Tema PendidikanBudi Pekerti CIRI-CIRI STRUKTUR PUISI

54 Santa Maria, Yang berdiri dan melindungi seluruh umat manusia Seturut amanat Putranya: “Mereka sama seperti saya, mereka juga anak-anakmu.” bdk. Yoh. 19:26-27 Ibu, SOMI BOLADERRE Ibu yang setia berdiri Hidup kami susah, sarat derita Salib kami teramat berat. Perahu dan pekerjaan di laut Warisan saudara-saudaramu Perlahan punah. Tetaplah berdiri dan jagalah kami, Sayangilah dan cintailah kami. SVD House-Nagoya, Jepang, Sabtu, 23 Mei 2009, 12:00 SiangBruno, hlm. 80

d. Tema PendidikanBudi Pekerti

Puisi-puisi Angkatan Balai Pustaka hingga Angkatan 1945 kebanyakan ditulis oleh para guru. Karena itu, tema pendidikan dan budi pekerti begitu kuat ditampilkan oleh generasi ini. Dalam puisi lama, gurindam termasuk bentuk puisi yang bentuk puisi yang berisikan nasihat. Dalam Guru Bura ini pun mengajarkan berbagi macam hal yang mendidik, untuk itu sajak ini dipaparkan secara lengkap. GURU BURA Opa guru aku merindukanmu Engkau orang baik hati Penuh belaskasih Namamu “BURA” Putih adalah cahaya jiwa Sesuci hati sang pemilik Opa guru, Engkaulah guru kami di kelas1 dan 2 SD Engkau mendidik kami dengan segenap hati Menyayang kami dengan hatimu putih –suci. 55 Opa Guru, Engkau tahu bahwa kami masih kecil Yang selalu ingat ibu kami di rumah. Agar kami tetap betah di sekolah Setiap hari engkau membawa untuk kami Kue bintang, kue putu, Bolu goreng, jagung goreng rebus, Jagung titi dan kacang rebus. Opa Guru Tak akan pernah melihatmu marah. Engkau selalu tersenyum seperti anak ilahi. Tak pernah juga ngkau menyapa kami kasar. Di sekolah, di gereja, di jalan Atau di mana saja Engka selalu menyapa kami dengan “bapa”, “mama”, “ama”,” ina.” Engkau menyadarkan kami Bahwa biar masih kecil Tetapi kami adalah manusia bermartabat. Meskipun dirimu seorang guru besar yang patut kami hormati, Tetapi sebaliknya engkaulah sudut menyembah kami. Opa Guru, Masih ingatkah engkau akan Kbessa? Seorang teman kelas kami Yang selalu duduk di bangku panjang. Engkau juga menaruh hormat kepada orang –orang seperti Kbessa. Biar kerjanya hanya tiduran selama pelajaran Tetap engkau selalu ramah dan tersenyum kepadanya. Bagiku, Orang seperti Kbessa pun Punya hak untuk sekolah. Kadang-kadang, Ada beberapa teman kami Yang tidak mau datang ke sekolah Dan bersembunyi di hutan. Engkau menyuruh kami untuk pergi mencari Dan membawa mereka datang ke sekolah. Engkau sama seperti Yesus, Engkau selalu mencari domba yang hilang. Opa Guru, Terimakasihku dan semua teman 56 Bagimu dan istrimu Oa Somi. Putri suku Oleone itu penutur ulung. Engkau menyayanginya Dan selalu menyapanya’Oa’. Kalian berdua serupa Santo Yosef dan Santa Maria. Kue bintang, kue putu, bolu goreng, jagung titi, kacang rebus Dan jagung goreng rebus Semua adalah buatan tangannya. Hati Oa Somi sama dengan hatimu. Dia pun selalu menyapa semua orang Bahwa manusia adalah manusia Dan harus dihormati. Opa Guru dan Oma Oa Berdoalah untuk kami Agar kami dapat menjadi orang baik SVD House, Nagoya-Jepang 29 Januari 2010 Bruno, hlm. 94 Dalam “Hujan”, karya Yoseph Arakiê Ulanaga Bruno Dasion juga merupakan puisi yang berisikan nasihat. Hal itu ditunjukan dalam kutipan berikut yang berbunyi: “Kalau hujan tidak turun padi dan jagung akan mati.” Dalam kutipan tersebut merupakan nasihat agar kita tidak boleh mengeluh, dan di lain pihak umpatan makian yang keluar dari mulut itu tidak boleh terucap karena alamlah tempat kita hidup. HUJAN Mamma, saya menemanimu ke Penikene mengunjungi bapak Akeona. Rommel juga ikut bersama kita. Kita kembali dengan membawa banyak makanan. jagung, padi, pisang, kelapa dan ubi. Itulah kepala Akeona, sebagaimana yang sudah kita tahu baik hatinya lembut dan penuh kasih sayang. Ketika kita tiba di padang sebelah timur Idalolong hujan turun mengguyur 57 kilat menyambar dan guntur bergemuruh. Saya menggerutu “Hujan setan. Tidak tahukah dia bahwa kita sedang Memikul beban berat ?” Tetapi engkau menegurku sambil berkata: “Kalau hujan tidak turun padi dan jagung akan mati.” Kita pun berteduh dibawah sebuah pohon besar hingga hujan berhenti.

e. Protes Kemunduran Sosial

Dokumen yang terkait

Bentuk-bentuk Diskriminasi dalam Kumpulan Puisi Esai Atas Nama Cinta Karya Denny JA: Tinjauan Sosiologi Sastra

2 109 67

Potret Buruh Indonesia dalam Kumpulan Puisi Nyanyian Akar Rumput Karya Wiji Thukul: Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

9 84 213

ASPEK MORAL DALAM KUMPULAN PUISI ASMARADANA KARYA GOENAWAN MOHAMAD: TINJAUAN SEMIOTIK DAN Aspek Moral Dalam Kumpulan Puisi Asmaradana Karya Goenawan Mohamad: Tinjauan Semiotik Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 13

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN PUISI LALU AKU KARYA RADHAR PANCA DAHANA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Kritik Sosial Dalam Kumpulan Puisi Lalu Aku Karya Radhar Panca Dahana: Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 1 12

PENDAHULUAN Kritik Sosial Dalam Kumpulan Puisi Lalu Aku Karya Radhar Panca Dahana: Tinjauan Sosiologi Sastra.

2 6 33

DAFTAR PUSTAKA Kritik Sosial Dalam Kumpulan Puisi Lalu Aku Karya Radhar Panca Dahana: Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 1 4

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN PUISI LALU AKU KARYA RADHAR PANCA DAHANA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Kritik Sosial Dalam Kumpulan Puisi Lalu Aku Karya Radhar Panca Dahana: Tinjauan Sosiologi Sastra.

2 10 13

Transformasi budaya dalam kumpulan puisi Pukeng Moe, Lamalera karya Yoseph Arakie Ulanaga Bruno Dasion : sebuah tinjauan siologi sastra.

0 2 160

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN LUPA ENDONESA KARYA SUJIWO TEJO: SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA.

0 0 1

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN PUISI AKU MANUSIA KARYA A. MUSTOFA BISRI (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA) - repository perpustakaan

0 0 12