LANDASAN Perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan terhadap minat, keaktifan, kemampuan merumuskan masalah dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan tahun pelajaran 2011/2012.

yang menarik bagi siswa, dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Pendapat lain yang diungkapkan Roestiyah 2001:20 bahwa metode discovery adalah proses mental mengamati, merumuskan masalah, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya dimana siswa mampu menemukan sendiri atau mengalami sendiri, sedangkan guru hanya membimbing serta memberikan instruksi. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode penemuan atau discovery adalah salah satu metode pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menyajikan materi pembelajaran. Tentu saja pembelajaran yang disajikan dalam metode ini menarik bagi siswa, dan dapat mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri jawaban atas permasalahan yang timbul dari materi pembelajaran. Menurut Roestiyah 2001:20-21 metode dicovery mempunyai keunggulan dan kelemahan. Keunggulan metode ini yaitu: a. Metode discovery mampu membantu siswa dalam mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta menguasai ketrampilan siswa. b. Siswa memperoleh pengetahuan yang sifatnya mendalam sehingga dapat tertinggal dalam diri siswa. c. Membangkitkan semangat dan gairah siswa dalam belajar d. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan memajukan dirinya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. e. Mampu mengarahkan dan memberikan motivasi pada siswa sehingga lebih giat belajar. f. Pusat metode ini adalah siswa, sedangkan guru hanya mendampingi dan mengarahkan siswa. Hal-hal di atas merupakan keunggulan metode discovery. Walaupun demikian baiknya, tetapi metode ini juga mempunyai kekurangan yang harus diperhatikan, diantaranya adalah: a. Siswa harus benar-benar siap mental untuk mendapatkan cara belajar dengan metode ini. b. Penggunaan metode discovery kurang berhasil apabila dilakukan pada kelas besar. c. Bagi guru dan siswa yang sudah terbiasa menggunakan perencanaan dan pembelajaran tradisional, maka akan kecewa dengan adanya metode penemuan. d. Beberapa ada yang berpendapat bahwa metode ini lebih mementingkan proses pengertian saja sedangkan pembentukan sikap dan ketrampilan siswa kurang diperhatikan. e. Kemungkinan pemakaian metode ini tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif. B Metode Ceramah Menurut Tanlain 2007:43 asal kata “ceramah berarti penuturan langsung secara lisan oleh penutur kepada para pendengar. Pada konteks mengajar , metode ceramah adalah salah satu metode mengajar kelas dengan cara penyajian poin-poin bahan ajar yang berupa informasi, konsep, prinsip, tugas oleh guru secara lisan kepada siswa, dan disertai penjelasan dengan contoh-contoh, gambar, ilustrasi, peragaan, pertanyaan dan audio visual. Selain itu, Tanlain 2009:48 juga mengungkapkan bahwa metode ceramah adalah metode pembelajaran dimana guru yang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas besar dengan cara menyajikan poin-poin bahan pelajaran berupa informasi, konsep dan prinsip yang disampaikan secara lisan langsung kepada siswa. Kelebihan metode ceramah menurut Munthe 2009: 61 adalah : a. Dapat digunakan di kelas besar. b. Materi yang banyak dapat disampaikan secara singkat. c. Lebih ekonomis, terlebih dari segi biaya. d. Baik bila materi baru belum tersedia dalam bentuk hard copy. Sedangkan kelemahan metode ini adalah : a. Membuat siswa menjaga daya tahan berkonsentrasi menggunakan indra telinga yang terbatas. b. Membuat siswa terganggu dengan hal-hal visual. c. Membuat siswa sulit menentukan gagasan. d. Siswa cenderung diperlakukan sama rata oleh guru. e. Guru cenderung bersifat otoriter dan kelas menjadi monoton. C Minat

a. Pengertian minat

Minat adalah salah satu hal yang penting dalam proses belajar. Menurut Syah 2007:136 minat interest adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam bidang studi tertentu. Dengan minat tersebut seorang siswa juga akan mencapai prestasi yang diinginkan. Menurut Djiwandono 2006:366 kegiatan siswa adalah kunci dari minat mereka. Dengan demikian melalui pengamatan guru melihat antusiasme dalam proses pembelajaran dan keingintahuan siswa terhadap materi, maka dapat dikatakan bahwa hal ini merupakan salah satu cara guru dalam mengukur minat siswa. Dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya guru menciptakan “meja minat”. Meja biasa, yang dapat diisi oleh siswa sendiri dengan barang-barang yang aneh yang disukai siswa dari rumah. Hal itu secara tidak langsung menarik minat anak sehingga akan memupuk minat siswa. Menurut Purnomo 2006:253 minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Hal ini kemudian akan mendatangkan kepuasan tersendiri bagi siswa. Bila kepuasan berkurang, minatpun juga akan berkurang. Minat memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap, antara lain: a Menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. b Mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak, semakin yakin mereka mengenai pekerjaan yang diidamkan, semakin besar minat mereka terhadap kegiatan yang mendukung tercapainya aspirasi itu. c Menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni. d Meningkatkan prestasi.

b. Indikator minat

Purnomo 2009:254 mengungkapkan beberapa indikator untuk menunjukkan bahwa siswa mempunyai minat dalam pembelajaran IPA antara lain: a memiliki perhatian terhadap pelajaran b sering bertanya sebagai wujud rasa ingin tahu c semangatnya lebih tinggi antusias ketika mengikuti pembelajaran d kreativitasnya muncul, cenderung selalu mencoba walaupun sering gagal, tidak akan pernah puas dengan hasil yang sudah dicapai.

c. Cara menumbuhkan minat

Sri Esti Wuryani dalam Poernomo, dkk 2006: 358-369 mengemukakan bahwa, agar siswa-siswi mereka tertarik pada materi pelajaran yang mereka sampaikan, maka yang harus dilakukan para guru adalah: a materi pelajaran yang disampaikan hendaknya berguna bagi siswa b menumbuhkan keingintahuan siswa c cara penyampaian pelajaran menarik dan bervariasi d menggunakan permainan dan simulasi e menggunakan tehnik-tehnik kerjasama kelompok. D Keaktifan Sriyono 1991: 74 mengungkapkan bahwa keaktifan adalah sesuatu yang diusahakan guru pada saat mengajar agar murid aktif secara jasmani maupun rohani. Siswa belajar secara aktif ketika mereka secara terus- menerus terlibat, baik secara mental maupun fisik. Pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup, giat, berkesinambungan, kuat, dan efektif. Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang dialami. Hal ini diungkapkan oleh Hollingsworth, dkk 2008:8. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa pengertian keaktifan: Menurut Sardiman 2001:98 aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Dalam hal ini menurut Rohani 2004:6-7 belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah siswa giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis kejiwaan adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Saat siswa aktif jasmaninya dengan sendirinya ia juga aktif jiwanya, begitu juga sebaliknya. E Kemampuan Merumuskan Masalah Santika 2009:5 mengungkapkan bahwa IPA memiliki metode khusus dalam proses pembelajaran yang disebut metode ilmiah. Metode ilmiah dalam IPA yang harus dikembangkan oleh para siswa diantaranya: a. Perumusan masalah Dalam perumusan masalah, siswa diharapkan supaya siswa mengetahui obyek atau permasalahan yang harus diteliti atau dipecahkan. b. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis Dalam hal ini siswa menyusun beberapa pertanyaan sebagai wujud dari rasa keingintahuannya terhadap sesuatu hal yang berhubungan dengan obyek IPA. c. Perumusan Hipotesis Perumusan hipotesis merupakan rumusan dugaan sementara yang ditulis oleh siswa berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. d. Pengujian hipotesis Dalam pengujian hipotesis, siswa melakukan kegiatan atau percobaan guna membuktikan hipotesisnya. e. Penarikan kesimpulan Dalam proses ini, siswa memperoleh makna dari pembelajaran sehingga dapat berguna bagi kehidupan sehari-hari. Menurut Sriyono 1992:97, ada lima tahapan yang ditempuh dalam menerapkan metode discovery yaitu a merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa, b menetapkan jawaban sementara atau hipotesis, c siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis, d menarik kesimpulan dari jawaban, dan e mengaplikasikan kesimpulan dalam situasi baru. F Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Prestasi adalah suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai. Prestasi dapat diukur dengan tes prestasi. Tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi. Prestasi belajar menurut WS. Winkel 1984:3 adalah merupakan bukti usaha yang dicapai. Belajar diartikan sebagai suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan dengan didapatnya kemampuan baru yang diperoleh. Dengan demikian belajar sebagai alat dalam prestasi belajar merupakan suatu perubahan yang disengaja dan berlangsung lama sehingga untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa dalam belajar maka diadakan tes prestasi. Prestasi belajar juga sangat ditentukan oleh adanya evaluasi suatu hasil belajar. Evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana proses belajar tercapai dan bantuan yang perlu diberikan tidak mencapai hasil yang diberikan. Prestasi belajar dapat juga diukur dengan menggunakan tes formatif. Tes formatif adalah penggunaan tes prestasi guna melihat sejauh mana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pengajaran. Tes Sumatif adalah penggunaan tes prestasi guna menghasilkan informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam suatu program pengajaran. Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Dari definisi di atas maka prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan nilai- nilai tes atau angka-angka yang dibukukan oleh guru. Sedangkan pengertian secara umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi yang telah dicapai seseorang dalam bidang tertentu. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar akan nampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari evaluasi belajarnya. Usaha mengevaluasi hasil belajar biasanya dilakukan dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk ujian tertulis, lisan maupun praktek yang kemudian diberi skor, yang bisa berwujud angka.

b. Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Roestiyah 1982:159 prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a Faktor internal Yang dimaksud faktor internal adalah faktor-faktor yang timbul di dalam diri anak itu sendiri. Faktor Internal ini diantaranya sebagai berikut: 1 Tujuan belajar yang jelas dari siswa Siswa menganggap dirinya masuk ke sekolah lanjutan sekedar memenuhi anjuran orang tua atau sekedar menggunakan waktu senggang dan hanya sekedar menjaga gengsi melanjutkan sekolah dengan maksud agar memperoleh hadiah sepeda bagus atau mungkin ada yang berpendapat bahwa sekolah lanjutan adalah tempat pergaulan siswa. Jadi seseorang yang mau belajar harus punya tujuan yang jelas jika ingin prestasi belajarnya baik. 2 Minat terhadap bahan pelajaran Minat menentukan sukses tidaknya seorang siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Setiap siswa hendaknya punya minat terhadap mata pelajaran yang diikutinya. Kurangnya minat belajar berpengaruh terhadap prestasinya. 3 Kesehatan Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang. Dengan badan yang sering sakit-sakitan dan kurang tenaga merupakan faktor penghambat kemajuan belajar seseorang. 4 Kecakapan mengikuti pelajaran Cakap mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal-hal yang diajarkan dan kemudian akan menambah pengetahuan yang lebih luas untuk bisa memahami dan mengerti isi pelajaran diperlukan perhatian dan konsentrasi, menanggapi secara kritis apa yang diajarkan, sebelumnya mengikuti pelajaran lebih dahulu membaca pokok-pokok yang diajarkan b Faktor Eksternal Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar si anak. Faktor eksternal ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1 Faktor yang datang dari lingkungan keluarga, misalnya cara orang tua mendidik anak, suasana keluarga, dan sosial ekonomi keluarga. 2 Faktor yang datang dari masyarakat, misalnya cara hidup lingkungan, teman bergaul, media cetak maupun elektronik. Faktor yang datang dari lingkungan sekolah, misalnya cara guru menyampaikan pelajaran standar pelajaran, perpustakaan sekolah G Pembelajaran IPA Pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam pada usia sekolah dasar penting dilakukan, hal ini karena manusia tanpa disadari telah mengenal dan mempraktekkan IPA sejak ia dilahirkan. Menurut Santika 2009:1 IPA merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan makhluk hidup dan alam semesta. Dalam pembelajaran IPA perlu dilakukan suatu eksperimen untuk penguatan secara konseptual. Menurut Srini 2001:2 kata IPA merupakan singkatan kata Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “ Natural Science” secara singkat disebut “Science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya pengetahuan. Jadi IPA atau science itu secara harafiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam yang mempelajari peristiwa-peristiwa di alam semesta. 1. Kompetensi Dasar IPA SD Kelas 1V Materi pembelajaran IPA yang digunakan dalam penelitian ini mengambil standar kompetensi 8 tentang memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari pada kompetensi dasar 8.4 menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik Depdiknas, 2007. Ikhwan dan Wahyudi 2009:109 mengatakan bahwa bunyi merupakan bentuk energi yang disebabkan oleh benda bergetar. Menurut Aprilia 2009:136 bunyi merupakan energi. Suatu benda yang menghasilkan bunyi disebut sumber energi bunyi. Bunyi berasal dari getaran. 2. Materi Pembelajaran IPA a. Perubahan Energi Bunyi melalui penggunaan alat musik Aprilia 2009: 139-140 mengatakan dalam bukunya bahwa “d i dalam piano terdapat banyak senar yang terbuat dari baja. Senar ini dipasang dengan cara diregangkan. Apabila kita menekan tuts piano, maka pemukul di dalam piano memukul sebuah senar. Senar ini bergetar dan menimbulkan bunyi. Bunyi ini disebut nada. Ukuran senarnya berbedabeda. Inilah yang membuat tinggi dan rendahnya nada berbeda. Harmonika juga dapat menghasilkan bunyi bila ditiup. Ketika ditiup, lidah-lidah logam yang terletak di dalamnya bergetar dan menghasilkan nada. Hasilnya, kita bisa mendengarkan bunyi yang indah dari harmonika itu. Seruling dapat menghasilkan bunyi yang indah ketika ditiup. Udara yang ditiupkan ke dalam seruling membuat udara di dalamnya bergetar. Untuk menghasilkan nada yang berbeda-beda, jemari kita harus menutup sebagian lubang-lubang pada seruling tersebut. Itulah yang menyebabkan seruling menghasilkan nada-nada yang indah. Biola dapat menghasilkan bunyi ketika digesek. Gesekan yang terjadi antara senar biola dan alat penggeseknya menghasilkan bunyi. Jika ingin memainkan nada yang berbeda, maka kita harus menekan sebagian senar yang ada pada biola tersebut. Gitar dapat menghasilkan bunyi ketika dawainya dipetik. Petikan itu menyebabkan dawai bergetar. Nada-nada yang indah pun akan terdengar ketika kita menekan sebagian senar yang ada pada gitar tersebut. Semakin halus dan pendek senarnya, maka semakin tinggi nada yang dihasilkan”. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi bunyi Faktor-faktor yang berpengaruh pada besar kecilnya bunyi yang dihasilkan menurut Mulyatiarifin 2009:79 adalah: 1 Jarak sumber bunyi terhadap penerima. 2 Kuat atau lemahnya getaran yang dihasilkan. 3 Energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan benda. 4 Jenis benda yang bergetar. H Penelitian yang Relevan Metode penemuan telah banyak digunakan untuk pembelajaran IPA baik kelas rendah Sekolah Dasar maupun tingkat perguruan tinggi, yaitu untuk meningkatkan pemahaman konsep belajar. Berikut ini dipaparkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya : Sugiarti, A. Ma. Pd. melakukan penelitian tentang “Meningkatkan Prestasi Belajar IPA dengan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing pada siswa kelas VI SDN Ardomulyo I Kecamatan Singosari Kabupaten Malang”. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh sebelum tindakan penelitian nilai rata-rata ulangan 58, setelah adanya tindakan nilai rata-rata ulangan mencapai 67,93 pada akhir siklus 1 dan 75,86 pada akhir siklus 2. Adanya peningkatan prestasi belajar pada siswa disebabkan karena siswa benar- benar terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran. Tutik Utaminingsih, S.Pd. melakukan penelitian tentang Pendekatan Metode Penemuan discovery pada pembelajaran Fisika mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Bobkri II Yogyakarta yaitu ada peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan pada kelas penelitian, yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan metode penemuan. Minat belajar siswa di kelas penelitian lebih tinggi dibanding kelas kontrol, dimana siswa lebih menyukai proses pengajaran. Siswa dapat mencerna materi pengajaran serta lebih berminat untuk mempelajari bidang studi fisika. Selain itu diperoleh hasil bahwa dengan pendekatan penemuan, keaktifan siswa dalam belajar di kelas lebih baik, dimana siswa kelas menjadi lebih aktif dalam mengemukakan pendapat, bertanya pada guru, bertanya pada siswa lain, pengerjaan tugas atau laporan serta dalam menjawab pertanyaan lisan dari guru. I Hipotesis Penelitian Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : a. Ada perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan yang lebih tinggi daripada metode ceramah terhadap minat pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SDK Wirobrajan pada semester ganjil 20112012. b. Ada perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan yang lebih tinggi daripada metode ceramah terhadap keaktifan pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SDK Wirobrajan pada semester ganjil 20112012. c. Ada perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan yang lebih tinggi daripada metode ceramah terhadap kemampuan merumuskan masalah pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SDK Wirobrajan pada semester ganjil 20112012. d. Ada perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan yang lebih tinggi daripada metode ceramah terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SDK Wirobrajan pada semester ganjil 20112012.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimental yaitu tipe pretest posttest control group design Sugiyono, 2010:112. Dalam desain ini terdapat 2 kelompok yang dipilih secara acak atau random melalui undian. Kelompok eksperimen yaitu kelas IV A diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan sedangkan kelompok kontrol yaitu kelas IV B pembelajarannya menggunakan cara tradisional yaitu menggunakan metode ceramah. Sebelumnya kedua kelompok ini diberikan pretest yang sama, untuk mengetahui keadaan awal. Pada saat pembelajaran berlangsung, pengamatan juga dilakukan pada kedua kelompok ini guna mengetahui keaktifan siswa. Setelah beberapa kali pembelajaran, kemudian diberikan post test pada kedua kelompok. Berikut desainnya: R1 O1 X1 O2 R2 O3 X2 O4 Keterangan : R1: kelompok penemuan R2: kelompok kontrol O1, O3 : pretest O2, O4: posttest X: perlakuan 24 B Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDK Wirobrajan Yogyakarta yang terletak Jl. HOS Cokroaminoto no 8 Yogyakarta. Tempat penelitian ini berdasarkan lokasi yang cukup dekat dengan peneliti, sekaligus menjadi tempat Pemantapan Kemampuan Mengajar PKM. Subyek penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok eksperimen adalah siswa kelas IV A yang berjumlah 31 siswa. Kelompok kontrol adalah siswa kelas IV B yang berjumlah 29 siswa. Pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan oleh guru mitra yaitu guru kelas IV B. Sedang kelompok eksperimen dilakukan oleh peneliti sendiri. Hal ini dikarenakan peneliti lebih menguasai RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat menggunakan metode penemuan daripada guru mitra, dan menghindarkan manipulasi pembelajaran bila peneliti juga mengajar di kelas kontrol. Pengamatan dan dokumentasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung oleh rekan peneliti baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol untuk melihat keaktifan siswa. C Variabel Penelitian Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada lima yaitu: 1. Variabel independen bebas adalah varibel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat.

Dokumen yang terkait

Peningkatan kemampuan menyimak melalui penerapan metode permainan bisik berantai pada siswa kelas III MI Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 14 172

Pengaruh sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMP bakti Mulya 400 Pondok Pinang Jakarta Selatan

0 4 89

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Upaya meningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran pkn pada pokok bahasan sejarah berdirinya asean melalui penerapan metode jigsaw pada siswa kelas VI di MI Arrobiatul Adawiyah Kota Tangerang Tahun ajaran 2012/2013

0 22 114

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Pengaruh Reward dan Punishment terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Quran di SD Islam Al-Fajar Villa Nusa Indah Bekasi

1 7 0

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

Pengaruh penerapan metode ceramah bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMK Al-Hidayah Lestari

7 66 115

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Pengunaan Model Cooperative Learning tipe student team achivement division (STAD) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV B SDN 08 Metro TImur tahun pelajaran 2011/2012

0 6 44