penghambat. Tetapi banyak factor yang mempengaruhi tidak tercapainya efisiensi teknis di dalam fungsi produksi. Penentuan sumber dari inefisiensi teknis ini tidak
hanya memberikan informasi tentang sumber potensial dari inefisiensi, tetapi juga saran bagi kebijakan yang harus diterapkan atau dihilangkan untuk mencapai
tingkat efisiensi total Kurniawan, 2012.
McEachern 2001 dalam Anandra 2010 menyatakan efisiensi harga atau alokatif menujukkan hubungan biaya dan output. Efisiensi alokatif tercapai jika
perusahaan tersebut mampu memaksimalkan keuntungan yaitu menyamakan nilai produk marginal setiap faktor produksi dengan harganya. Bila petani
mendapatkan keuntungan yang besar dari usaha taninya, misalnya karena pengaruh harga, maka petani tersebut dapat dikatakan mengalokasikan input
usaha taninya secara efisien. Efisiensi alokatif ini terjadi bila perusahaan memproduksi output yang paling disukai oleh konsumen.
Menurut Widyananto 2010 konsep yang digunakan dalam efisiensi ekonomi adalah meminimalkan biaya artinya suatu proses produksi akan efisien secara
ekonomis pada suatu tingkatan output apabila tidak ada proses lain yang dapat menghasilkan output serupa dengan biaya yang lebih murah.
2.3. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menjadi refrensi dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Annora Khazanani 2011 mengenai “Analisis Efisiensi
Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Cabai Kabupaten Temanggung
Studi Kasus di Desa Gondosuli Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung”
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengaruh faktor-faktor produksi terhadap jumlah produksi cabai, serta untuk menganalisis tingkat
efisiensi penggunaan faktor produksi dalam usahatani cabai di Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Selain itu jugauntuk menganalisis besarnya tingkat
keuntungan yang dapat diperoleh petani. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling. Responden dalam penelitian ini adalah petani cabai di Kecamatan Bulu yang berjumlah 92
orang. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi produksi dengan pendekatan frontier stokastik dengan Metode Maximum Likelihood.
Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil bahwa terdapat empat variabel yang secara signifikan mempengaruhi produksi cabai yaitu variabel luas lahan X1,
bibit X2, tenaga kerja X3 dan pupuk X4. Sedangkan variabel pestisida X5 tidak signifikan dalam mempengaruhi produksi cabai.
Usahatani cabai di desa tersebut masih menguntungkan, hal ini ditunjukkan oleh nilai RC Rasio sebesar 1,277. Kondisi usahatani cabai di Temnggung
menunjukkan skala hasil yang menurun maka diperlukan perbaikan dalam proses produksi cabai. Penggunaan faktor produksi bibit dan tenaga kerja masih belum
efisien, dan penggunaannya perlu ditambah untuk memperoleh tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Sedangkan faktor produksi pupuk dan pestisida penggunaannya
telah melampaui batas efisiensi, sehingga perlu dikurangi untuk memperoleh tingkat efisiensi yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian penelitian oleh Claudio Satrya Widyananto 2010 “Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Bawang Putih Studi Kasus
di Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo”
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengaruh faktor-faktor produksi terhadap jumlah produksi bawang putih, serta untuk menganalisis tingkat
efisiensi penggunaan faktor produksi dalam usahatani bawang putih di KecamatanSapuran, Kabupaten Wonosobo.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode snow ball sampling. Responden
dalam penelitian ini adalah petani bawang putih di Kecamatan Sapuran yang berjumlah 99 orang. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linier berganda dan uji efisiensi untuk manganalisis data penelitian ini.
Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil bahwa semua varibel yang secara signifikan mempengaruhi produksi bawang putih yaitu variabel luas lahan X1,
bibit X2, pupuk X3, dan variabel tanaga kerja X5 signifikan dalam mempengaruhi produksi bawang putih. Nilai rata-rata efisiensi teknis petani
bawang putih adalah 0,58 dan nilai efisiensi harganya adalah 2,018. Sehingga nilai efisiensi ekonominya adalah 1,170. Nilai efisiensi teknis, efisiensi harga, dan
efisiensi ekonomi tidak sama dengan satu, artinya tidak efisien sehingga perlu penambahan penggunaan faktor produksi. Selain itu dengan adanya kondisi
usahatani yang menunjukkan skala hasil yang meningkat maka dapat dikatakan
Universitas Sumatera Utara
bahwa kondisi usahatani bawang putih di daerah penelitian ini layak untuk dikembangkan atau dilanjutkan. Dalam proses produksi bawang putih, tingkat
kesuburan tanah juga perlu diperhatikan karena lahan yang digunakan untuk penanaman bawang putih digunakan secara bergantian untuk menanam tanaman
lain.
Khotimah, Husnul 2010 dalam “Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Ubi Jalar di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan, Jawa Barat :
Pendekatan Stochastic Production Frontier”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1 menganalisis keragaan usahatani ubi jalar di Kecamatan Cilimus
Kabupaten Kuningan, 2 menganalisis fungsi produksi stochastic frontier dan efisiensi teknis usahatani ubi jalar di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan 3 menganalisis tingkat pendapatan usahatani ubi jalar di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan.
Hasil analisis keragaan usahatani ubi jalar di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan dilihat dari teknik budidaya dilakukan menurut kebiasaan yang telah
terbentuk dari pengalaman dan belum dapat dikatakan intensif dalam aktifitas pemeliharaan. Penggunaan sarana produksi usahatani ubi jalar terdiri dari
penggunaan bibit ubi jalar yang lebih banyak dari anjuran karena jarak tanam diperkecil, pupuk dan pestisida yang digunakan petani beragam, alat-alat
pertanian yang digunakan tidak sebanding dengan luas lahan yang diusahakan. Lahan terdiri dari lahan milik, lahan sewa, lahan sakap, dan lahan bengkok
HGP. Jumlah TKLK lebih banyak digunakan dibandingkan TKDK, dan modal yang digunakan seluruhnya berasal dari modal pribadi.
Universitas Sumatera Utara
Hasil estimasi dari parameter Maximum Likelihood untuk fungsi produksi Cobb- Douglass Stochastic Frontier menunjukan bahwa variabel yang berpengaruh
nyata terhadap produksi ubi jalar adalah variabel lahan, benihlahan, tenaga kerjalahan, pupuk Plahan, dan pupuk Klahan, sedangkan variabel pupuk
Nlahan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ubi jalar. Semua variabel yang diestimasi berpengaruh positif terhadap produksi ubi jalar.
Tingkat efisiensi teknis rata-rata usahatani ubi jalar adalah 0,75 atau 75 persen dari produksi maksimum, hal ini menunjukan bahwa usahatani ubi jalar di
Kecamatan Cilimus telah cukup efisien dan masih terdapat peluang meningkatkan produksi sebesar 25 persen untuk mencapai produksi maksimum. Faktor-faktor
yang berpengaruh nyata dan positif terhadap efek inefisiensi teknis usahatani ubi jalar adalah variabel pengalaman, lama kerja di luar usahatani, dan status
kepemilikan lahan. Variabel umur, pendidikan, dan pendapatan di luar usahatani berpengaruh negatif dan nyata terhadap inefisiensi teknis usahatani ubi jalar.
Sedangkan variabel penyuluhan berdampak negatif dan tidak nyata terhadap inefisiensi teknis usahatani ubi jalar.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran untuk peningkatan produksi dan efisiensi teknis usahatani ubi jalar di Kecamatan
Cilimus Kabupaten Kuningan, antara lain : 1 ekstensifikasi lahan tanam ubi jalar di Kecamatan Cilimus, 2 penambahan tenaga kerja, khususnya pada aktifitas
pemeliharaan, 3 pendekatan penyuluhan pertanian yang tepat agar tingkat kepercayaan petani meningkat dan penyuluhan dapat berdampak signifikan
terhadap peningkatan efisiensi teknis usahatani, diantaranya melalui program
Universitas Sumatera Utara
SLPTT Ubi Jalar, 4 penelitian lebih lanjut mengenai efisiensi usahatani, khususnya efisiensi alokatif dan ekonomis yang belum dilakukan pada penelitian
ini.
2.4. Kerangka Pemikiran