Dana dalam Program penanggulangan Gizi Buruk Sarana Prasarana dalam Program penanggulangan Gizi Buruk

orang atau 2 orang kader sebagai perwakilan dari setiap posyandu yang mengikuti dan kemudian para kader yang mendapat penyuluhan atau pelatihan tersebut diharapkan akan memberikan informasi yang mereka peroleh kepada rekan-rekan kader di posyandu. Namun kenyataannya banyak yang tidak memberitahukan kepada kader lainnya karena banyak anggota kader posyandu yang mengatakan tidak pernah mendapat penyuluhan tentang gizi.

5.2.2. Dana dalam Program penanggulangan Gizi Buruk

Pendapat informan no.1 dan no.27 tentang dana program penanggulangan gizi buruk sebenarnya sudah cukup. “Biaya program penanggulangan gizi buruk cukup memadai. Sesuai dengan kegiatan yang seharusnya dilaksanakan. Biaya dikelola oleh DKK. Sumber dana berasal dari APBD Pemko Medan dan bantuan dari LSM”, kata informan nomor 1 petugas gizi. Informan nomor 27 juga berpendapat, “….Biaya program penanggulangan gizi buruk sebenarnya sudah cukup. Sumber dana berasal dari APBD dan donatur LSM. Bantuan terbesar yang pernah diterima yaitu PMT pada akhir tahun 2007, diperoleh dari Pertamina”. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa dana program penanggulangan gizi buruk langsung dikelola oleh DKK yang bersumber dari APBD, puskesmas hanya mendistribusikannya saja atau sebagai pelaksana. Misalnya pemberian susu bubuk, bubur instan dan biskuit untuk balita gizi buruk yang sedang dirawat di puskesmas. Jumlah bantuan makanan untuk balita gizi buruk yang mendapat perawatan menurut petugas gizi, terkadang tidak cukup karena dari DKK memberikan bantuan berupa PMT atau MP-ASI Elmina Tampubolon : Analisis Implementasi Program Penanggulangan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2008, 2009 ditujukan hanya untuk balita yang gizi buruk, sedangkan petugas gizi memberikan PMT atau MP-ASI tidak hanya kepada balita gizi buruk tetapi juga kepada balita gizi kurang dan normal.

5.2.3. Sarana Prasarana dalam Program penanggulangan Gizi Buruk

Sarana prasarana dalam program penanggulangan gizi buruk di puskesmas sebagai berikut: 1. Timbangan bayi Baby Scale dan timbangan injak manual yang ditera setiap tahun sekali 2. Alat ukur panjang badan dan micotoise yang ditera setiap tahun sekali 3. Tabel baku berat badan menurut panjangtinggi badan WHO-NCHS 4. Formulir umpan balik ke posyandu 5. Gudang tempat penyimpanan MP-ASI dan PMT Sarana prasarana dalam program penanggulangan gizi buruk di posyandu sebagai berikut: 1. Buku register penimbangan 2. KMS Balita 3. Formulir rujukan ke puskesmas 4. Meja dan alat tulis 5. Media Konselingpenyuluhan Dinas Kesehatan Prov. Sumut , 2005. Mengenai sarana yang ada di posyandu berdasarkan pengamatan yang dilakukan, hanya posyandu yang ada di kelurahan Martubung yang memiliki 5 meja dan alat tulis serta Elmina Tampubolon : Analisis Implementasi Program Penanggulangan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2008, 2009 memakai timbangan yang baru untuk melakukan penimbangan balita, sedangkan di kelurahan Sei Mati semuanya belum memiliki 5 meja dan masih memakai timbangan yang lama. Menurut informan no 13 kader posyandu Mawar XII Kelurahan Sei Mati, informan bahkan sulit untuk melihat angka pada timbangan karena sudah agak kabur. Hal ini tentunya akan mempengaruhi keakuratan hasil penimbangan yang dilakukan oleh kader. KMS Balita selalu tersedia bagi balita yang baru pertama sekali berkunjung ke posyandu, begitu juga dengan formulir rujukan ke puskesmas.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ditemukan bahwa masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan program penanggulangan gizi buruk, yang meliputi input sumber daya, proses pelaksanaan kegiatan dan keluaran hasil pelaksanaan program. Kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Sumber daya dalam program penanggulangan gizi buruk di wilayah kerja puskesmas Medan Labuhan belum memenuhi standar. Jumlah petugas gizi di puskesmas masih kurang dan banyak kader yang tidak aktif dan terampil. Elmina Tampubolon : Analisis Implementasi Program Penanggulangan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2008, 2009

Dokumen yang terkait

Evaluasi Lahan Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

2 72 89

Strategi Peningkatan Pendapatan Petani Karet Rakyat Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

9 110 114

Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara

3 46 8

Penanggulangan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

2 77 121

Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk Tanaman Anggur, Stroberi, Apel dan Jambu Biji

5 89 45

Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan dan, Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016

7 35 101

Evaluasi Program Penanggulangan Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan Tahun 2010.

1 2 1

Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan dan, Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016

0 0 16

Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan dan, Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PENANGGULANGAN GIZI BURUK PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN LABUHAN, KOTA MEDAN TAHUN 2008 (ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF CHILDREN UNDERNUTRITION IMPROVEMENT PROGRAM IN WORKING AREA MEDAN LABUHAN HEALTH C

0 0 8