47
3.6. Definisi Operasional Variabel
3.6.1. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini meliputi return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio. Untuk
masing-masing variabel independen pengukuran yang digunakan adalah:
3.6.1.1 Return on Equity
Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas Munawir, 1979. Pemberi pinjaman
umumnya mengharuskan return on equity perusahaan pada nilai 2.0 atau lebih sebagai syarat untuk memperoleh atau melanjutkan
pinjaman . Rumus untuk menghitung Return on Equity adalah sebagai berikut:
Return on equity secara eksplisit memperhitungkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan return bagi
pemegang saham biasa setelah memperhitungkan bunga biaya hutang dan biaya saham preferen. Seperti diketahui, pemegang
saham mempunyai klaim sisa atas keuntungan yang diperoleh perusahaan pertama akan dipakai untuk membayar bunga hutang
kemudian saham preferen baru kemudian ke pemegang saham biasa Helfert, 1996.
Return on Equity =
��� ������ ����� ������
Universitas Sumatera Utara
48
3.6.1.2. Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang Kasmir 2003:157.
Rasio hutang terhadap ekuitas mengukur risiko struktur modal dalam hal hubungan antara dana yang dipasok oleh kreditur
dan investor. Semakin tinggi proporsi hutang, maka semakin besar tingkat risiko ekuitas karena kreditur harus dipenuhi sebelum
pemilik dalam hal kebangkrutan Fraser, 2008. Umumnya besar
hutang maksimal sama dengan modal sendiri, artinya debt to equity ratio maksimal bernilai 100 atau 1,0.
Debt to Equity Ratio =
Total Utang ����
Ekuitas ������
x 100
Universitas Sumatera Utara
49
3.6.1.3. Price Earnings Ratio
Rasio ini merupakan indikator untuk mengukur seberapa jauh investor bersedia membayar saham untuk setiap rupiah
pendapatan yang dihasilkan perusahaan yang merupakan rasio antara harga pasar per lembar saham dengan laba per lembar saham.
Ini merupakan rasio keuangan yang paling sering dianalisis dan dikutip. Alasan utama price earnings ratio menjadi fokus utama
dibandingkan laba adalah karena tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.
Price earnings ratio yang semakin tinggi menunjukkan bahwa harga saham semakin meningkat dan dari peningkatan harga
saham tersebut berpotensi mendatangkan keuntungan atas selisih harga saham yang terjadi. Hal ini berarti bahwa dalam berinvestasi
investor memperhatikan price earnings ratio sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan investasinya, dimana
dengan meningkatnya price earnings ratio, mengindikasikan nilai perusahaan juga meningkat.
Price Earnings Ratio =
Harga per lembar saham Earnings per lembar saham
x 100
Universitas Sumatera Utara
50
3.6.2. Variabel Dependen