Faktor-faktor Penyebab Stres Stres

Adaptation System GAS. Shani dan Lau 2005: 3 menjelaskan ada tiga tahapan dalam General Adaptation System, yaitu : 1. Alarm Reaction. Dalam tahap ini, muncul reaksi terhadap tanda bahaya terhadap situasi yang dipersepsikan atau dirasakan menantang maupun menghambat, secara otomatis tubuh akan bereaksi terhadap tantanganancaman tersebut dengan meningkatnya detak jantung, darah mengalir lebih cepat, dan keringat dingin. 2. Resistance. Dalam tahap ini tubuh tidak banyak menunjukan gejala-gejala stres dan dampak stressor mulai berkurang. Pada tahap ini, ia berjuang mengatasi stres dengan melawan fight atau lari flight dari sumber stres stressor. 3. Exhausting. Dalam organisasi, seseorang sering berhadapan dengan berbagai macam sumber stres secara bertubi-tubi. Situasi ini sering menyebabkan seorang pekerja mengalami kecemasan, panik, imsomnia, dan mengalami perubahan pada pola makannya. Saat dimana seseorang merasa tidak mampu untuk menghadapi situasi stres yang dialaminya, tubuhnya akan merasa kelelahan. Bila hal ini terus berlangsung akan mengakibatkan terganggunya sistem pencernaan, tekanan darah, hingga kematian.

2.1.2 Faktor-faktor Penyebab Stres

McShane dan Glinow 2003 : 200 membagi stressor penyebab stres yang berhubungan dengan karyawan, menjadi empat kategori, antara lain : 1. Physical Environtmental Stressor. Merupakan stressor yang berkaitan dengan kondisi fisik lingkungan kerja yang dirasakan kurang nyaman oleh pekerja sehingga menimbulkan stres. Beberapa stressor ditemukan dalam lingkungan fisik pekerjaan, seperti terlalu bising, penerangan yang Universitas Sumatera Utara buruk, bau yang tidak sedap, resiko keamanan, design ruangan kerja, hingga design furniture. 2. Role-Related Stressor. Merupakan stressor yang timbul berkaitan dengan peran seseorang dalam organisasi. Ada empat macam role-related stressor yang sering terjadi dalam organisasi, antara lain : a. Role conflict, yaitu stressor yang berkaitan dengan konflik akibat peran yang diemban seseorang dalam organisasi, seperti rangkap jabatan. b. Role ambiguity, yaitu stressor yang berkaitan dengan ambiguitas peran yang harus dilakukan seseorang dalam organisasi. Ketidakjelasan job description, kewenangan, ataupun posisi seseorang dalam organisasi seringkali menyebabkan seseorang menjadi stres. c. Workload, merupakan stressor yang berkaitan dengan beban kerja dan merupakan stressor yang paling sering ditemui dalam organisasi. Beban kerja yang terlalu banyak, pekerjaan yang memiliki resiko tinggi serta kerja malam hari shift pekerjaan, akan menimbulkan stres bagi pekerja tersebut. d. Task control, merupakan stressor yang muncul karena pengawasan yang berlebihan dari pimpinan. Pengawasan yang berlebihan terhadap apa dan bagaimana seseorang menyelesaikan tugasnya, seringkali menimbulkan stres bagi orang tersebut. 3. Interpersonal Stressor. Merupakan stressor yang berkaitan dengan hubungan interpersonal dalam organisasi. Adanya pelecehan seksual, ancaman, konsumen yang terlalu banyak komplain, rekan Universitas Sumatera Utara kerja yang tidak koorperatif, pimpinan yang tidak obyektif, ataupun kebijakan yang tidak transparan seringkali menimbulkan stres bagi orang yang mengalami hal tersebut. 4. Organizational Stressor. Merupakan stressor yang berkaitan dengan perkembangan organisasi. Adanya rencana perampingan organisasi, merger ataupun akusisi, terlalu sering lembur, serta berbagai perubahan yang direncanakan akan dilakukan dalam organisasi, seringkali menimbulkan stres bagi pekerja dalam organisasi tersebut. 2.1.3 Gejala Stres Menurut Widoyoko 2014 stres yang dialami karyawan dapat dilihat dari gejala – gejala yang timbul, baik gejala fisik maupun mental. Adapun gejala – gejala tersebut adalah : 1. Gejala Mental Orang-orang yang mengalami stres bisa menjadi nervous dan merasakan kehawatiran kronis. Mereka sering menjadi mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks atau menunjukkan sikap tidak kooperatif. Dalam tingkat yang lebih parah, mereka melarikan diri dengan minum minuman keras atau merokok secara berlebihan, mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan sebagainya. 2. Gejala Fisik Orang yang mengalami stres biasanya mengalami kesulitan tidur, tekanan darah tinggi, bahkan bisa terkena berbagai penyakit seperti gangguan pencernaan. Meskipun kondisi-kondisi tersebut dapat juga terjadi karena penyebab-penyebab lain, namun pada umumnya hal itu merupakan gejala-gejala stres. Cooper dan Straw 2005 : 8 mengemukakan stres yang menimpa karyawan di tempat kerja dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu : 1 Kepuasan kerja rendah, 2 Kinerja yang Universitas Sumatera Utara menurun, 3 Semangat dan energi menjadi hilang, 4 Komunikasi tidak lancar, 5 Pengambilan keputusan jelek, 6 Kreatifitas dan inovasi kurang, 7 Bergulat pada tugas- tugas yang tidak produktif.

2.1.4 Dampak Stres pada Karyawan