pengetahuan. Tingkat kemandirian belajar peserta didik ditentukan berdasarkan seberapa besar inisiatif dan tanggung jawab peserta didik
untuk berperan aktif dalam hal perencanaan belajar, proses belajar maupun evaluasi belajar. Semakin besar peran aktif peserta didik dalam
berbagai kegiatan tersebut, mengindikasikan bahwa peserta didik tersebut memiliki tingkat kemandirian belajar yang tinggi.
33
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan kemandirian peserta didik dalam belajar adalah prilaku peserta didik dalam belajar yang
dilakukan atas keinginan sendiri yang ditandai dengan kemampuan bertanggung jawab, mengelola diri sendiri, inisiatif dan dorongan internal.
Kemampuan bertanggung jawab ditndai dengan memiliki kesadaran diri ketekunan dan berani mengambil keputusan, kemampuan mengelola diri
sendiri ditndai dengan mengatur diri sendiri, membuat rencana dan menetapkan tujuan, inisiatif ditandai dengan berpikir kreatif dan
mengembangkan sikap kritis, dan dorongan internal ditandai dengan belajar atas kemamuan diri sendiri dan belajar sebagai kebutuhan.
b. Indikator Kemandirian Belajar
Indikator kemandirian belajar peserta didik menurut Sumarmo adalah sebagai berikut:
1. Berani bersaing
33
Nova Fahradina, “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP dengan Menggunakan Model Investigasi Kelompok”, jurnal Didaktik Matematika
2. Berani bertindak 3. Paham kebutuhan belajar
4. Yakin dengan kemampuan diri 5. Yakin dalam menyelesaikan permasalahan
6. Tidak tergantung pada orang lain 7. Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya
8. Bersungguh-sungguh. Dalam penelitian ini indikator kemandirian belajar yang digunakan yaitu
kedelapan indikator karena untuk mengetahui tingkatan perindikator nya untuk peserta didik dengan kemandirian belajarnya.
B. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah Ansori dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Di SMP”.
Menyimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model MMP di kelas VIII berada pada kategori
baik dan dalam kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran
MMP di kelas VIII berada pada kategori baik.
Perbedaan penelitian ini adalah sampel yaitu siswa kelas VIII, sedangkan penulis mengambil sampel peserta didik kelas VII. Kesamaan dalam
penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebasnya yaitu variabel terikatnya kemampuan pemecahan masalah dan variabel bebasnya yaitu
model pembelajaran Missouri Matematics Project. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Anna Fauziah dengan judul “Pengaruh
Model Missouri Mathematics Project MMP Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA N 1
Lubuklinggau”. Menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran MMP terhadap kemampuan pemecahan masalah.
Perbedaan penelitian ini adalah tingkat sekolah nya yaitu SMA, sedangkan penulis mengambil tingkat sekolah yaitu SMP. Kesamaan dalam
penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebasnya yaitu variabel terikatnya kemampuan pemecahan masalah dan variabel bebasnya yaitu
model pembelajaran Missouri Mathematics Project. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Nova Farahdila dengan judul
“Eksperimentasi Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP Pada Materi Pokok Luas Permukaan Serta Volume Prisma dan
Limas Ditinjau Dari Kemampuan Spasial Siswa Kelas VIII”. Menyimpulkan bahwa model pembelajaran Missouri Mathematics Project
menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung .
Perbedaan penelitian ini adalah variabel terikatnya yaitu kemampuan spasial peserta didik, sedangkan penulis meneliti kemampuan pemecahan
masalah matematis. Kesamaan dalam penelitian ini adalah variabel bebasnya yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran Missouri
Mathematics Project MMP. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Jannah dengan judul “Penerapan
Model Missouri Mathematics Project MMP Untuk Meningkatkan Pemahaman Dan Sikap Positif Siswa Pada Materi Fungsi Kelas XI SMK 1
Karanganyar”. Menyimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran
Missouri Mathematics
Project MMP
mampu meningkatkan pemahaman siswa pada materi fungsi.
Perbedaan penelitian ini adalah variabel terikatnya yaitu untuk meningkatkan pemahaman dan sikap positif siswa, sedangkan penulis
meneliti kemampuan pemecahan masalah matematis. Kesamaan dalam penelitian ini adalah variabel bebasnya yaitu sama-sama menggunakan
model pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP. 5. Penelitian yang dilakukan oleh I Putu Agus Gede Megantara dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together NHT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hubungan
Antar Sudut Jika Dua Garis Sejajar Dipotong Oleh Garis Lain Di Kelas VII SMP Negeri 12 Palu”. Menyimpulkan bahwa model pembelajaran
NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa.