mendiskusikan perbedaan-perbedaan di antara para pihak secara pribadi dengan bantuan pihak ketiga yang netral mediator.
Perma No. 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan adalah merupakan suatu peraturan yang dibuat oleh Mahkamah Agung RI tentang prosedur
mediasi di Pengadilan khususnya di Pengadilan Negeri sebagai judex factie yang mengatur bagaimana tugas dan peran serta kewenangan seorang Hakim tingkat
pertama judex factie di Pengadilan sebagai ranah pencari keadilan yang pertama- tama berupaya untuk mendamaikan para pihak yang bersengketa melalui proses
mediasi.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipergunakan untuk menjawab permasalahan yang timbul dalam tesis ini adalah :
1. Spesifikasi dan Pendekatan Penelitian
Sifat penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitis yang bertujuan menggambarkan permasalahan yang bertujuan untuk membangun dan menguji
hipotesa-hipotesa atau teori-teori
33
yang berkaitan dengan Pelaksanaan Mediasi berdasarkan Perma No. 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
Negeri Medan.
33
Alfi Syahrin, Pengaturan Hukum dan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Pemukiman Berkelanjutan, Medan : Pustaka Bangsa Pers, 2003.
Dalam penelitian tesis digunakan metode pendekatan yuridis normatif yang dilakukan dengan cara terlebih dahulu meneliti bahan-bahan kepustakaan yang
relevan dengan permasalahan yang diteliti dan mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, pendapat ahli hukum, dan hakim
Pengadilan Negeri Medan yang pernah menangani mediasi.
2. Sumber Data
Adapun sumber data yang dipergunakan untuk mendukung penelitian ini adalah data sekunder, yakni diperoleh melalui penelitian kepustakaan library
research yang dilakukan adalah upaya memperoleh data sekunder berupa norma- norma hukum, undang-undang, pendapat ahli hukum, dokumen-dokumen dan
keterangan atau informasi dari seluruh mediator dan pihak Pengadilan Negeri Medan. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi bahan-bahan hukum seperti bahan
hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Sehingga penulisan tesis dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang diharapkan. Adapun pembagian
bahan hukum primer, sekunder dan tertier terdiri dari :
a. Bahan Hukum Primer
Peraturan perundang–undangan dalam hal ini adalah HIR, RBg, Perma No. 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, Undang-Undang No.
30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
b. Bahan Hukum Sekunder
Memberikan penjelasan bahan hukum primer, dalam hal ini hasil penelitian para ahli, pendapat beberapa ahli hukum yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Untuk mendapat data yang lebih mendalam dilakukan dengan cara wawancara Depth Interview kepada Ketua Pengadilan Negeri
Medan, mediator, Advokat, para pihak yang pernah menangani mediasi di Pengadilan Negeri Medan, sehingga menghasilkan wawancara yang relevan
dengan permasalahan yang diteliti.
c. Bahan Hukum Tertier
Bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, dalam hal ini kamus hukum Ensiklopedia.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Penelitian Kepustakaan Library Research yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder, maka
pengumpulan data ditempuh dengan melakukan penelitian kepustakaan yang berkaitan dengan mediasi, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menginvetarisir dan menilai peraturan perundang-undangan, karya ilmiah, hasil
penelitian, majalah dan dokumen lainnya yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.
b. Menginventarisir dan menilai buku-buku literatur yang pokok pembahasannya
berkenaan dengan permasalahan yang diteliti.
c. Mengadakan wawancara dengan metode wawancara terstruktur, artinya
pertanyaan diarahkan untuk mendapatkan data objek penelitian yang terdiri dari variabel mediasi sebagai salah satu penyelesaian sengketa alternatif berdasarkan
Perma No. 2 Tahun 2003 di Pengadilan Negeri Medan, faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan keberhasilan pelaksanaan Perma No. 2 Tahun 2003 di
Pengadilan Negeri Medan. Maka wawancara terstruktur ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan, seluruh Hakim Mediator Hakim Pengadilan Negeri
Medan, Advokat dan para pihak yang pernah berperkara di Pengadilan Negeri Medan. Untuk keperluan wawancara tersebut Peneliti melalukan persiapan-
persiapan seperti isi wawancara, catatan-catatan hasil wawancara.
4. Alat Pengumpulan Data