Pelaksanaan Pemberian MP-ASI pada Bayi BGM dari keluarga miskin

diberikan kepada ibu menyusui. Tablet zat besi diberikan satu bungkus yang berisi 30 butir untuk satu bulan. Berikut adalah cuplikan hasil wawancara dengan informan. “Tablet besi diberikan oleh kader dan petugas kepada ibu hamil satu bungkus setiap bulan. Terkadang diberikan juga kepada ibu menyusui jika ibu menyusui kurang darah atau anemia” “Yang memberikan tablet besi kepada ibu hamil adalah kami atau petugas. Tablet besi diberikan satu bungkus setiap bulan. Ibu menyusui juga diberikan tablet besi jika mengalami anemia” “Yang memberikan tablet besi ialah kami atau petugas. Tablet besi diberikan kepada ibu hamil, melahirkan dan menyusui setiap bulan pada waktu posyandu. Tablet besi diberikan satu bungkus yang berisi 30 butir untuk satu bulan” “Tablet besi diberikan oleh kader atau petugas kepada ibu hamil dan menyusui yang anemia. Tablet besi diberikan pada ibu hamil satu bungkus setiap bulannya”

4.4.4. Pelaksanaan Pemberian MP-ASI pada Bayi BGM dari keluarga miskin

Berdasarkan data tahun 2008 di puskesmas Medan Labuhan, cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Bayi Bawah Garis Merah dari Keluarga Miskin pada bulan Desember 2007 sd February 2008 42,31. Hal ini menunjukkan tidak tercapainya target yaitu 100. Dari hasil wawancara dengan kader diketahui bahwa MP-ASI diberikan minimal satu kali dalam setahun. Tahun 2008 ada satu kali pemberian MP-ASI berupa bubur instant dan biskuit yang diberikan selama 3 bulan berturut-turut. MP-ASI diberikan oleh kader dan petugas pada saat posyandu pada ibu yang memiliki balita BGM atau balita Elmina Tampubolon : Analisis Implementasi Program Penanggulangan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2008, 2009 yang gizi kurang atau gizi buruk tetapi ada 14 informan yang mengatakan bahwa MP-ASI diberikan pada semua balita yang datang ke posyandu yaitu informan no. 3, 4, 5, 10, 11, 12, 15, 18, 20, 22, 23, 24, 25, dan 26, sehingga jumlah MP-ASI yang seharusnya diberikan selama 3 bulan menjadi satu atau dua bulan saja. Menurut informan, mereka membagikan MP-ASI ke semua balita karena banyak ibu yang datang ke posyandu, menuntut untuk mendapat MP-ASI walaupun bayi dan balitanya mereka sehat. Jika tidak diberikan, informan khawatir kalau para ibu tidak akan datang lagi ke posyandu. Informan juga tidak merasa perlu untuk mendatangi rumah ibu yang memiliki bayi dan balita yang BGM karena sebelum hari posyandu, informan sudah memberitahukan kepada para ibu yang memiliki bayi dan balita yang BGM bahwa ada pembagian MP-ASI di posyandu. Berikut adalah cuplikan hasil wawancara dengan informan. “Biasanya MP-ASI ada sekali setahun, kami dan petugas yang memberikan ke ibu- ibu yang memiliki bayi dan balita. Tahun 2008 diberikan roti dan bubur SUN. Semua balita yang datang ke posyandu dapat, supaya masyarakat juga rajin datang ke posyandu, kalau sisa diberikan lagi bulan berikutnya di posyandu” “MP-ASI diberikan oleh kader dan petugas dari puskesmas pada saat posyandu. Biasanya setiap tahun sedikitnya satu kali ada diberikan MP-ASI. Tahun lalu 2008 ada diberikan bubur dan biskuit. Bubur diberikan ke semua balita sedangkan biskuit diberikan untuk balita yang gizi buruk yang diberikan 3 kali berturut-turut” “MP-ASI biasanya selalu ada diberikan setiap tahun. Yang memberikan petugas dan kader sewaktu posyandu. MP-ASI diberikan pada balita yang BGM saja tetapi kalau ada yang meminta maka diberikan juga kepada yang lain walaupun anaknya tidak BGM. Tahun lalu ada biskuit dan bubur yang diberikan sebanyak 3 kali setiap posyandu” Elmina Tampubolon : Analisis Implementasi Program Penanggulangan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2008, 2009 Hal ini seharusnya tidak dilakukan karena MP-ASI sebenarnya diberikan untuk bayi yang berada di bawah garis merah BGM dari keluarga miskin atau tidak mampu.

4.4.5. Jumlah Balita Gizi Buruk yang Mendapatkan Perawatan

Dokumen yang terkait

Evaluasi Lahan Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

2 72 89

Strategi Peningkatan Pendapatan Petani Karet Rakyat Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

9 110 114

Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara

3 46 8

Penanggulangan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

2 77 121

Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk Tanaman Anggur, Stroberi, Apel dan Jambu Biji

5 89 45

Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan dan, Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016

7 35 101

Evaluasi Program Penanggulangan Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan Tahun 2010.

1 2 1

Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan dan, Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016

0 0 16

Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan dan, Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PENANGGULANGAN GIZI BURUK PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN LABUHAN, KOTA MEDAN TAHUN 2008 (ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF CHILDREN UNDERNUTRITION IMPROVEMENT PROGRAM IN WORKING AREA MEDAN LABUHAN HEALTH C

0 0 8