3. Tidak tahu ada posyandu karena jadwal yang berubah jadwal posyandu bertepatan
hari minggu atau hari libur dimundurkan satu hari sesudah atau dimajukan satu hari sebelum jadwal posyandu atau lupa ada posyandu.
4. Malas kalau hanya untuk menimbang balitanya di posyandu apalagi kalau
dikenakan biaya walaupun cuma Rp. 1000,-
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jadwal posyandu seharusnya tidak sering berubah karena masyarakat jadi tidak tahu kalau ada posyandu, apalagi kalau kader
tidak memberitahukan perubahan jadwal tersebut. Jam kunjung posyandu juga seharusnya dapat diperpanjang, tidak hanya dua jam. Perlu juga ditinjau ulang tentang biaya yang
dikenakan pada masyarakat yang datang ke posyandu. Semua uraian diatas sebenarnya berkaitan dengan anggaran dana. Berdasarkan
hasil pengamatan diketahui bahwa kader hanya memperoleh uang jasa sebesar Rp. 15.000,-bulan dan uang tersebut diberikan per enam bulan. Uang yang diterima tentunya
tidak seimbang dengan besarnya tugas dan tanggung jawab yang dipikul oleh kader sehingga akan berpengaruh kepada pelaksanaan kegiatan posyandu.
5.1.2. Pelaksanaan Pemberian Kapsul Vitamin A kepada Balita.
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro berupa vitamin yang larut dalam lemak yang diperlukan oleh tubuh. Salah satu fungsi dari vitamin A adalah meningkatkan
daya tahan tubuh sehingga anak tidak mudah terkena penyakit. Selain itu vitamin A juga berfungsi untuk mencegah penyakit pada mata yang mengakibatkan kebutaan. Karena
jumlah vitamin A dalam makanan tidak cukup memenuhi kebutuhan balita maka untuk
Elmina Tampubolon : Analisis Implementasi Program Penanggulangan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2008, 2009
meningkatkan jumlah vitamin A dalam tubuh bayi, balita, anak dan Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A.
Beberapa kader mengatakan bahwa kapsul vitamin A diberikan pada balita yang datang ke posyandu. Bila diberikan di posyandu, maka bisa dipastikan balita memakan
kapsul tersebut tetapi jika ibu tidak datang membawa balitanya pada bulan vitamin A Februari dan Agustus maka kader akan memberikan ke rumah ibu yang mempunyai
balita. Cara ini cukup efektif tetapi tidak bisa dipastikan apakah kapsul vitamin A benar- benar diberikan kepada balita karena dari 27 informan, hanya informan no.1, 4, 12, 23,
dan 27 yang bisa memastikan bahwa kapsul tersebut memang diberikan oleh ibu kepada balitanya atau informan langsung memberikan kepada balita.
Berikut cuplikan hasil wawancara dengan kader posyandu tentang pemberian kapsul vitamin A
“Vitamin A rutin dibagikan setiap bulan Februari dan Agustus di posyandu. Bila ada yang tidak datang maka kami kader-kader akan membagikan pada saat
wirid atau arisan ibu-ibu di bulan tersebut. Bisa juga diberikan langsung ke rumah ibu yang memiliki bayi dan balita. Kami tidak langsung melihat apakah mereka
memberikan kepada bayi dan balitanya tetapi bisa kami pastikan bahwa semua bayi dan balita di lingkungan IV mendapatkan kapsul vitamin A”
“Yang membagikan kapsul vitamin A adalah kami dan petugas pada saat posyandu. Biasanya masyarakat hampir seluruhnya datang kalau bulan vitamin A
Februari dan Agustus karena mereka sudah diberitahu sebelumnya, tetapi ada juga yang tidak datang. Bagi mereka yang tidak datang maka kami akan
memberikan langsung ke rumah penduduk sesuai dengan daftar yang dimiliki oleh kader tetapi kami ga tahu kalau itu langsung diberikan ibu sama anaknya atau
tidak.”
“Kapsul vitamin A kami bagikan pada saat posyandu bulan Februari dan bulan Agustus. Kalau tidak datang pada saat bulan vitamin A maka kami yang
Elmina Tampubolon : Analisis Implementasi Program Penanggulangan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2008, 2009
mengantarkannya ke rumah penduduk yang ada di daftar kader. Mereka senang menerimanya karena mereka sudah tahu manfaat vitamin A untuk kesehatan mata.
Tetapi ada juga beberapa orang, kami berikan pada posyandu berikutnya bulan berikutnya karena tidak sempat mengantarkannya ke rumah penduduk.”
Dari hasil wawancara dengan kader dapat diketahui bahwa ternyata dalam pelaksanaan pemberian kapsul vitamin A kepada bayi dan balita di beberapa posyandu
tidak sesuai dengan prosedur yaitu satu kali dalam enam bulan atau dua kali dalam setahun bulan Februari dan Agustus. Kapsul vitamin A diberikan pada bulan Maret yang
seharusnya diberikan di bulan Februari dan pemberian kapsul vitamin A bulan Agustus, diberikan pada bulan September.
Menurut informan alasan ibu tidak datang pada saat bulan vitamin A karena lupa atau sibuk sehingga tidak sempat datang ke posyandu. Kebanyakan kader tidak
membagikan ke rumah-rumah ibu balita yang tidak datang ke posyandu pada saat bulan vitamin A. Hal ini dikarenakan banyak kader beranggapan bahwa vitamin A masih bisa
diberikan di bulan berikutnya. Dari hasil penelitian data sekunder diketahui bahwa cakupan balita yang mendapat
kapsul vitamin A pada bulan Agustus 89,98 sesuai dengan target yang ingin dicapai yaitu 90 sedangkan cakupan pada bulan Februari tidak mencapai target yaitu 59,89.
Hal ini dikarenakan masih adanya anggapan masyarakat bahwa kapsul vitamin A cukup diberikan satu kali saja dalam setahun. Anggapan ini disebabkan oleh kurangnya
sosialisasi yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada masyarakat sehingga masyarakat kurang mengetahui manfaat dari kapsul vitamin A.
Elmina Tampubolon : Analisis Implementasi Program Penanggulangan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2008, 2009
Menurut Juknis Pedoman Distribusi Kapsul vitamin A, kapsul vitamin A dapat diperoleh di posyandu, polindes, puskesmas, puskesmas pembantu pustu, dan praktek
swasta seperti klinik bersalin, rumah bersalin, bidan dll Dir. Bina Gizi Masyarakat, 2008.
5.1.3. Pelaksanaan Pemberian Tablet Fe kepada Ibu Hamil