Peran Kepemimpinan dalam Proses Penganggaran Tradisional

bereaksi dalam cara yang tepat dan secepat mungkin terhadap kesempatan dan risiko baru dalam lingkungan pasar. CAM-I BBRT juga menyebut ini sebagai devolusi. Sejak tahun 1998, BBRT telah melakukan berbagai studi kasus organisasi yang telah berpindah atau mulai berpindah menuju devolved leadership model . Devolved leadership adalah pelimpahan kewenangan pengambilan keputusan kepada tim-tim di level rendah organisasi. Tujuannya adalah memungkinkan setiap orang untuk berpikir dan bertindak seperti seorang pemimpin Wheatley, 1997. Pflaeging dan Borck 2008 menjelaskan bahwa salah satu prinsip penting menuju model beyond budgeting , yaitu kepemimpinan visioner dengan koalisi panduan yang merupakan kekuatan pendorong transformasi, bukan “command and control”. Bass dan Riggio 2006 juga menyebut kepemimpinan visioner sebagai kepemimpinan transformasional. Jika ditelusuri lebih jauh, ada kemiripan ciri-ciri yang dimiliki antara devolved leadership dengan kepemimpinan transformasional, yaitu terkait pemberdayaan manajer dan karyawan dan adanya pelimpahan kewenangan kepemimpinan pada level rendah organisasi. Perubahan transformasional dianggap sebagai proses mematahkan bingkai yang menghasilkan perubahan radikal pada organisasi atau masyarakat Zhu et al., 2005. Pemimpin yang melihat peluang beyond budgeting sebagai desentralisasi radikal percaya bahwa pada akhirnya hal ini akan memberikan keunggulan kompetitif secara signifikan Hope dan Fraser, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2003. Hal ini dicapai dengan menjadikan karyawan mampu, berkomitmen, dan diberdayakan di garis depan. Dengan begitu, melalui proses pengembangan, pemimpin transformasional memberdayakan bawahan sehingga membantu bawahan menjadi individu yang lebih mandiri dan kompeten mencapai aktualisasi diri dan memiliki tingkat moralitas yang lebih tinggi dalam mengejar hasil yang bernilai Popper dan Mayseless, 2003. Scott dan Bruce 1994 dalam Cheung dan Wong 2011 menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan faktor situasional yang berpengaruh kuat pada kreativitas. Gumusluoglu dan Ilsev 2009 dalam Cheung dan Wong 2011 juga menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional, khususnya, telah dikaitkan erat dengan kreativitas bawahan pada tingkat individu. Hal ini karena ketika bawahan bekerja dalam pekerjaan jasa yang tidak secara eksplisit mengharuskan mereka untuk datang dengan ide-ide dan layanan yang sangat baru, pemimpin transformasional dapat menginspirasi bawahan untuk melampaui kemampuan mereka untuk menyediakan layanan yang lebih baik atau cara yang lebih baik menyelesaikan tugas-tugas mereka. Hasil penelitian Cheung dan Wong 2011 menunjukkan hubungan positif antara kepemimpinan transformasional dan kreativitas bawahan lebih kuat ketika ada perhatian tinggi dari tugas dan hubungan dukungan pemimpin. Dalam hal ini, kreativitas bawahan termasuk dalam prinsip akuntabilitas untuk hasil yang dinamis sedangkan dukungan pemimpin termasuk dalam prinsip kepemimpinan yang mendukung dari prinsip-prinsip beyond budgeting yang diperlukan dalam implementasi beyond budgeting. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI