37
2.3. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas dan berdasarkan penelitian terdahulu dapat diberikan gambaran kerangka berfikir
sesuai dengan permasalahan yang ada dengan tujuan untuk mempermudah analisis, yaitu :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Return on equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik Kasmir, 2008. Return on equity menggambarkan sejauh mana perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh
pemegang saham. Rasio ini sangat diperhatikan oleh para pemegang saham. Para pemegang saham lebih memilih return on equity yang tinggi, karena tingginya
return on equity mengindikasikan keuntungan yang tinggi dibandingkan dengan besarnya investasi yang telah mereka lakukan. Dengan kata lain semakin tinggi
return on equity menunjukkan penggunaan modal sendiri yang dimiliki perusahaan semakin tinggi dapat menghasilkan laba bersih setelah pajak, maka
semakin banyak investor yang akan menginvestasikan dananya, sehingga akan meningkatkan nilai price to book value perusahaan Arbaini, 2012. Pendapat ini
Return on Equity
�
�
Debt to Equity Ratio
�
�
Price to Book Value Y
Price Earnings Ratio
�
�
Universitas Sumatera Utara
38 didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nasehah 2012 yang menyatakan
bahwa return on equity berpengaruh positif terhadap price to book value. Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang dapat diajukan adalah:
H1: Return on equity berpengaruh positif terhadap price to book value.
Debt to equity ratio dihitung dengan membandingkan total hutang dengan total modal sendiri. Pada tingkat tertentu, rasio debt to equity ratio dapat
memberikan nilai terhadap perusahaan karena bisa digunakan umtuk meningkatkan produksi perusahaan yang akhirnya bisa meningkatkan laba. Akan
tetapi, rasio debt to equity ratio yang terlalu tinggi akan merugikan bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan akan menanggung biaya modal yang
besar sehingga laba yang diperoleh akan habis untuk membayar biaya modal tersebut Sari, 2013.
Berbagai penelitian juga telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara debt to equity ratio dengan price to book value yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Nasehah 2012. Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap price to book value. Debt to
equity ratio tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan apabila perusahaan menambah atau mengurangi sumber
pendanaannya tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan secara keseluruhan Sari, 2013. Berdasarkan hasil penelitian Marlina 2013 yang menyatakan bahwa
debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel struktur modal ternyata
signifikan secara statistik pada taraf alfa sebesar 1 8.59. Sehingga sub
Universitas Sumatera Utara
39 hipotesis H2a yang menyatakan bahwa struktur modal CS berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan dapat diterima atau tidak ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan struktur modal mampu meningkatkan nilai
perusahaan. Hasil penelitian Hidayati 2010 , debt to equity ratio berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap price to book value, maka sebaiknya perusahaan dalam menentukan struktur modalnya tidak sepenuhnya dibiayai dengan hutang.
Meskipun dengan adanya hutang, perusahaan akan mendapatkan penghematan atas pajak, akan tetapi penggunaan hutang yang terlalu besar juga akan
menyebabkan perusahaan akan semakin terbeban dalam pembayaran beban bunga sehingga akan menimbulkan risiko kebangkrutan yang semakin tinggi. Sejauh
manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak
diperbolehkan. Nasehah 2012 menguji pengaruh return on equity dan debt to equity
ratio terhadap price to book value perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
dengan jumlah sampel 14 perusahaan dan periode waktu dari tahun 2007 – 2010. Hasil penelitian menunjukkan return on equity dan debt to equity ratio secara
bersama-sama berpengaruh terhadap price to book value. Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis adalah:
H2 : DER berpengaruh positif terhadap price to book value.
Universitas Sumatera Utara
40 Price earnings ratio adalah salah satu rasio yang paling sering
digunakan karena cukup mudah dipahami oleh investor maupun calon investor. Nilai price earnings ratio yang rendah memberikan informasi kepada investor
bahwa harga saham perusahaan pada kondisi murah atau layak untuk dibeli karena berpotensi naik. Bagi pihak perusahaan, dampak
price earnings ratio mencerminkan indikator yang baik untuk menentukan stock return dimasa
yang akan datang, dimana jika semakin tinggi price earnings ratio maka semakin tinggi pula harga per lembar saham suatu perusahaan dan mengindikasikan nilai
perusahaan yang bagus, sehingga saham perusahaan tersebut termasuk blue chip dalam pasar modal.
Investor memiliki tanggapan yang berbeda terhadap nilai price earnings ratio yang dimiliki perusahaan, semua itu tergantung pada preferensi masing-masing
investor. Investor yang suka mengambil risiko risk seeker memiliki kecenderungan untuk berspekulasi sehingga lebih menyukai price earnings ratio
yang semakin tinggi. Price earnings ratio yang semakin tinggi menunjukkan bahwa harga saham semakin meningkat dan dari peningkatan harga saham
tersebut berpotensi mendatangkan keuntungan atas selisih harga saham yang terjadi. Investor yang cenderung menghindari risiko risk averter lebih menyukai
nilai price earnings ratio yang rendah sebab nilai price earnings ratio yang rendah menunjukkan semakin besarnya dividen yang dibagikan serta semakin
cepat kembalinya modal atas investasi yang dilakukan dan dengan harapan apabila mereka membeli saham yang harganya saat itu murah akan mendatangkan
stock return yang lebih tinggi jika kemudian harganya kembali naik. Jadi, price
Universitas Sumatera Utara
41 earnings ratio dilihat investor sebagai ukuran kemampuan menghasilkan laba
dimasa depan dari suatu perusahaan. Price earnings ratio dipandang oleh para investor sebagai ukuran kekuatan
perusahaan untuk memperoleh laba di masa yang akan datang future earning power. Price earnings ratio menunjukkan besarnya harga setiap rupiah
laba perusahaan. Di samping itu, price earnings ratio juga merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan. Oleh karena itu, price earnings ratio
dapat dijadikan sebagai salah satu kriteria keputusan investasi saham. Nilai price earnings ratio juga mencerminkan nilai suatu perusahaan atau prospek perusahaan.
Sari 2013 meneliti pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Sampel dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 yang berjumlah 35 perusahaan. Untuk variabel keputusan investasi yang diukur dengan
price earnings ratio PER mempunyai nilai signifikan 0,003 lebih kecil dari taraf nyata yaitu 0,05. Berarti dapat disimpulkan keputusan investasi yang diukur
dengan price earning ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan price to book value PBV. Berdasarkan
pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan adalah:
H3: Price earnings ratio berpengaruh positif terhadap price to book value.
Universitas Sumatera Utara
42
2.4. Hipotesis