Return To Scale Faktor Produksi

Komponen galat error yang sifatnya internal dapat dikendalikan petani dan lazimnya berkaitan dengan kapabilitas managerial petani dalam mengelola usahataninya direfleksikan oleh ui. Komponen ini sebarannya asimetris one side yakni ui 0. Jika proses produksi berlangsung efisien sempurna maka keluaran yang dihasilkan berimpit dengan potensi maksimalnya berarti ui = 0. Sebaliknya jika ui 0 berarti berada di bawah potensi maksimumnya. Distribusi menyebar setengah normal uit ~ |N0,σv2| dan menggunakan metode pendugaan Maximum Likelihood. Metode pendugaan Maximum Likelihood Estimation MLE pada model stochastic frontier dilakukan melalui proses dua tahap. Tahap pertama menggunakan metode OLS untuk menduga parameter teknologi dan input produksi βm. Tahap kedua menggunakan metode MLE untuk menduga keseluruhan parameter factor produksi βm, intersep β0 dan varians dari kedua komponen kesalahan vi dan ui σv2 dan σu2. Fungsi produksi frontier oleh beberapa penulis diturunkan dari fungsi produksi Cobb-Douglas, dimana menurut Teken dan Asnawi 1981 dalam Kurniawan 2012 dikemukakan bahwa apabila peubah-peubah yang terdapat dalam fungsi Cobb-Douglas dinyatakan dalam bentuk logaritma, maka fungsi tersebut akan menjadi fungsi linear additive. Kurniawan, 2012.

2.2.5. Return To Scale

Return to Scale RTS atau keadaan skala usaha perlu diketahui untuk mengetahui kombinasi penggunaan faktor produksi. Terdapat tiga kemungkinan dalam nilai return to scale, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Decreasing returns to scale, bila b1 + b2 + ...... + bn 1. Dalam keadaan demikian, dapat diartikan bahwa apabila setiap input produksi digandakan sebanyak 2 kali maka produksi yang dihasilkan lebih kecil dari penggandaan produksi 2. Constant returns to scale, bila b1 + b2 + ...... + bn = 1. Dalam keadaandemikian, dapat diartikan bahwa proporsi penambahan faktor produksi sebanyak 2 kali akan proporsional dengan penambahan produksi 2 kali dari sebelumnya. 3. Increasing returns to scale, bila b1 + b2 + ...... + bn 1. Dalam keadaan demikian, dapat diartikan bahwa proporsi penggandaaan faktor produksi sebanyak 2 kali akan menghasilkan produksi yang lebih besar lebih dari 2 kali dari produksi sebelumnya.

2.2.6. Faktor Produksi

Faktor produksi terdiri dari: 1. Modal Modal yaitu sumber ekonomi diluar tenaga kerja yang dibuat oleh manusia. Dalam pengertian luas dan umum merupakan keseluruhan nilai dari sumber- sumber ekonomi non manusiawi Hanafie, 2010. Menurut Mubyarto 1989, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu, dalam hal ini, hasil pertanian. Modal petani berupa barang adalah ternak beserta kandangnya, cangkul, bajak dan alat-alat pertanian lain, pupuk, bibit, hasil panen yang belum dijual, tanaman yang masih disawah dan lain-lain. Menurut sifatnya, modal dibedakan menjadi dua yakni modal tetap yang meliputi tanah Universitas Sumatera Utara bangunan dan modal tidak tetap yang meliputi alat-alat, bahan, uang tunai, piutang di bank, tanaman, ternak, ikan di kolam. Penggunaan modal berfungsi membantu meningkatkan produktivitas dan menciptakan kekayaan serta pendapatan usahatani. 2. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan kemampuan fisik dan mental orang-orang sewaktu mereka berkontribusi pada produksi di dalam perekonomian Griffin dan Ebert, 2007 Dalam pertanian Indonesia harus dibedakan ke dalam persoalan tenaga kerja dalam usahatani kecil-kecilan usahatani pertanian rakyat dan persoalan tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besar-besar yaitu perkebunan, kehutanan, peternakan dan sebagainya. Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, isteri, dan anak-anak petani. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dalam uang Mubyarto, 1989.

2.2.7. Efisiensi