4
Dari latar belakang di atas, peneliti ingin mengungkap transformasi budaya Lamalera dengan pendekatan dari sudut pandang sosiologi sastra. Soemanto
dalam Taum, 1997: 47, berpandangan bahwa sosiologi sastra merupakan pendekatan terhadap sastra yang memiliki paradigma dengan asumsi dan
implikasi epistemologis yang berbeda daripada yang telah digariskan oleh teori sastra berdasarkan prinsip otonomi sastra. Penulis memilih sosiologi sastra karena
kajian ini lebih condong dan mengarah pada transformasi budaya. Budayasesungguhnya tidak bersifat tetap atau tidak berubah-ubah. Berbagai
pengaruh dari luar dapat mempengaruhi berubahan budaya tersebut.Penulis menekankan bahwa terjadi transformasi merupakan cerminan atau potret-potret
kehidupan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1.2.1Bagaimana ciri-ciri struktur puisi dalam kumpulan puisi Pukeng Moe, Lamalera?
1.2.2 Bagaimana transformasi budaya Lamalera dalam kumpulan puisi Pukeng
Moe, Lamalera?
5
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mendeskripsikan ciri-ciri struktur puisi Pukeng Moe, Lamalera. Hal ini
akan diungkapkan dalam Bab II. 1.3.2
Mendeskripsikan transformasi budaya Lamalera dalam puisi Pukeng Moe, Lamalera. Hal ini akan diungkapkan dalam Bab III.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pengembangan studi sastra secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis
mendorong studi interdisipliner dalam bidang sastra dan budaya. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk memperkenalkan salah satu sastra tulis puisi
Lamaholot, Lamalera dan menambah wawasan tentang pergeseran budaya transformasi yang sedang dialami masyarakat Lamalera.
1.5 Tinjauan Pustaka
Sejauh penelitian penulis, penelitian yang mengkaji puisi dengan pendekatan sosiologi sastra yaitu penelitian yang dilakukan oleh Panji Kuncoro Hadi 2009
dalam bentuk tesis yang berjudul ”Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Aku Ingin Jadi Peluru, Karya Wiji Thukul Sebuah Kajian Sosiologi Sastra”.Ia
berkesimpulan bahwa, kesatu, antologi AIJP karya Wiji Thukul memuat beberapa tema a tema lingkungan sosial di sekitar rumah penyair, b tema lingkungan
6
politik pada diri-sosok penyair Wiji Thukul, c tema potret keseharian masyarakat kecil di lingkungan sekitar penyair, d tema tentang sosok-pribadi penyair, e tema
tentang masuknya Wiji Thukul dalam organisasi sampai dengan masa pelariannya diburu oleh penguasa sampai Wiji Thukul menghilang-dihilangkan. Kedua, tema-
tema kritik sosial yang termuat dalam antologi AIJP karya Wiji Thukul, yaitu a tema kritik sosial tentang perempuan dan buruh, b tema kritik sosial melalui
“tokoh ibu”, c tema kritik sosial tentang politik kekuasaan, e tema kritik sosial tentang anak-anak, f tema kritik sosial tentang orang-orang terpinggirkan
preman. Ketiga, dari aspek sosiologis kritik sosial Wiji Thukul berdasarkan dua aspek, yaitu aspek 1 protes sosial; dan 2 realisme sosial. Kedua aspek tersebut
masuk dalam rana kritik sosial dengan media sastra puisi. Keempat, nilai etika, moral, dan budi pekerti yang dimiliki kelas sosial bawah dari kalangan
masyarakat dengan profesi: buruh, tukang becak, pemulung, dan sebagainya. Tesis ini jelas relevan dengan penelitian karena tesis ini juga sama-sama mengkaji
dengan pendekatan sosiologi sastra, kumpulan puisi Aku Ingin Jadi Peluru, karya Wiji Thukul.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Magdalena Astini Deke yaitu “Analisis
Unsur Fisik dan Unsur Batin Puisi Seonggok Jagung, karya W.S. Rendra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi PBSID, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitianini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur fisik dan unsur batin puisi “ Seonggok Jagung”, karya W.S. Rendra. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural yaitu suatu cara pencarian terhadap suatu fakta yang sasarannya tidak hanya satu unsur sebagai
7
individu yang berdiri sendiri di luar kesatuannya, melainkan ditujukan pula kepada hubungan antar unsurnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Objek penelitiannya adalah puisi “Seonggok Jagung”. Dari analisis unsur fisiknya
ditemukan: 1 diksi, berupa pemilihan kata-kata oleh penyair yang dipergunakan sehari-harisehingga mudah dipahami oleh pembaca, 2 pengimajian, berupa
citraan penglihatan, pendengaran, citraan penciuman, dan citraan gerak, 3 bahasa figuratif, yaitu metafora dan ironi, 4 kata konkret, dalam puisi tersebut
penyair tiak hanya membeberkan adanya ketidakrelevan pendidikan, namun ia memperkuatnya dengan data-data yang menciptakan kata konkret, 5 versifikasi,
yang berupa aliterasi, asonansi, rima awal, tengah, dan rima akhir, 6 tipografi, yaitu tidak menyimpang dari tipografi puisi pada umumnya. Dari analisis unsur
batin dalam puisi ini ditemukan: 1 tema, membicarakan dunia pendidikan yang isinya mengkeritik ketidakadilan dunia pendidikan, 2 nada, puisi ini bernada
tegas, 3 perasaan, rasa perihatin penyair terhadap situasi pendidikan yang terjadi, 4 amanat, yaitu pemerintah diharapkan menyediakan lapangan pekerjaan yang
memadai untuk mengurangi adanya pengangguran dan memperhatikan yang kurang mampu. Hasil analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok Jagung,
karya W.S. Rendra dapat dijadikan bahan pembelajaran di SMA. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang relevan, penelitian ini memiliki
persamaan dan perbedaan. Penelitian sebelumnya persamaan penelitian terfokus pada objek kajian yaitu analisis puisi. Perbedaan penelitian dalam pengkajian
karya sastra, Panji Kucoro Hadi mengkaji puisi dengan menitikberatkan pada
8
kritik sosial dan pendekatan sosiologi sastra, sedangkan Magdalena Astini Deke mengkaji puisi dengan menitikberatkan pada struktur puisi.
1.6 Landasan Teori