memahami proses penganggaran dan melihat kebijakan internal dari kantor pusat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua karyawan bagian Desk Operasional
diketahui bahwa saat ini proses penganggaran di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta tidak jauh
berbeda dengan sebelum diakuisisi karena masih dalam tahap perbaikan dan pengembangan sistem. Mereka merasa puas dengan
proses penganggaran saat ini sehingga menganggap tidak membutuhkan perubahan pada proses penganggaran. Semua
permintaan penggantian biaya harus ditandatangani oleh karyawan dan atasan dari karyawan yang mengajukan serta disetujui oleh pejabat
yang berwenang sesuai dengan batas wewenang yang ditentukan. Setiap kantor cabang harus mendanai semua kegiatan mereka dengan
sumber daya yang sudah ada. Akan tetapi, karyawan tersebut menyatakan bahwa proses penganggaran menjadi lebih baik dengan
adanya kebijakan internal dan kepemimpinan yang mendukung. Misal, adanya kebijakan pengendalian biaya yang disusun untuk memastikan
adanya pengendalian atas biaya, mencegah fraud, dan meningkatkan efektifitas aktivitas operasional dalam mendukung usaha. Selain itu,
kebijakan pengendalian biaya juga mengatur kewenangan pemberian persetujuan atas biaya atau penggantian biaya yang ditentukan
berdasarkan jenis pengeluaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan adanya konfirmasi dan verifikasi melalui wawancara mendalam maka kedua manajer dapat lebih terbuka dalam menjelaskan
dan mengungkapkan proses penganggaran yang ada di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta. Hal ini diperkuat
melalui wawancara tambahan dengan kedua karyawan dan kebijakan internal yang mendukung. Kesimpulan yang diperoleh peneliti ternyata
sesuai dengan kondisi perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip beyond budgeting
seperti yang disampaikan oleh kedua manajer, karyawan, dan kebijakan pengendalian biaya. Kantor cabang tidak mempunyai
cukup kewenangan untuk membuat kebijakan. Mayoritas kebijakan dibuat oleh kantor pusat. Dengan demikian, kategori warna kesiapan
implementasi beyond budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta yaitu Red. PT Bank MNC Internasional,
Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta mempunyai potensi kesiapan rendah. Artinya, tidak ada kebutuhan maupun kesiapan organisasi untuk
perubahan proses penganggaran. Banyak hambatan dapat diperkirakan jika organisasi mengimplementasikan beyond budgeting. Pertama,
kantor cabang merasa puas dengan proses penganggaran saat ini sehingga tidak membutuhkan perubahan proses penganggaran. Kedua,
prinsip-prinsip beyond budgeting belum sepenuhnya diterapkan di kantor cabang sehingga kantor cabang tidak memiliki wewenang atau
tidak pada posisi memutuskan kebijakan. Ketiga, kantor cabang merupakan bagian dari entitas yang lebih besar sehingga manajer tidak
berwenang untuk melakukan adaptasi dan mengubah proses penganggaran yang ada tanpa otorisasi dari kantor pusat.
2. Untuk menjawab permasalahan yang kedua dilakukan analisis isi content
analysis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memasukkan data kuesioner kepemimpinan transformasional versi
MLQ ke dalam tabel Tabel rekapitulasi data kuesioner kepemimpinan transformasional
versi MLQ-5X dapat dilihat pada tabel 16. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Membandingkan jumlah nilai yang diperoleh dari rata-rata mean
keseluruhan pada tabel rekapitulasi data kuesioner kepemimpinan transformasional versi MLQ-5X dengan jumlah nilai maksimum
dengan asumsi jika hasil lebih besar dari 50 maka kepemimpinan transformasional kuat. Selanjutnya, menganalisis lima dimensi yang
ada pada kepemimpinan transformasional berdasarkan pada hasil kuesioner dan wawancara yang mendalam untuk dikaitkan dengan
kesiapan implementasi beyond budgeting. Jumlah nilai maksimum indikator variabel kepemimpinan
transformasional = 5 x 20 = 100 Tabel 17
Persentase Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan Nilai
rata-rata Dua
Responden Nilai
Maksimum yang bisa
dicapai Responden
Persentase
Transformasional 85,5 100
86 Sumber: Data diolah tahun 2016
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil kuesioner, wawancara
mendalam dan observasi Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikonfirmasi dan
diverifikasi melalui wawancara mendalam dan observasi serta diperkuat menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode dengan
menghubungkan semua data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa kategori warna implementasi beyond budgeting yang sesuai di PT
Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta, yaitu Red PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan hasil nilai kepemimpinan transformasional 50 yaitu 86, maka potensi keberhasilan implementasi beyond budgeting rendah di
PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta. Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu prinsip penting
menuju model beyond budgeting. Akan tetapi, kepemimpinan transformasional yang kuat tanpa diikuti oleh penerapan prinsip-
prinsip beyond budgeting secara penuh tidak akan mendukung keberhasilan perusahaan dalam mengimplementasikan beyond
budgeting.
C. Pembahasan
1. Kesiapan Implementasi Beyond Budgeting di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta Berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan peneliti terhadap
responden mengenai kepemimpinan transformasional menuju kesiapan implementasi beyond budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk.
Kantor Cabang Yogyakarta diperoleh hasil jawaban yang menjadi pendukung untuk menganalisis data dan menarik kesimpulan serta
memberikan penjelasan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. Sebuah kemungkinan implementasi model beyond budgeting dimulai
dengan mengidentifikasi kebutuhan untuk beradaptasi dan mengubah proses penganggaran. Setelah semua itu, jika organisasi tidak mengalami
masalah dengan proses penganggaran saat ini, implementasi model baru akan sedikit atau tidak ada nilai. Oleh karena itu benar-benar diperlukan
untuk memeriksa apakah ada ketidakpuasan dalam organisasi dengan proses penganggaran yang ada. Setelah hal itu menjadi jelas bahwa ada
kebutuhan untuk perubahan, kesediaan organisasi untuk beradaptasi dan mengubah struktur organisasi dan proses manajemen harus diidentifikasi
de Waal, 2005. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap kebutuhan
pada beyond budgeting, maka diperoleh hasil bahwa manajer pada PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta merasa puas
dengan proses penganggaran saat ini. Mereka merasa bahwa proses penganggaran yang dilakukan saat ini sudah berjalan dengan baik. Selain
itu, mereka juga mengungkapkan bahwa secara umum lembaga keuangan bank di Indonesia masih menggunakan proses penganggaran tradisional,
salah satunya termasuk PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta. Berdasarkan hal tersebut, kedua manajer menyatakan bahwa
untuk saat ini dan beberapa tahun ke depan tampaknya perusahaan akan masih menggunakan proses penganggaran tradisional seperti yang telah
berjalan sebelumnya. Hal ini didukung pula oleh hasil wawancara dengan karyawan yang menyatakan bahwa mereka merasa puas dengan proses
penganggaran saat ini sehingga menganggap tidak membutuhkan perubahan pada proses penganggaran.
Penentuan tingkat kesiapan organisasi dalam mengimplementasikan beyond budgeting
didasarkan pada 12 dua belas prinsip beyond budgeting
. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada status PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
organisasi, maka diperoleh hasil untuk prinsip-prinsip beyond budgeting, sebagai berikut:
a. Prinsip pertama yaitu kerangka tata kelola mandiri.
Sebuah struktur organisasi yang terdesentralisasi dengan unit pengelolaan mandiri merupakan dasar dari beyond budgeting.
Keputusan dalam beberapa struktur dibuat di lini depan yang paling dekat dengan pelanggan. Hal ini memungkinkan untuk merespon
dengan cepat terhadap ancaman dan peluang yang muncul. Ancaman yang dimaksud lebih pada adanya kondisi ketidakpastian dalam bisnis,
seperti perubahan lingkungan dan kebutuhan pelanggan. Unit pengelolaan mandiri berisi beberapa disiplin ilmu seperti pemasaran,
penjualan, logistik dan keuangan. Remote management dipraktikkan oleh manajemen senior dengan bertindak ketika sebuah unit berkinerja
buruk selama jangka waktu yang lama untuk menjaga otonomi unit de Waal, 2005.
Dari pertanyaan terkait prinsip pertama ini diperoleh jawaban bahwa secara umum PT Bank MNC Internasional, Tbk. mempunyai
struktur desentralisasi sebagian dengan tim bisnis. Artinya, kantor cabang hanya memiliki otonomi yang terbatas dan ketika berkinerja
buruk maka kantor pusat akan langsung bertindak. Dalam hal kuantitatif berupa rupiah, penganggaran di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. dilakukan dalam bentuk top down. Namun, dalam hal kualitatif berupa penetapan strategi, kantor cabang mempunyai
wewenang dan kebebasan untuk menentukan sendiri sejauh mana strategi-strategi yang akan mereka lakukan untuk bisa mencapai target
yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Kantor pusat hanya sebatas menetapkan strategi secara umum,
misalnya dalam hal KPR, setiap kantor cabang harus melakukan kerjasama dengan perusahaan properti atau developer yang kemudian
strategi tersebut secara khusus ditetapkan sendiri oleh masing-masing kantor cabang sesuai kondisi yang ada di setiap kantor cabang,
misalnya syarat dan ketentuan pinjaman KPR oleh nasabah. Strategi- strategi inilah yang akan digunakan oleh setiap kantor cabang sebagai
sarana dalam mencapai target tahunan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kantor cabang tidak pada posisi memutuskan strategi secara mandiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kantor cabang mempunyai potensi kesiapan rendah karena saat ini kantor cabang masih mengandalkan
strategi yang ditetapkan kantor pusat. b.
Prinsip kedua, yaitu pemberdayaan manajer. Para manajer unit harus memiliki kebebasan untuk bertindak pada
kebijakan mereka sendiri, dalam batas-batas yang strategis sehingga beyond budgeting
menjadi efektif. Ini berarti bahwa manajer, jika kondisi memungkinkan, dapat secara independen mengatur tindakan
tertentu tanpa persetujuan sebelumnya dari manajemen senior. Jika kondisi pasar menguntungkan, tidak akan sulit untuk mematuhi prinsip
ini. Namun, jika kondisi kurang menguntungkan, pendelegasian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tanggung jawab dapat menimbulkan masalah bagi manajemen senior. Misalnya, akan ada kebutuhan yang meningkat untuk memantau unit
pengelolaan mandiri dan untuk memeriksa dan mengendalikan operasi mereka de Wall, 2005.
Dari pertanyaan terkait prinsip kedua ini diperoleh jawaban bahwa secara umum manajer level menengah PT Bank MNC Internasional,
Tbk. memiliki tingkat kebebasan yang terbatas untuk mengambil keputusan secara mandiri. Misal, anggaran yang telah disetujui kantor
pusat dan didelegasikan ke masing-masing kantor cabang tidak langsung sepenuhnya dapat dibelanjakan, tetapi dalam setiap
realisasinya juga perlu persetujuan dari kantor pusat. Tanggung jawab didelegasikan kepada tim bisnis hanya sebatas pada penetapan strategi
yang disesuaikan dengan kondisi kantor cabang masing-masing dengan tujuan untuk mencapai target yang telah ditetapkan kantor pusat. Misal
untuk pencapaian target funding, maka kantor cabang menetapkan strategi yang disesuaikan dengan kondisi kantor cabang, seperti
melakukan kanvasing. Kanvasing merupakan kegiatan mencari nasabah secara door to door dengan mendatangi nasabah atau calon nasabah
potensial dan menawarkan program yang dimiliki bank. Hal ini ditegaskan oleh Sub Branch Branch Business Manager. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kantor cabang mempunyai potensi kesiapan rendah karena manajer kantor cabang masih memerlukan persetujuan dari