Efisiensi Teknik Tingkat Efisiensi Teknis, Harga dan Ekonomi pada Usahatani Kentang

5.3. Tingkat Efisiensi Teknis, Harga dan Ekonomi pada Usahatani Kentang

Tingkat efisiensi perlu diketahui untuk melihat apakah kombinasi penggunaan faktor produksi sudah digunakan seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang maksimal, yang akan dijelaskan sebagai berikut.

5.3.1. Efisiensi Teknik

Ketut Sukiyono 2004 dalam Widyananto 2010 menyatakan efisiensi teknik digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana seorang petani mengubah masukan menjadi keluaran pada tingkat ekonomi dan teknologi tertentu. Dari hasil perhitungan efisiensi teknik melalui pengolahan data dalam software Frontier 4.1 diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 5.3.1. Hasil Distribusi Tingkat Efisiensi Teknik Usahatani Kentang di Desa Ajibuhara, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo Nomor Kategori Jumlah 1 0 – 0,1 2 0,101 – 0,2 1 3 0,201 – 0,3 2 4 0,301 – 0,4 7 5 0,401 – 0,5 5 6 0,501 – 0,6 9 7 0,601 – 0,7 15 8 0,701 – 0,8 15 9 0,801 – 0,9 6 10 0,901 – 1 Mean Technical Efficiency 0,60 Jumlah sampel 60 Sumber : Lampiran 17 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pengolahan data dengan bantuan frontier version 4.1 diketahui nilai rata-rata efisiensi teknisnya mencapai 0,60 seperti yang tercatat pada tabel 5.3.1, nilai efisiensi teknis tersebut berarti bahwa rata-rata petani sampel dapat mencapai 60 persen dari potensial produksi yang diperoleh dari kombinasi faktor produksi yang dikorbankan. Nilai rata-rata efisiensi teknik tersebut masih dibawah 1, yang artinya bahwa usahatani kentang yang dilakukan oleh petani sampel tersebut masih belum efisien, masih ada peluang potensi sebesar 40 persen untuk meningkatkan produksi kentang di daerah penelitian, jika nilai efisiensi teknik sudah semakin mendekati 1 maka berarti semakin tinggi tingkat efisiensi teknik yang dicapai dalam usahatani. Hal ini dipengaruhi oleh penggunaan faktor produksi yang belum sesuai dengan anjuran yang ditentukan misalnya dari penggunaan bibit lampiran 2 terdapat 42 dari 60 orang petani yang tidak menggunakan bibit sesuai aturan yang berlaku yaitu 1200-2000 kgHa Setiawati,dkk, 2007. Penggunaan pupuk alami Lampiran 3 , rata-rata petani di daerah penelitian menggunakan pupuk alami sebesar 6.000 kgHa masih jauh juga dari kentuan dalam Setiawati,dkk, 2007 bahwa ketentuan untuk satu hektar membutuhkan pupuk kandangkompos sekitar 20 - 30 ton.

5.3.2 Efisiensi Harga