Hukum Rap Thema Rap

3.5 Hukum Rap

Untuk menjadi seorang rapper, layaknya memperhatikan hukum rap yang sangat membangun dan menuntut pribadinya untuk menyesuaikan diri dengan hukum tersebut. Penulis akan menjabarkan hukum rap yang ada terdapat dalam kehidupan rapper, yang mungkin selama ini masih tersirat, belum dipublikasikan secara merata kepada semua calon-calon rapper, maupun kepada rappernya. a. Harus memiliki nalar yang kuat smart, dan pengetahuan yang luas dan tinggi. b. Harus memiliki moralitas attitude yang baik, yakni memahami nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. c. Harus memiliki Passionkehendak, harapan, keinginan, tujuan yang jelas dan kuat untuk menghidupi dan menjalani rap sebagaimana semestinya. Jika dari ketiga hukum ini tidak dimiliki ataupun memililkinya namun tidak melaksanakannya, pastinya sang rapper, atau calon rapper akan dicemooh, didiskriminasi, juga diisolasi dari rapper-rapper lainnya.

3.6 Inovasi dalam Rap

Menyelaraskan dengan perkembagan jaman, dan juga perkembangan tekhnologi menuntut juga perkembangan sumber daya manusia untuk semakin expert dalam bidang masing-masing, yakni halnya dalam rap juga. Inovasi-inovasi terbaru yang dimunculkan dalam rap dapat dilihat dari adanya kolaborasi dan elaborasi yang terjadi dalam rap serta pengiringnya. Jika selama ini pengiring rap biasanya adalah turntable, minus one, cd, dan lain Universitas Sumatera Utara sebagainya kini telah ada band rap yang juga meramaikan keberadaan rap, juga adanya penggabungan instrumen musik tradisi, serta lirik lagu tradisi dalam karya.

3.6.1 Kolaborasi

Kolaborasi ini menjadi salah satu penggerak dan pelopor tumbuh dan berkembangnnya group-group band rap yang ada di dunia dengan aliran seperti yang mereka buat. Kolaborasi ini adalah bersatunya 2dua group musik yang berbeda genre dan menyatukan ide menciptakan satu karya yang baru. Contoh group yang melakukan kolaborasi ini adalah Run DMC dan Aerosmith dalam lagu walk this way.

3.6.2 Elaborasi

Elaborasi merupakan bergabung, menyatu, meleburnya dan bersekutunya orang-orang pribadi, personal dengan selera yang berbeda, membentuk satu group baru, menyatukan dan menselaraskan ide bersama, menghasilkan satu karya baru dengan selera baru. Contoh group yang melaksanakan elaborasi ini adalah Limp Bizkit, Linkin Park, dll.

3.6.3 Ethnic Rap

Ethnic Rap ini adalah memasukkan dan mengkombinasikan unsur-unsur musik tradisional kedalam rap, serta menggunakan bahasa daerah dalam liriknya. Dikota Medan, Wisnu Bangun merupakan saalah satu rapper di kota medan yang mengembangkan dan mempopulerkan ethnic rap. Universitas Sumatera Utara Gbr. 3.2 Wisnu Bangun yang mengembangkan ethnic rap di kota Medan.

3.7 Thema Rap

Dalam setiap karya, pasti ada thema yang diusung dan dikembangkan. Dari penelitian yang dilakukan penulis selama ini, penuis menemukan beberapa thema yang umum digunakan oleh rapper-rapper di kota Medan. Untuk pecinta hiphop yang baru masuk dan mendalami hiphop dan ingin terjun menjadi seorang rapper, dan mulai menciptakan beat dan lirik, biasanya thema yang digadang oleh mereka adalah tentang percintaan, kehidupan sehari- hari. Namun bagi rapper yang telah banyak menghasilkan karya melihat pasar yang banyak mengkonsumsi rap mengambil thema tentang apa yang masyarakat sukai, juga tentang modernitas, glamour, dan kehidupan yang maju. Namun bagi rapper yang memang memegang teguh arti dari rapper, dan bagaimana rapper itu tumbuh dan berkembang, bagaimana perjuangan rap itu untuk melepaskan kaum-kaum bawah dari eksploitasi dan tekanan dari masyarakat pemilik, mereka membawa dan menegaskan tentang kritik-kritik Universitas Sumatera Utara sosial, dan tak jarang dalam liriknya mereka frontal dalam menentukan sikap mereka. Melalui lirik mereka melakukan perlawanan, meminta kebebasan bagi mereka. Inilah yang menjadi perjuangan utama dari seorang rapper sebenarnya, ungkap Ucok Munthe. Jika mau menghidupi hiphop melalui rapper, harusnya berani tegas, dan teguh memegang prinsip rapper mula-mula, rapper itu pada awalnya adalah perlawanan, perjuangan mendapatkan kehidupan yang layak, dan mengkritik sistem pemerintahan yang benar-benar hancur. Hiphop itu bukan ajang mencari keuntungan pribadi baik secara ekonomi maupun ketenaran, bukan mengorbankan orang lain untuk kepentingannya. Tapi Hiphop itu adalah kebersamaan meraih kemerdekaan dalam berekspresi, gaya hidup, juga dalam bermasyarakat, walaupun pada dasarnya finansial dan nama baik dibutuhkan untuk menyokong keberadaan dari hiphop. Namun itu bukan lah segalanya yang hendak diraih Tidak ada penguasa, tidak ada pemilik dalam rap, yang ada adalah seorang leader. Dan leader harus mampu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui upaya membawa pelaku dan pecinta hiphop untuk bisa mengerti akan keberadaan hiphop yang sebenarnya, mengerti dan memahami apa hiphop, apa rap yang sebenarnya melalui jalan menjelaskan sejarahnya, mendemonstrasikan sehari-hari gaya hidup rap. Seseorang yang mampu menulis lirik, mampu nge-rap, mampu membuat beat musik, belum tentu seorang rapper, namun dia harus mampu menjiwai apa hiphop, apa rap sebenarnya. Nelson George mengatakan : “ Rap dalam bentuknya yang paling murni adalah bentuk seni dari prosa dan puisi yang mengekspresikan Universitas Sumatera Utara jiwanya seperti yang dilakukan oleh orang-orang spiritual”. Apa artinya, seorang spiritual dalam keberadaannya pasti sangat menghidupi apa yang ia percayai, demikian juga halnya rapper, harus benar-benar menjiwai rap itu, sehingga ia dapat dikatakan benar-benar seorang rapper. Universitas Sumatera Utara

BAB IV TRANSKRIPSI RITMIS DAN ANALISIS TEKSTUAL RAP

4.1 Transkripsi Ritmis

Sebelum melakukan kerja analisis, langkah pertama yang dikerjakan ialah mengubah bunyi musik ke dalam lambang visual melalui sebuah proses kerja yang disebut transkripsi. Nettl mengatakan bahwa transkripsi adalah proses menotasikan bunyi, mengalihkan bunyi menjadi simbol visual, atau kegiatan memvisualisasikan bunyi musik ke dalam bentuk notasi dengan cara menuliskannya ke atas kertas. 25 Pada umumnya dalam budaya oral, notasi yang digunakan ialah notasi konvensional Barat, hal ini menjadi alternatif pilihan yang paling besar kemungkinannya digunakan, terutama jika dalam budaya musikal yang diteliti tidak tersedia sistem penulisan notasi musik. Walaupun kegiatan mentranskripsi musik tradisional dalam bentuk notasi visual sejak lama telah dianggap sebagai tugas yang esensial, berat dan sukar bagi para etnomusikologmusikologmusisi seniman, namun untuk melihat dan memahami bunyi musik sebagai produksi dari tata tingkah laku masyarakat pemiliknya dalam bentuk visual, maka tidak ada cara lain kecuali melakukan transkripsi terhadap bunyi musik yang akan dideskripsikan itu. 26 25 Nettl, op. cit., 98. 26 Supanggah, op. cit., 13. Dari pengamatan yang dilakukan oleh beberapa ahli, memang terdapat kelemahan yang serius terhadap hasil transkripsi yang menggunakan notasi musik Barat yang konvensional. Hal ini disebabkan: Universitas Sumatera Utara