Motivasi dalam Praktek Manajerial

2.2.5 Motivasi dalam Praktek Manajerial

Shani dan Lau 2005 : 241 mengatakan bahwa teori motivasi merupakan konsep inti dalam memahami perilaku manusia. Dalam penerapannya, manajer sering memakai cara sendiri, menggunakan beberapa teori atau mengkombinasikan teori- teori motivasi yang ada. Tampubolon 2008 : 99 mengatakan ada beberapa kelompok dalam organisasi yang memiliki tantangan khusus dalam pemberian motivasi. Hal ini dilihat dari proses motivasi yang sesuai dengan keunikan yang dalam menghadapi masing-masing kelompok, seperti berikut ini : 1. Motivasi bagi Profesional Tenaga profesional umumnya mengharapkan kepuasan intrinsik dari pekerjaannya. Bagi mereka yang profesional, mereka akan memiliki komitmen yang kuat sesuai dengan keahliannya dan loyal terhadap profesinya. Mereka membutuhkan pengembangan pengetahuan agar tetap up to date. Uang dan promosi jabatan merupakan urutan terendah dalam motivasi mereka, tetapi adanya tantangan dalam pekerjaan dapat menjadi motivasi utamanya dalam berkinerja. 2. Motivasi yang Berbeda-beda bagi Karyawan Motivasi bagi karyawan sangat berbeda-beda, tidak semua karyawan termotivasi karena uang, juga tidak semua karyawan yang senang dengan adanya tantangan dalam pekerjaan. Maka untuk memaksimalkan motivasi yang akan diberikan kepada karyawan, seorang manajer harus dapat memahami respon yang berbeda-beda dari setiap karyawannya. Universitas Sumatera Utara 3. Motivasi bagi Karyawan dengan Pengetahuan Rendah Secara umum yang menjadi prioritas dalam menghadapi karyawan berpengetahuan rendah adalah dengan memberikan keterampilan tambahan dan menciptakan iklim kerja seperti keluarga. Dengan memberikan motivasi seperti ini maka tingkat turn over tenaga kerja akibat kekhawatiran ataupun ketakutan dalam bekerja dapat berkurang. 4. Motivasi bagi Tenaga Kerja dengan Pekerjaan yang Berulang-ulang Pekerjaan yang berulang-ulang sering mengakibatkan burnout atau kejenuhan bagi karyawan. Dalam mengatasi burnout ini, kebanyakan karyawan menginginkan adanya rotasi pekerjaan dalam organisasi. Dengan demikian rasa kebosanan akan hilang dan iklim kerja yang kondusif tetap terjaga.

2.3 Kinerja