Alat Pengumpulan Data Analisis Data

c. Mengadakan wawancara dengan metode wawancara terstruktur, artinya pertanyaan diarahkan untuk mendapatkan data objek penelitian yang terdiri dari variabel mediasi sebagai salah satu penyelesaian sengketa alternatif berdasarkan Perma No. 2 Tahun 2003 di Pengadilan Negeri Medan, faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan keberhasilan pelaksanaan Perma No. 2 Tahun 2003 di Pengadilan Negeri Medan. Maka wawancara terstruktur ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan, seluruh Hakim Mediator Hakim Pengadilan Negeri Medan, Advokat dan para pihak yang pernah berperkara di Pengadilan Negeri Medan. Untuk keperluan wawancara tersebut Peneliti melalukan persiapan- persiapan seperti isi wawancara, catatan-catatan hasil wawancara.

4. Alat Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder adalah dengan lebih dahulu mengadakan studi dokumen baik tertulis maupun elektronik internet yang kemudian dilakukan inventarisasi secara sistematis sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan. 34 Alat pengumpulan data yang digunakan : a. Studi Dokumen Yaitu menemukan azas-azas hukum, Pasal-Pasal, peraturan Perundang- undangan yang berlaku, teori-teori hukum, doktrin-doktrin hukum, yurisprudensi, dan hal-hal yang relevan guna menunjang kualitas dan kesempurnaan tesis ini. 34 Bambang Sugono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005 h. 82 b. Wawancara Wawancara dilakukan dengan narasumber, antara lain : Ketua Pengadilan Negeri Medan, mediator, advokat dan para pihak yang pernah berperkara di Pengadilan Negeri Medan, yang bersifat menunjang penelitian kepustakaan yang juga dimaksudkan untuk menambah kekuranglengkapan data studi kepustakaan.

5. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Data primer maupun sekunder dilakukan analisis penelitian dengan analisis kualitatif, juga dilakukan interpretasi secara logis dan sistematis, selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan dengan menggunakan logika berpikir secara induktif – deduktif yang akan membantu penelitian ini dalam taraf konsistensi, serta konseptual dan prosedur tata cara sebagaimana yang ditetapkan oleh azas-azas hukum yang berlaku di dalam perundang-undangan yang bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap permasalahan yang akan dijawab. 35 35 Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007, h. 248.

BAB II MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF

PENYELESAIAN SENGKETA Alternatif penyelesaian sengketa atau secara umum disebut Alternative Dispute Resolution ADR adalah suatu pranata penyelesaian sengketa di luar Pengadilan atau dengan cara mengesampingkan penyelesaian sengketa secara litigasi di Pengadilan Negeri. ADR sebetulnya sudah sejak lama secara informal dilaksanakan dalam masyarakat Indonesia. Langkah ini konsisten dengan musyawarah dalam Pancasila yang secara kultur mudah diterima, karena kedua belah pihak yang bersengketa sama- sama menang win-win solution. Alternatif penyelesaian sengketa tersebut dapat dilakukan dengan cara konsultasi, negoisasi, mediasi dan konsiliasi. 36 Pada prinsipnya konsultasi merupakan tindakan yang bersifat personal antara suatu pihak tertentu yang disebut dengan ”klien” dengan pihak lain yang merupakan ”konsultan”, yang memberikan pendapatnya kepada klien tersebut untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan kliennya tersebut. 37 Negosiasi adalah suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati atau diterima oleh dua belah pihak menyetujui apa dan bagaimana tindakan 36 Ketentuan Pasal 1 Angka 10 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. 37 Budhy Budiman, Mencari Model Ideal Penyelesaian Sengketa, Kajian Terhadap Praktik Peradilan Perdata dan Undang-undang No. 30 Tahun 1999, versi elektronik dapat dilihat di : http:www.uika.bogor.ac.idjur_05.htm. diakses terakhir tanggal 17 Juli 2007.