Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Implementasi beyond budgeting terutama ditujukan untuk perusahaan berskala besar dengan kompleksitas usaha yang begitu luas di mana kontrol yang ketat dan hirarkis akan menghambat inovasi dan kreativitas manajer lini dalam menangkap peluang pasar. Kondisi ini akan diperburuk ketika lingkungan bisnis berubah sangat cepat. Penganggaran dan model kontrol yang statis dan tetap menjadi penghalang untuk pertumbuhan Pflaeging, 2006. Kondisi persaingan lembaga keuangan bank yang semakin kompetitif dan perubahan lingkungan yang sulit diprediksi berdampak pada pengelolaan lembaga keuangan bank yang mau tidak mau harus menjadi lebih profesional untuk memenuhi keinginan dan harapan pelanggan dengan lebih cepat dan tepat. Beyond budgeting menjadi salah satu alternatif model manajemen yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut karena tidak membutuhkan ritual penyusunan anggaran tetapi cukup kejelasan target atau sasaran eksternal bagi unit bisnis di level menengah. Kesuksesan perusahaan sangat dipengaruhi oleh sensitivitas dan kecepatan perusahaan untuk menangkap peluang yang tersedia sebelum diambil oleh pihak lain Yudianti, 2013. Salah satunya, yaitu PT Bank MNC Internasional, Tbk. MNC Bank yang merupakan perusahaan berskala besar dan lahir setelah MNC Group mengakuisisi PT Bank ICB Bumiputera, Tbk. Kunci untuk menjadikan sebuah bank lebih profesional terletak pada kepemimpinannya yang tidak hanya di puncak hirarki, tetapi di seluruh lini organisasi. Dengan demikian, bank sebagai organisasi bisnis dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memberikan pelayanan yang prima kepada nasabahnya dan menciptakan kepuasan kerja karyawannya. Yudianto 2009 menjelaskan bahwa implementasi beyond budgeting dalam sebuah organisasi didasari oleh konsep yang berbicara mengenai prinsip kinerja manajemen dan kepemimpinan. Konsep ini mempromosikan model baru kepemimpinan yang mendorong persaingan sehat dalam organisasi, yang pada akhirnya akan menciptakan peningkatan kinerja anggota organisasi dan kepuasan bagi pelanggan. Konsep baru kepemimpinan ini didasarkan pada prinsip pemberdayaan manajer dan karyawan, serta proses manajemen yang mampu beradaptasi Firnanti, 2011. Salah satu prinsip penting menuju model beyond budgeting, yaitu kepemimpinan visioner Pflaeging dan Borck, 2008. Kepemimpinan ini disebut juga sebagai kepemimpinan transformasional Bass dan Riggio, 2006. Melalui proses pengembangan, pemimpin transformasional memberdayakan bawahan sehingga membantu bawahan menjadi individu yang lebih mandiri dan kompeten mencapai aktualisasi diri dan memiliki tingkat moralitas yang lebih tinggi dalam mengejar hasil yang bernilai Popper dan Mayseless, 2003. Pemimpin yang melihat peluang beyond budgeting sebagai desentralisasi radikal percaya bahwa pada akhirnya hal ini akan memberikan keunggulan kompetitif secara signifikan Hope dan Fraser, 2003. Bank Handelsbanken di Swedia yang telah beralih menuju implementasi beyond budgeting membuktikan bahwa beyond budgeting mampu menciptakan dampak positif bagi perusahaan terutama terkait dengan perbaikan proses pengambilan keputusan, pemberdayaan manajemen menengah, dan memberikan respon yang cepat pada perubahan lingkungan bisnis yang terus berubah dan berkembang Hope dan Fraser, 2003. Hal ini dicapai dengan menjadikan karyawan mampu, berkomitmen, dan diberdayakan di garis depan. Sayangnya, kepemimpinan transformasional menuju implementasi beyond budgeting tampaknya belum banyak diungkapkan dan diteliti. Hal ini dikarenakan masih banyak perusahaan yang menerapkan sistem tradisional dalam penyusunan anggarannya. Horngren et al. 2012 menjelaskan bahwa anggaran tradisional tersaji sebagai panduan perintah dan pengendalian command and control. Pemimpin terlalu berfokus pada anggaran yang selalu memaksakan pada tercapainya target dan sering mengevaluasi kesuksesan atau kegagalan berdasarkan pada pencapaian target anggaran serta tidak berpikir pada konsekuensi jangka panjang. Selain itu, Zeller dan Metzger 2013 menyatakan bahwa gaya kepemimpinan pada pengganggaran tradisional mengambil keputusan dalam batasan dari anggaran operasi yang ada. Anggaran tradisional terkunci dalam ekspektasi kinerja. Dengan demikian, kepemimpinan berdasarkan penganggaran tradisional meletakkan kebijakan di tangan pembuat keputusan sehingga budaya bisnis mengarah pada perintah dan pengendalian command and control. Implementasi beyond budgeting pada lembaga keuangan bank di Indonesia seringkali dipandang sebagai suatu hal di luar kebiasaan sehingga menyebabkan manajemen bank enggan untuk mengimplementasikannya. Pada kondisi seperti ini, kehadiran seorang pemimpin dibutuhkan dengan membawa konsep dan paradigma yang jelas sehingga dapat memotivasi, mengarahkan, dan memberikan pemahaman arti penting implementasi beyond budgeting , yaitu mengenai prinsip kinerja manajemen dan kepemimpinan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perencanaan dan pengendalian keuangan dalam bank. Bank sebagai lembaga keuangan tampaknya perlu mengimplementasikan konsep beyond budgeting karena diharapkan mampu membantu bank secara penuh untuk mewujudkan tujuan bank dalam mempertahankan seluruh komitmennya baik dengan pihak internal maupun eksternal. Dengan begitu, jelas akan terbukti kekuatan yang dimiliki bank dalam menghadapi persaingan yang begitu ketat dan membutuhkan strategi-strategi tertentu dalam melawan berbagai perubahan. Kepemimpinan transformasional dalam implementasi beyond budgeting merupakan hal penting yang perlu diterapkan oleh manajemen perusahaan sebagai upaya perubahan perilaku pemimpin yang lebih mendukung kinerja perusahaan. Dalam hal ini, manajer dituntut untuk terus berkolaborasi dengan bawahan dalam memberikan input atau informasi atas setiap tindakan yang hendak dijalankan. Kepemimpinan transformasional diharapkan dapat mendukung kesiapan implementasi beyond budgeting pada sebuah organisasi karena di samping menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara bawahan dengan atasan, pemimpin dapat pula menciptakan suatu bentuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kepemimpinan yang timbal balik, yaitu dengan garis organisasi yang tidak hanya top down tetapi sekaligus berupa bottom up Yudianto, 2009 Penganggaran tradisional dipertimbangkan sebagai alat manajemen yang paling penting untuk mengelola organisasi, mengevaluasi kinerja dan memotivasi karyawannya. Oleh karena itu, banyak perusahaan di Indonesia masih menggunakan penganggaran tradisional dan belum mengenal beyond budgeting. Namun, banyaknya kritik dan komentar negatif terhadap penganggaran tradisional harus menjadi perhatian bagi manajemen perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penelitian akuntansi manajemen di mana peran manajemen lini atau menengah belum tampak, yaitu dengan mengenalkan alternatif penganggaran yang dikenal dengan beyond budgeting kepada manajemen kantor cabang. Model ini diharapkan mampu menciptakan kepemimpinan transformasional yang mendorong strategi pengambilan keputusan dan persaingan sehat dalam usaha. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan simulasi dengan menganalisis apakah PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta siap mengimplementasikan beyond budgeting dan apakah kepemimpinan transformasional mendukung kesiapan implementasi beyond budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan masalah, sebagai berikut: 1. Apakah PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta siap mengimplementasikan beyond budgeting? 2. Apakah kepemimpinan transformasional mendukung kesiapan implementasi beyond budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta?

C. Batasan Masalah

Dari rumusan masalah yang telah dijelaskan tersebut, maka penelitian ini dibatasi pada dimensi perilaku kepemimpinan oleh Bass dan Avolio 2005 yang meliputi pengaruh ideal: atribut idealized influence: attributes, pengaruh ideal: perilaku idealized influence: behaviors, motivasi inspirasional inspirational motivation, stimulasi intelektual intellectual stimulation , dan pertimbangan individual individualized consideration.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta siap mengimplementasikan beyond budgeting. 2. Untuk mengetahui apakah kepemimpinan transformasional mendukung kesiapan implementasi beyond budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis Penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan teori-teori yang didapat dari perkuliahan dan sumber-sumber bacaan. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan dalam menanggapi isu penganggaran tradisional menuju implementasi beyond budgeting. 3. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bahan bacaan dan acuan pustaka, yang dapat memberi masukan bagi pihak-pihak yang berminat akan topik ini.

F. Sistematika Penulisan

Bab I. Pendahuluan Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II. Landasan Teori Bab ini menguraikan penjelasan atas teori-teori pendukung berkaitan dengan penelitian dan digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembahasan. Bab III. Metode Penelitian Bab ini menjelaskan cara yang akan digunakan dalam melakukan penelitian, meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan teknik pengumpulan data, variabel penelitian, pengukuran variabel, dan teknik analisa data. Bab IV. Gambaran Umum Bab ini menjelaskan gambaran secara umum tentang PT Bank MNC Internasional, Tbk. KC Yogyakarta. Bab V. Analisis Data dan Pembahasan Bab ini menjelaskan deskripsi data yang diperoleh, analisis data dan hasil penelitian serta interprestasi. Analisis dan pembahasan didasarkan pada teori yang telah dikemukakan. Bab VI. Penutup Bab ini merupakan bagian akhir penelitian yang mengemukakan kesimpulan dari hasil analisis, keterbatasan penelitian serta saran penulis.