta pengaruh timbal balik terhadap narapidana selama menjalani pidananya.
3 Pengamatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tetap dilaksanakan
setelah terpidana selesaimenjalani pidananya. 4
Pengawasan dan pengamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 277 berlaku berlaku pula bagi pemidanaan bersyarat.
Pasal 281 KUHAP menyebutkan: Atas permintaan hakim pengawas dan pengamat Kepala lembaga
pemasyarakatan nenyampaikan informasi secara berkala atau sewaktu-waktu tentang perilaku narapidana tertentu yang ada dalam pengamatan hakim
tersebut.
Pasal 282 KUHAP menyebutkan: Jika dipandang perlu demi pendayagunaan pengamatan, hakim pengawas dan
pengamat dapat membicarakan dengan kepala lembaga pemasyarakatan tentang cara pembinaan narapidana tertentu.
Pasal 283 KUHAP menyebutkan: Hasil pengawasan dan pengamatan dilaporkan oleh hakim pengawas dan
pengamat kepada ketua pengadilan secara berkala.
Thurman S.M. Hutapea : Peran Hakim Pengawas Dan Pengamat Terhadap Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Siborongborong, 2009
Memperhatikan akan tugas dan tanggung jawab Hakim WASMAT tersebut diatas, Oemar Seno Adji berpendapat :
Tugas ini akan mendekatkan hakim pada seuatu pemikiran, tentang intergrasi “Integratie gedascte”, keterpaduan dalam proses penegakan hukum dan juga
akan menempatkan lembaga-lembaga Pemasyarakatan sebagai bagian dari proses “Tata Peradilan” yang dimulai dengan pemeriksaan pendahuluan
melalui putusan Hakim, pelaksanaan hukuman secara institusional, pengawasan terhadapnya dan kemudian sampai pada proses pemasyarakatan
hingga saat keluarnya dari lembaga tersebut.
76
Dalam perkembangannya seiring amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945 telah membawa perubahan penting pula terhadap penyelenggaraan
kekuasaan kehakiman, sehingga Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman yang telah dirubah dengan
Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 dan terakhir dirubah kembali dengan keluarnya Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004.
Sejak berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, khususnya yang menyangkut Bab XX Pasal 277 sampai dengan 283
Mahkamah Agung belum pernah mengeluarkan petunjuk tentang pelaksanaan tugas Hakim pengawas dan pengamat hingga berjalan 3 tiga tahun kedepan.
D. Rincian dan Ruang Lingkup Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat