Gambaran Umum Divisi Utama Persatuan Sepakbola Langkat PSL Bapor Pertamina Pangkalan Susu Gambaran Para Atlet Sepakbola Divisi Utama PSL Gambaran Tingkat Konsumsi Energi Atlet Sepakbola

58

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Divisi Utama Persatuan Sepakbola Langkat PSL Bapor Pertamina Pangkalan Susu

Dalam peraturan pertandingan khusus kompetisi divisi utama PSL Langkat tahun 2004, sesuai dengan pasal 3 pengertian dari divisi utama PSL Langkat adalah kesebelasan-kesebelasan yang ada di wilayah Kabupaten Langkat, yang telah mendaftarkan diri serta memenuhi persyaratan, dan telah mengikuti pertandingan Non divisi, dari putaran I dan II diwilayahnya masing-masing serta untuk mencapai terbentuknya tim PSL Langkat. Pertandingan non divisi putaran I dan II antara lain diambil dari beberapa divisi, yang terbagi dalam 4 bagian diantaranya POOL A Tanti Putra, Porsabi, Sewangi Putra, Bapor Pertamina Pangkalan Berandan, POOL B Serdang United, Brimo Utama, Bina Tama, Bapor Pertamina Pangkalan Susu, POOL C Perseisam, Putra Bima, BVC Besitang, Gabsi sei Bilah, POOL D Putra Buana, Cokro FC, Debar Gelora, Putra Bahari.

4.2. Gambaran Para Atlet Sepakbola Divisi Utama PSL

Pemilihan atlet pada setiap divisi utama PSL harus memenuhi syarat antara lain : 1. Berkedudukan berstatus di luar Kabupaten Langkat tidak dibenarkan masuk anggota divisi. 2. Anggota tim merupakan hasil seleksi yang telah ditunjuk oleh pelatih PSL. 3. Setiap tim yang bertanding diwajibkan tampil rapi dengan baju dimasukkan. Universitas Sumatera Utara 59 4. Seluruh official tim diwajibkan menggunakan pakaian yang rapi, pantas dan sopan tidak dibenarkan mengenakan sandal jepit. 5. Setiap ada pertandingan para atlet harus sudah hadir di lapangan 30 menit sebelum pertandingan. 6. Pemain yang sudah masuk di divisi utama ini, nantinya tidak dibenarkan bermain untuk divisi I atau divisi II yang akan datang.

4.3. Gambaran Tingkat Konsumsi Energi Atlet Sepakbola

Tingkat konsumsi energi seorang atlet berpengaruh dalam pencapaian prestasi seorang atlet. Hal ini berkaitan dengan umur, jenis kelamin, tinggi badan dan aktivitas fisik yang dilakukannya sehari-hari. Makanan yang dikonsumsi tidak hanya untuk kegiatan basal tubuh, tetapi juga harus bisa mengganti sel-sel tubuh yang rusak akibat keluarnya energi. Dalam penelitian ini, pengukuran tingkat konsumsi makanan pada atlet sepakbola dilakukan dengan menggunakan teknik re-call 24 jam yang dilakukan selama 2 hari. Dan hasil yang diperoleh setelah dibandingkan dengan Angka Kebutuhan Energi Atlet Sepakbola per hari adalah sebagai berikut lihat lampiran 5 : Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Rata-Rata Tingkat Konsumsi Energi Atlet Sepakbola Per Hari No Kelompok Jumlah Energi Dikonsumsihari Angka Kebutuhan Energi Kategori 1 Perlakuan 3.591,4 kal 3.674,8 kal 97,8 Normal 2 Kontrol 3.525,5 kal 3.652,5 kal 96,6 Normal Rata-rata 3.557,94 kal 3.663,6 kal 97,2 Normal Berdasarkan tabel di atas, dari hasil recall yang dilakukan diperoleh rata-rata jumlah energi yang dikonsumsi atlet sepakbola per hari 3.557,94 kal normal dengan tingkat konsumsi rata-rata kelompok perlakuan sebesar 3591,4 kal normal dan Universitas Sumatera Utara 60 kelompok kontrol sebesar 3524, 5 kal normal. Sedangkan rata-rata Angka Kebutuhan Energi atlet sepakbola dihitung sesuai dengan hal 11 -13 sebesar 3.663,6 kal normal, dengan rata-rata Angka Kebutuhan Energi atlet sepakbola kelompok perlakuan sebesar 3.674,8 kal normal dan kelompok kontrol sebesar 3.652,5 kal normal. Berdasarkan lampiran 5, maka diperoleh hasil distribusi sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Konsumsi Energi Atlet Sepakbola Per Hari kal No Kategori Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Total Jumlah Jumlah Jumlah 1 Rendah 6 orang 30 5 orang 25 11 orang 27,5 2 Normal 14 orang 70 15 orang 75 29 orang 72,5 Total 20 orang 100 20 orang 100 40 orang 100 Dari tabel di atas dapat diketahui dari 40 orang atlet sepakbola, tingkat konsumsi atlet sepakbola dengan kategori rendah sebesar 27,5 11orang, pada kelompok perlakuan dengan kategori rendah = 6 orang 30 dan pada kelompok kontrol dengan kategori rendah = 5 orang 25. Tingkat konsumsi atlet sepakbola dengan kategori normal sebesar 72,5 29 orang, pada kelompok perlakuan kategori normal = 14 orang 70 dan pada kelompok kontrol kategori normal = 15 orang 75. Dari hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat konsumsi energi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan t H = 0,79 t c =0,021 maka Ho diterima.

4.4. Hasil Pengukuran Stamina Atlet Sepakbola